Prosedur Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Internasional

Hal serupa dikemukakan juga oleh Brierly, bahwa Mahkamah Tetap Arbitrasi diciptakan oleh Konvensi Den Haag untuk penyelesaian perselisihan antar negara secara damai, yang dibuat dalam tahun 1899, dan diubah di tahun 1907. Arbitrasi memiliki garis sejarah yang panjang. 38 a. Arbitor Tunggal, Dikenal sejak zaman Yunani kuno. Akan tetapi Aritrasi modern sebagaimana yang dikenal sekarang ini dimulai sejak adanya Jay Treaty tahun 1794 yang dibuat oleh Inggris dan Amerika Serikat. Sejak saat itu dikenal tiga tipe arbitrasi ad hoc, yaitu: b. Komisi Bersama, c. Komisi Campuran. 39 2. Pengertian Arbitrase Internasional Kata arbitrase berasal dari kata arbitrare Latin, arbitrage Belanda, arbitration Inggris, schiedspruch Jerman, dan arbitrage Perancis, yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan atau damai oleh arbiter atau wasit. 40 Arbitrase adalah salah satu mekanisme alternatif penyelesaian sengketa yang merupakan bentuk tindakan hukum yang diakui oleh undang-undang di mana satu pihak atau lebih menyerahkan sengketannya, ketidaksepahamannya, ketidakkesepakatannya dengan salah satu pihak lain atau lebih kepada satu orang Arbiter atau lebih arbiter-arbiter majlisahli yang profesional, yang akan bertindak sebagai hakim atau peradilan swasta yang akan menerapkantata cara hukum perdamaian yang telah disrpakati bersama oleh para pihak tersebut untuk sampai pada putusan yang final dan mengikat. Menuurt Priyatna Abdulrrasyid mengatakan 41

B. Prosedur Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Internasional

Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas oleh para pihak, yang memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara penerapan prinsip hukum terhadap suatu sengketa dalam batas-batas 38 Brierly,JL. Hukum Bangsa Bangsa suatu pengantara hukum internasional. Bhatara, Jakarta, 1996, hal, 229. 39 Bowett,D.W. Hukum Organisasi Internasional. Sinar Grafika, Jakarta, 1991, hal 327 40 Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional, Grasindo, Jakarta, 2002, hal 1 41 Zaini Asyhadie, Hukum Bisni Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, edisi revisi, Cet ke 6, Raja Grafindo Presada, Jakarta, 2012, hal 326 Universitas Sumatera Utara yang telah disetujui sebelumnya oleh para pihak yang bersengketa. Hal-hal yang penting dalam arbitrase adalah : 1. Perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, dan 2. Sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum. 42 Secara esensial, arbitrase merupakan prosedur konsensus, karenanya persetujuan para pihaklah yang mengatur pengadilan arbitrase. Arbitrase terdiri dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang ditunjuk oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain. Pengadilan arbitrase dilaksanakan oleh suatu “panel hakim” atau arbitrator yang dibentuk atas dasar persetujuan khusus para pihak, atau dengan perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan compromis kompromi yang memuat: 1. Persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase; 2. Metode pemilihan panel arbitrase; 3. Waktu dan tempat hearing dengar pendapat; 4. Batas-batas fakta yang harus dipertimbangkan, dan; 5. Prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk mencapai suatu kesepakatan. 43 Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga yang netral serta putusan yang dikeluarkan sifatnya final dan mengikat. Badan arbitrase dewasa ini sudah semakin populer dan semakin banyak digunakan dalam menyelesaikan sengketasengketa internasional. Penyerahan suatu sengketa kepada arbitrase dapat dilakukan dengan pembuatan suatu compromis, yaitu penyerahan kepada arbitrase suatu sengketa yang telah lahir; atau melalui pembuatan suatu klausul arbitrase dalam suatu perjanjian sebelum sengketanya lahir clause 42 Burhantsani, Muhammad, Hukum dan Hubungan Internasional, Liberty, Yogyakarta, 1990, hal 211 43 Ibid, 124 Universitas Sumatera Utara compromissoire . Orang yang dipilih melakukan arbitrase disebut arbitrator atau arbiter Indonesia. Pemilihan arbitrator sepenuhnya berada pada kesepakatan para pihak. Biasanya arbitrator yang dipilih adalah mereka yang telah ahli mengenai pokok sengketa serta disyaratkan netral. Ia tidak selalu harus ahli hukum. Bisa saja ia menguasai bidang-bidang lainnya. Ia bisa insinyur, pimpinan perusahaan manajer, ahli asuransi, ahli perbankan. Setelah arbitrator ditunjuk, selanjutnya arbitrator menetapkan terms of reference atau aturan permainan hukum acara yang menjadi patokan kerja mereka. Biasanya dokumen ini memuat pokok masalah yang akan diselesaikan, kewenangan jurisdiks arbitrator dan aturan-aturan acara sidang arbitrase sudah tentu muatan terms ofreference tersebut harus disepakati oleh para pihak. Mekanisme penyelesaian sengketa melalui arbitrase sudah semakin meningkat. Dari sejarahnya, cara ini sudah tercatat sejak jaman Yunani kuno. Namun penggunaannya dalam arti modern dikenal pada waktu dikeluarkannya the Hague Convention for the Pacific Settlement of International Disputes tahun 1989 dan 1907. Konvensi ini melahirkan suatu badan arbitrase internasional yaitu PCA.

C. Kewenangan Arbitrase Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Wilayah

Dokumen yang terkait

SENGKETA CINA DAN FILIPINA TERHADAP KEPEMILIKAN LAUT CINA SELATAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

2 25 122

PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

1 13 19

SKRIPSI PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

1 4 11

PENDAHULUAN PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

0 4 16

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan

0 0 9

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan

0 0 1

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan

0 0 17

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan

0 0 6

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan Chapter III V

0 1 44

Aspek Hukum Penolakan Rakyat China Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional dalam Kasus Laut Cina Selatan

0 0 5