22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian efek toksik ekstrak etanol kulit buah markisa ungu Passiflora edulis
Sims, dilakukan terhadap mencit jantan. Pada penelitian ini, dosis ekstrak etanol kulit buah markisa ungu yang digunakan: 500, 1000, 2000 dan 5000 mgkg
bb. Pengamatan dilakukan selama 14 hari meliputi pengamatan gejala toksik, berat badan, konsumsi makanan dan minuman, kematian hewan, berat organ
relatif, serta pemeriksaan makropatologi dan histopatologi organ hati mencit.
4.1 Hasil Pengamatan Gejala Toksik
Pengamatan terhadap pengujian efek toksik dilakukan pada setiap kelompok, efek toksik yang terjadi diamati dibandingkan dengan kontrol. Waktu
pengamatan adalah 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, 120 menit, 180 menit dan 240 menit. Total waktu pengamatan adalah 4 jam. Pengamatan
efek toksik meliputi uji panggung, uji katalepsi, uji urinasi, uji defekasi dan uji salivasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1 - Tabel 4.5.
Tabel 4.1 Hasil uji panggung
N0. Dosis Waktu menit
5 10
15 30
60 120
180 240
1 K
- -
- -
- -
- -
2 P1
- -
- -
- -
- -
3 P2
- -
- -
- -
- -
4 P3
- -
- -
- -
+ +
5 P4
- -
- -
+ +
+ +
Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 500 mgkg bb; P2 = dosis 1000 mgkg bb; P3 = dosis 2000 mgkg bb; P4 = dosis 5000 mgkg bb; - = tidak
menunjukkan penurunan aktivitas motorik; + = menunjukkan penurunan aktivitas motorik
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan Tabel 4.1 pada uji panggung menunjukkan bahwa mencit setelah pemberian EEKBMU masih dalam keadaan normal, tidak ditemukan
gejala toksik pada kelompok kontrol, dosis 500 dan 1000 mgkg bb, namun pada perlakuan dosis 2000 dan 5000 mgkg bb ditemukan gejala toksik berupa
penurunan aktivitas motorik mencit ditandai dengan abduksi, di mana kaki terbuka karena adanya depresi SSP, ataksia sempoyongan dan reaksi refleks
yaitu ketidakmampuan mencit membalikkan dirinya apabila diletakkan dengan punggung yang terbalik Pudjiastuti, 2009.
Tabel 4.2
Hasil uji katalepsi N0. Dosis
Waktu menit 5
10 15
30 60
120 180
240 1
K -
- -
- -
- -
- 2
P1 -
- -
- -
- -
- 3
P2 -
- -
- -
- -
- 4
P3 -
- -
- -
+ +
+ 5
P4 -
- -
+ +
+ +
+ Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 500 mgkg bb; P2 = dosis 1000 mgkg bb;
P3 = dosis 2000 mgkg bb; P4 = dosis 5000 mgkg bb; - = kaki depan mencit mudah mencapai permukaan meja; + = kaki depan
mencit tidak mudah mencapai permukaan meja
Berdasarkan Tabel 4.2 pada uji katalepsi menunjukkan umumnya mencit setelah pemberian EEKBMU masih dalam keadaan normal pada kelompok
kontrol, dosis 500 dan 1000 mgkg bb yaitu mudahnya kaki depan mencit mencapai permukaan meja yang ditaruh pada pensil yang digerakkan dari atas ke
bawah. Pada dosis 2000 dan 5000 mgkg bb kaki depan mencit susah digerakkan ditandai dengan gangguan neurologi yaitu adanya reaksi ketegangan kekakuan,
tremor, mencit terlihat gemetar dan kejang yang disebabkan adanya stimulasi SSP Pudjiastuti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 4.3 Hasil uji urinasi
N0. Dosis Waktu menit
5 10
15 30
60 120
180 240
1 K
- -
- -
+ -
- -
2 P1
- -
- -
- +
+ -
3 P2
- -
- +
- +
+ +
4 P3
- -
+ +
+ +
+ +
5 P4
+ +
+ +
+ +
+ +
Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 500 mgkg bb; P2 = dosis 1000 mgkg bb; P3 = dosis 2000 mgkg bb; P4 = dosis 5000 mgkg bb; - = tidak ada
pengeluaran urin; + = adanya pengeluaran urin
Berdasarkan Tabel 4.3 pada uji urinasi umumnya menunjukkan bahwa mencit setelah pemberian EEKBMU masih dalam keadaan normal pada kelompok
kontrol dan dosis 500 mgkg bb masih mengeluarkan urin sebagaimana mestinya, namun pada kelompok dosis 1000, 2000 dan 5000 mgkg bb pengeluaran urin
mencit sudah sangat berlebihan. Pengeluaran urin yang berlebihan menunjukkan adanya sifat muskarinik Pudjiastuti, 2009.
Tabel 4.4 Hasil uji defekasi
N0. Dosis Waktu menit
5 10
15 30
60 120
180 240
1 K
- -
- -
+ -
+ -
2 P1
- -
- +
- +
+ -
3 P2
- -
- +
+ +
- +
4 P3
- -
+ +
+ ++
++ ++
5 P4
+ +
- +
++ ++
++ ++
Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 500 mgkg bb; P2 = dosis 1000 mgkg bb; P3 = dosis 2000 mgkg bb; P4 = dosis 5000 mgkg bb; - = tidak ada
pengeluaran feses; + = adanya pengeluaran feses; ++ = adanya pengeluaran feses yang berlebihandiare
Berdasarkan Tabel 4.4 pada uji defekasi umumnya menunjukkan bahwa mencit setelah pemberian EEKBMU masih dalam keadaan normal, pada
kelompok kontrol, dosis 500 dan dosis 1000 mgkg bb masih mengeluarkan feses sebagaimana mestinya, namun pada kelompok dosis 2000 dan 5000 mgkg bb
pengeluaran feses pada mencit sudah sangat berlebihan, mencit mengalami diare.
Universitas Sumatera Utara
25
Diare menunjukkan adanya tanda-tanda muskarinik dan merupakan salah satu gejala toksik Pudjiastuti, 2009; dan Retnomurti, 2008
Tabel 4.5 Hasil uji salivasi
N0. Dosis Waktu menit
5 10
15 30
60 120
180 240
1 K
- -
- -
- -
- -
2 P1
- -
- -
- -
- -
3 P2
- -
- -
- -
- -
4 P3
- -
- -
- -
- -
5 P4
- -
- -
- -
- -
Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 500 mgkg bb; P2 = dosis 1000 mgkg bb; P3 = dosis 2000 mgkg bb; P4 = dosis 5000 mgkg bb; - = tidak
adanya pengeluaran saliva; + = adanya pengeluaran saliva
Berdasarkan Tabel 4.5 pada uji salivasi yaitu tidak adanya pengeluaran saliva pada mencit pada semua kelompok, menunjukkan bahwa mencit masih
dalam keadaan normal. Evaluasi toksisitas akut tidak hanya mengenai LD
50
tetapi juga terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi dan aktivitas motorik hewan uji
untuk mendapatkan gambaran kematian Retnomurti, 2008. Berdasarkan hasil pengamatan gejala toksik diatas terlihat bahwa mencit setelah pemberian
EEKBMU menunjukkan adanya hubungan antara dosis dan efek toksik, semakin besar dosis yang diberikan maka semakin besar pula efek toksik yang timbul Lu,
1995.
4.2 Hasil Pengamatan Berat Badan