karbon klor seperti Dichlorodiphenyltricloroethane DDT mulai banyak dipergunakan. Kemudian menyusul insektisida berbahan aktif senyawa pospor
seperti Diazinon dan Malation Wudianto, 1999.
2.3.2. Pengertian Pestisida
Pestisida Inggris: pesticide secara harfiah berarti pembunuh hama pest: hama; cide
: membunuh. Menurut Pemerintah No. 71973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman,
bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian; 2.
Mengendalikan rerumputan; 3.
Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan; 4.
Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak;
5. Mengendalikan hama-hama air;
6. Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah, dan air Djojosumarto, 2000.
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah sebagai berikut.
1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan,
mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang mengerat, nematoda,
Universitas Sumatera Utara
gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.
2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan
tanaman atau pengering tanaman Djojosumarto, 2000.
2.3.3. Penggolongan Pestisida
Pestisida dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pengklasifikasian.
2.3.3.1. Penggolongan pestisida berdasarkan asal bahan yang digunakan.
Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk membuat pestisida, maka pestisida dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Pestisida Sintetik adalah pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia, contohnya organofosfat, organoklorin dan karbamat.
2. Pestisida Biologi adalah pestisida yang berasal dari jasad renik atau mikrobia, contohnya jamur, bakteri atau virus.
3. Pestisida Alami adalah Pestisida yang berasal dari bahan alam Djojosumarto, 2008.
2.3.3.2. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan.
Berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan, maka pestisida dapat dibedakan
menjadi enam golongan yaitu:
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua jenis serangga.
2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa digunakan untuk memberantas dan mencengah fungicendawan.
Universitas Sumatera Utara
3. Herbisida adalah bahan yang mengandung senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan penggangu yang disebut gulma.
4. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat misalnya tikus.
5. Bakterisida adalah bahan yang mengandung senyawa beracun yang digunakan untuk membunuh bakteri.
6. Nematisida adalah bahan yang mengandung senyawa beracun untuk mengendalikan cacing Wudianto, 1999.
2.3.4. Insektisida Organofosfat
Senyawa organofosfat pada saat ini hampir mencapai lebih dari 50 dari insektisida yang terdaftar. Organofosfat adalah peracun syaraf yang membunuh
vertebrata dan invertebrata melalui penghambatan kerjanya enzim kolinesterase tertentu didalam sistem syaraf. Insektisida adalah bahan yang mengandung
senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua jenis serangga Triharso, 2004.
Gejala keracunan yang ditimbulkan apabila pestisida golongan organofosfat masuk kedalam tubuh manusia adalah timbul gerakan otot-otot
tertentu, penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, banyak berkeringat, air liur banyak keluar, mual, pusing, kejang-kejang, muntah-muntah, detak jantung
menjadi cepat, mencret, sesak nafas, otot tidak bisa digerakkan dan akhirnya pingsan Wudianto, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Asefat