Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum Hasil penentuan operating time larutan DPPH dalam metanol

33

4.3 Hasil skrining fitokimia

Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia daun kari dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini Tabel 4.2 Hasil skrining serbuk simplisia daun kari No Pemeriksaan Simplisia 1 Alkaloid + 2 Flavonoid + 3 Glikosida + 4 Saponin + 5 Tanin + 6 Steroid Triterpenoid + Keterangan :+ positif : mengandung golongan senyawa - negatif : tidak mengandung golongan senyawa Hasil skrining fitokimia daun kari berupa serbuk simplisia menunjukkan hasil positif dari senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroidtriterpenoid. Daun kari mengandung senyawa polifenol yang memiliki sifat sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam monsentrasi rendah Fachraniah, 2012.

4.4 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan

Hasil uji aktivitas antioksidan daun kari dengan metode pemerangkapan 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl DPPH secara spektrofotometri visibel.

4.4.1 Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Pengukuran serapan maksimum larutan DPPH 40 μgml dalam metanol dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visibel. Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 34 Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Kurva Serapan maksimum l arutan DPPH 40 μgml dalam metanol Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel Hasil pengukuran menunjukkan bahwa larutan DPPH dalam metanol menghasilkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516,0 nm. Panjang gelombang 516,0 nm, termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar tampak 400-750 nm Rohman, 2007. Penetuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang yang mempunyai serapan maksimum, yaitu saat senyawa berwarna terbentuk telah optimum sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum Undri dan Purwati, 2012.

4.4.2. Hasil penentuan operating time larutan DPPH dalam metanol

Operating time digunakan untuk menetukan waktu paling tepat ekstrak uji dalam meredam radikal bebas DPPH. Operating time ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Hasil Universitas Sumatera Utara 35 penentuan operating time diperoleh waktu kerja terbaik pada menit ke 60 setelah penambahan pelarut metanol dapatdilihat pada Gambar 4.2 berikut ini: 4.4.3Hasil analisis aktivitas antioksidan EEDK dan vitamin C Aktivitas antioksidan daun kari diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi DPPH pada menit ke-60 dengan adanya penambahan larutan uji dengan konsentrasi 50 μgml, 65 μgml, 80 μgml dan 95 μgml yang dibandingkan dengan kontrol DPPH tanpa penambahan larutan uji. Pada hasil analisis aktivitas antioksidan dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi larutan uji ekstrak etanol daun kari dan vitamin C terhadap kontrol pada setiap kenaikan konsentrasi. Penurunan absorbansi DPPH dan persen pemerangkapan dengan penambahan ekstrak etanol daun kari dan vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.3 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh ekstrak etanol daun kari Larutan uji Konsentrasi μgml Absorbansi Pemerangkapan Rata- rata I II III I II III EEDK 0,97 0,97 0,97 0,00 0,00 0,00 0,00 50 0,37 0,37 0,37 61,71 61,07 61,07 61,42 65 0,26 0,26 0,26 72,92 72,71 72,46 72,69 80 0,14 0,14 0,14 85,08 84,87 84,71 84,88 95 0,09 0,09 0,09 90,68 90,68 90,68 90,55 Tabel 4.4 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh vitamin C Larutan uji Konsentrasi Absorbansi Pemerangkapan Rata- rata I II III I II III Vitamin C 1,42 1,41 1,3 0,00 0,00 0,00 0,00 2 0,33 0,34 0,3 76,31 75,80 75,05 75,72 4 0,07 0,07 0,07 94,48 94,59 94,77 94,61 6 0,06 0,06 0,06 95,21 95,54 95,36 95,37 8 0,05 0,05 0,05 95,85 95,82 95,76 95,76 Penurunan nilai absorbansi menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin besar. Penurunan nilai ini terjadi karena larutan uji memerangkap DPPH dan pemerangkapan terjadi karena adanya transfer elektron atom hidrogen antioksidan kepada DPPH. Interaksi ini akan menetralkan radikal bebas DPPH. Semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan ditandai dengan warna larutan yang berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya akan hilang Molyneux, 2004. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa ekstrak etanol daun kari memiliki nilai IC 50 yang besar yaitu 45,88. Menurut Fidrianny, dkk., 2014, secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 μgml, kuat untuk IC 50 bernilai 50-100 μgml, sedang jika IC 50 bernilai Universitas Sumatera Utara 37 101-150 μgml dan lemah jika IC 50 bernilai lebih dari 15 0 μgml. Persen pemerangkapan dan nilai IC 50 dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 51. Hubungan antara konsentrasi dengan persen pemerangkapan radikal bebas DPPH oleh Ekstrak etanol daun kari dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan untuk vitamin C dapat dilihat pada Gambar 4.3 halaman 37. Gambar 4.2 Grafik hasil uji aktivitas antioksidan EEDK Gambar 3.3 Grafik hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C Hasilpersamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 yang diperoleh dari ekstrak etanol daun kari dan vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.5 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 yang diperolehdari ekstrak etanol daun kari dan vitamin C Larutan Uji Persamaan regresi IC 50 μgml Ekstrak etanol daun kari y = 0,98x + 4,95 45,88 Vitamin C y = 12,57x + 10,93 3,10 Tabel4.5menunjukkan aktivitas antioksidan EEDK dalam kategori sangat kuat dengan nilai IC 50 sebesar 45,88 μgml, dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat juga dengan nilai IC 50 sebesar 3,10 μgml. Hal ini dikarenakan bahwa vitamin C merupakan senyawa murni sedangkan ekstrak etanol daun kari masih berupa campuran beberapa senyawa. Tabel 4.6 Kategori nilai IC 50 sebagai antioksidan No. Kategori Konsentrasi μgml 1. Sangat kuat ≤50 2. Kuat 50 – 100 3. Sedang 101 – 150 4. Lemah ≥ 150 Sumber: Fidrianny, dkk 2014. Universitas Sumatera Utara 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakterisasi simplisia daun kari diperoleh kadar air 5,98; kadar sari yang larut dalam air 3,63; kadar sari yang larut dalam etanol 8,36; kadar abu yang tidak larut asam 0,816; kadar abu total 7,89. 2. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada daun kari adalah alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, saponin dan steroidtriterpenoid 3. Hasil analisis nilai IC 50 diperoleh nilai IC 50 Ekstrak etanol daun kari sebesar 45,88 μgml dan vitamin Csebesar 3,10 μgml.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode dan pelarut yang lain maupun uji aktivitas biologi lainnya. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan EkstrakEtanol Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) dengan Mmetode DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 9 70

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

8 28 109

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol bunga familia malvaceae dengan metode dpph (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) COVER

1 2 17

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 16

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 4

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 4 14

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 3

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

3 3 13