15 suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba
income yang dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis economic advantage yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan dalam
jangka panjang bahkan merugikan perusahaan. Indikator pengukuran praktik manajemen laba dengan menggunakan
discretionary accrual laba hasil rekayasa seperti penelitian yang dilakukan Friedlan 1994 dalam Gumanti 2001, discretionary accrual merupakan perbedaan antara total
accruals pada periode yang diuji yang distandarisasi dengan penjualan pada periode yang diuji dan total accruals pada periode dasar yang distandarisasi dengan penjualan
pada periode dasar.
2.2 Good Corporate Governance
2.2.1 DefinisiGood Corporate Governance
Menurut Forum for Corporate governance in Indonesia 2002 sebagaimana dikutip Luhgiatno 2008, corporate governance didefinisikan sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan,pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan
internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
FCGI, 2002. Menurut Van der Stede2007, tata kelola perusahaan merujuk pada seperangkat
mekanisme dan proses yang membantu memastikan bahwa perusahaan diarahkan dan dikelola untuk menciptakan nilai bagi pemiliknya sementara secara bersamaan
memenuhi tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan lain misalnya
Universitas Sumatera Utara
16 karyawan, pemasok, masyarakat pada umumnya. Banyak mekanisme, termasuk dewan
direksi, auditor eksternal, penilaian tata kelola perusahaan, hak pemegang saham suara, dan ancaman pengambilalihan, dapat memiliki efek tata kelola perusahaan.
Menurut teori keagenan Brigham 2006 para manajer diberi kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini
menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan agency theory. Hubungan keagenan agency relationship terjadi ketika satu atau lebih
individu, yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan
untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Perusahaan besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar karena
lebih sulit untuk dimonitor sehingga membutuhkan Corporate governance yang lebih baik. Di sisi lain, perusahaan kecil bisa memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi,
sehingga membutuhkan dana eksternal, dan seperti argumen diatas, membutuhkan mekanisme Corporate governance yang baik, Kusuma 2008.
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance