17
histopatologi adalah larutan hematoxylin, larutan eosin, etanol 70, etanol 80, etanol 96, etanol absolut, xylol, paraffin cair, cairan perekat DPX.
3.2 Hewan Penelitian
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Mus Musculus jantan yang sehat sebanyak 25 ekor dengan bobot 20
– 30 g. Mencit diaklimatisasi terlebih dahulu selama 7
– 14 hari. Hewan diletakkan di dalam kandang, diberi makan pelet ikan dan minum air suling.
3.3 Tahap Penelitian 3.3.1 Penyiapan ekstrak etanol kulit buah markisa ungu EEKBMU
Ekstrak etanol kulit buah markisa ungu EEKBMU diperoleh dari penelitian sebelumnya yang berjudul Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan
Fraksi-Fraksi Kulit Buah Markisa Ungu Passiflora edulis Sims Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherychia coli Nugraha, 2015.
3.3.2 Pembuatan suspensi Na-CMC 0,5 bv
Sebanyak 0,5 g Na-CMC dimasukkan kedalam lumpang yang telah berisi air panas sebanyak 1 ml, dibiarkan selama 15 menit sehingga mengembang,
digerus hingga diperoleh massa yang transparan, lalu diencerkan dengan aquades, dimasukkan kedalam wadah, cukupkan dengan aquades hingga 100 ml.
3.3.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol kulit buah markisa ungu EEKBMU
Dalam pengujian akan digunakan 4 variasi dosis yakni dosis 500 mgkg bb, 1000 mgkg bb, 2000 mgkg bb dan 5000 mgkg bb. Ditimbang EEKBMU
sebanyak 500 mg, 1000 mg, 2000 mg, 5000 mg. Masing-masing dimasukkan
Universitas Sumatera Utara
18
kedalam lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen hingga 10 ml.
3.3.4 Penyiapan dan pengelompokan hewan uji
Hewan uji yang digunakan yaitu mencit Mus Musculus jantan yang sehat sebanyak 25 ekor dengan bobot 20
– 30 g. Mencit dibagi ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok
2 – 5 sebagai kelompok perlakuan. perhitungan volume pemberian dapat dilihat
pada lampiran 11, hal. 54. Pembagian kelompok sebagai berikut :
Kelompok 1 K : Kontrol, diberi larutan suspensi Na-CMC 0,5 bv Kelompok 2 P1 : Perlakuan, diberikan EEKBMU dengan dosis 500 mgkg bb
Kelompok 3 P2 : Perlakuan, diberikan EEKBMU dengan dosis 1000 mgkg bb Kelompok 4 P3 : Perlakuan, diberikan EEKBMU dengan dosis 2000 mgkg bb
Kelompok 5 P4 : Perlakuan, diberikan EEKBMU dengan dosis 5000 mgkg bb
3.3.5 Pemberian sediaan uji dan pengamatan gejala toksik
Sediaan uji diberikan pada hewan uji secara peroral menggunakan oral sonde dengan pemberian sekali selama masa uji. Hewan uji dipuasakan terlebih
dahulu selama 3 - 4 jam dengan tetap diberi minum. Dari setiap kelompok diambil secara acak, efek toksik yang terjadi diamati dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Waktu pengamatan adalah 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit. Total waktu pengamatan adalah 4 jam
dan setelah itu selama 14 hari. Pada perlakuan untuk mengamati efek toksik yang timbul dilakukan pengujian yang meliputi uji panggung, uji katalepsi, uji urinasi,
uji defekasi dan uji salivasi. Pengujian diulangi kembali pada mencit yang lain
Universitas Sumatera Utara
19
dalam kelompok yang sama, dilanjutkan dengan kelompok yang lain. Mencit diamati dan ditentukan LD
50
nya untuk menentukan tingkat toksisitas dengan melihat jumlah mencit yang mati.
Adapun cara pengujian untuk mengamati efek gejala toksik, yaitu : a. Uji panggung
Mencit yang telah diberi EEKBMU diletakkan diatas meja alas bundar dengan diameter 30
– 40 cm dan tinggi 40 – 45 cm. Pada uji ini yang diamati adalah aktivitas mencit secara umum dan aktivitas motorik BPOM RI, 2011.
b. Uji katalepsi Mencit yang telah diberi EEKBMU diletakkan diatas pensil yang
digerakkan dari atas kebawah 2 – 3 cm diatas permukaan meja. Dicatat mudah
tidaknya kaki depan mencit jatuh kembali keatas meja BPOM RI, 2011. c. Uji urinasi
Pengeluaran urin mencit yang telah diberi EEKBMU dibandingkan dengan kontrol, menggunakan kertas saring BPOM RI, 2011.
d. Uji defekasi Pengeluaran tinja mencit yang telah diberi EEKBMU dibandingkan
dengan kontrol, menggunakan kertas saring BPOM RI, 2011. e. Uji salivasi
Pengeluaran saliva mencit yang telah diberi EEKBMU dibandingkan dengan kontrol, menggunakan kertas saring BPOM RI, 2011.
Universitas Sumatera Utara
20
3.3.6 Pengamatan berat badan