Abstinence: tidak berhubungan seksual Be faithful: saling setia dengan satu pasangan Condom: selalu menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual Drugs: tidak menggunakan obat-obat terlarang Equipment: jangan pakai jarum suntik bersama Muadz, 2008.

terinfeksi HIV, jika mereka tidak diobati, akan mengembangkan AIDS. Gejala-gejala AIDS terutama hasil dari infeksi yang tidak biasanya mengembangkan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Ini disebut infeksi oportunistik. Orang dengan AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh mereka dirusak oleh HIV dan sangat rentan terhadap infeksi oportunistik. Gejala umum adalah: a. Demam tinggi berkepanjangan. b. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam. c. Hilangnya nafsu makan, mual dan muntah. d. Mengalami diare yang kronis. e. Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10 di bawah normal. f. Batuk berekepanjangan. g. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha. 3. Proses Pencegahan dan Penularan HIV dan AIDS: Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV yaitu:

a. Abstinence: tidak berhubungan seksual

b. Be faithful: saling setia dengan satu pasangan

c. Condom: selalu menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual

d. Drugs: tidak menggunakan obat-obat terlarang

e. Equipment: jangan pakai jarum suntik bersama Muadz, 2008.

Universitas Sumatera Utara 4. Untuk Remaja Karena semua orang tanpa terkecuali dapat tertular HIV, apabila perilaku kesehariannya termasuk dalam perilaku yang berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu dilakukan remaja antara lain : a. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah dan ditekankan yaitu hubungan seks yang tidak aman dan berisiko terinfeksi penyakit menular seksual dan memperbesar risiko penularan HIV dan AIDS. b. Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV dan AIDS. c. Mendiskusikan secara terbuka permasalahan yang sering dialami remaja, dalam hal ini tentang masalah perilaku seksual dengan orang tua, guru, teman maupun orang yang memang paham mengenai hal ini. d. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dan jarum suntik, memasang tato dan tindik. e. Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV. f. Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.

2.6.3 NAPZA

1. Pengertian Napza Napza Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya yaitu zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral melalui mulut, Universitas Sumatera Utara inhalasi dihirup melalui hidung. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya. Sedangkan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. 2. Jenis-jenis Napza, terdiri dari : a. Opioid Opioda, misalnya morfin, heroin, dan petidin. b. Mariyuana atau yang disebut dengan ganjakanabis. c. Alcohol, yang terdapat pada minuman keras dan; d. Jenis-jenis psikotropika, seperti: ekstasi, kokain, kodein, shabu, dan methadone. e. Zat adiktif adalah bahanzat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika, seperti: rokok, kopi, dan lem. 3. Penyalahgunaan Napza Penyalahgunaan Napza adalah Pemakaian napza yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter dan kemudian digunakan secara berkali-kali atau terus menerus. Napza pada mulanya ditemukan dan dikembangkan untuk pengobatan dan penelitian. Tujuannya adalah untuk kebaikan manusia. Namun berbagai jenis obat Universitas Sumatera Utara tersebut kemudian disalahgunakan untuk mencari kenikmatan sementara atau mengatasi persoalan sementara. 4. Dampak Penyalahgunaan Napza Penyalahgunaan Napza dapat memberikan dampak jasmani, kejiwaan, dan sosial bagi pemakai ataupun bagi keluarga dan masyarakat. Efek obat pada tubuh tergantung dari jenis yang digunakan, banyak dan sering tidaknya penggunaan, cara penggunaan, serta apakah penggunaan tersebut bersamaan dengan obat lain. Efek psikologis tergantung dari kepribadian, harapan, dan perasaan saat menggunakan obat, serta faktor biologis yang tergantung dari berat badan dan kecenderungan alergi. Dalam beberapa kasus fatal dapat mengakibatkan kematian di samping kerugian sosial dan ekonomi.

2.7 Kerangka Konsep