Waktu pengukuran Penentuan persen peredaman Penentuan nilai IC

29 garis tanda konsentrasi 10 00 μgml. 3.7.7 Pembuatan larutan uji vitamin C Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 ml; 0,1 ml; 0,15 ml; 0,2 ml ke dalam labu ukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 2 μgml, 4 μgml, 6 μgml, 8 μgml, kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 μgml lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Didiamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang 516 nm.

3.7.8 Waktu pengukuran

Lamapengukuran metode DPPH menurut beberapa literatur yang direkomendasikan adalah selama 60 menit, tetapi dalam beberapa penelitian waktu yang digunakan sangat bervariasi yaitu dari 1 menit hingga 240 menit Rosidah, et al., 2008; Molyneux, 2004; Marinova, 2011. Sebanyak 1,25 ml larutan induk baku ekstrak etanol daun kari dipipet ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM lalu dicukupkan dengan metanol hingga garis tanda, dihomogenkan lalu diukur.

3.7.9 Penentuan persen peredaman

Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH peredaman warna ungu DPPH akibat adanya penambahan larutan uji. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan larutan uji tersebut dihitung sebagai persen peredaman. Universitas Sumatera Utara 30 Peredaman = �������� −������� �������� x 100 Keterangan : A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel Rosidah, et al., 2008; Marinova, 2011.

3.7.10 Penentuan nilai IC

50 Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji μgml yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50 mampu menghambat meredam proses oksidasi sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak memunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak μgml sebagai absis sumbu X dan nilai peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 μgml, kuat untuk IC 50 bernilai 50- 100 μgml, sedang jika IC 50 bernilai 101- 150 μgml dan lemah jika IC 50 bernilai lebih dari 150 μgml Fidrianny, dkk., 2014. Universitas Sumatera Utara 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Indentifikasi Tumbuhan Hasil indentifikasi tumbuhan yang dilakukan Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah daun kari Murraya koenigii L dapat dilihat pada Lampiran1 halaman 42 4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia 4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik daun kari segar dicirikan dengan warna permukaan luar hijau, daun berbentuk oval dengan ujung runcing, panjang 4-5 cm, lebar 2 cm, pinggir daun bergerigi, permukaan daun licin. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun kari dicirikan dengan serbuk berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas. Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 46.

4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik pada serbuk simplisia diperoleh adanya stomata tipe anisositik, berkas pembuluh, rambut penutup dan tetes minyak atsiri.Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 47.

4.2.3 Hasil pemeriksaan karakterisasi

Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun kari dapat dilihat pada Tabel 4.1 Penetapan kadar air pada simplisia yang digunakan untuk mengetehui jumlah air yang terkandung di dalam simplisia yang digunakan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan EkstrakEtanol Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) dengan Mmetode DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 9 70

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

8 28 109

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol bunga familia malvaceae dengan metode dpph (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) COVER

1 2 17

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 16

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 4

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 4 14

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 3

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

3 3 13