BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare 2.1.1. Definisi
Menurut Merck Manuals, diare merupakan sebuah penyakit di saat feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam
24 jam. Diare menjadi penyebab kematian yang paling umum pada balita sehingga mencapai 1,5 juta kematian setiap tahun Consolin, 2013.
Sedangkan menurut Boyle 2000, diare adalah keluarnya tinja, air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 gkg24jam diklasifikasi
diare. Pada umur 3 tahun yang volume tinjanya sudah sama dengan orang dewasa, volume 200gkg24 jam disebut diare. Frekuensi dan konsisitensi bukan merupakan
indikator untuk volume tinja.
2.1.2. Etiologi
Menurut World Gastroenterology Organization Practice Guideline 2008, etiologi diare dibagi atas empat penyebab:
1. Bakteri : Diarrheagenic Escherichia coli, Campylobacter,
Shigella species, Vibrio cholera, Salmonella .
2. Virus : Rotavirus, Human calicivirus HuCVs, Adenovirus.
3. Parasit : Giardia intestinalis, Cryptosporidium parvum, Entamoeba
histolytica, Cyclospora cayetanesis .
4. Non-infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan
motilitas, immunodefiensi, kesulitan makan, dll Simadibrata,2006
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Faktor Resiko
Penularan diare terjadi melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak
langsung melalui lalat 5F= faeces, flies, food, fluid, finger Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011.
Faktor risiko terjadi diare adalah: 1. Faktor perilaku ibu
2. Faktor lingkungan 3. Faktor sosioekonomi
4. Faktor anak Faktor perilaku ibu antara lain:
a. Tidak memberikan Air Susu IbuASI ASI ekslusif, memberikan Makanan PendampingMP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi terkontak terhadap
kuman. b. Tingkat pendidikan yang rendah sehingga mengabaikan bahaya diare terhadap
kesehatan anak c. Tidak perhatian pada kebersihan dan asupan makanan anak
d. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sulit membersihkan botol susu.
e. Tidak menerapkan Kebiasaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi ASImakan, setelah Buang Air Besar BAB, dan setelah membersihkan BAB
anak. f. Tidak membawa anak ke puskesmas untuk immunisasi.
g. Penyimpanan makanan yang tidak higenis Adisasmito, 2007. Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurang tersedianya fasilitas Mandi Cuci Kakus MCK
b. Kebersihan Lingkungan dan pribadi yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
c. Terjadi pencemaran pada sarana air bersih sehingga kualitas air menurun. d. Tidak menggunakan jamban atau memiliki jamban yang kotor serta
berkualitas buruk. e. Saluran pembuangan air limbah yang buruk Adisasmito, 2007.
Faktor sosioekonomi sepertinya berikut: a. Pemasukan rezeki dan pendapatan yang tidak mencukupi
b. Mempunyai anak yang banyak sehingga tidak dapat memenuhi asupan gizi setiap anak.
c. Fasilitas rumah tidak memenuhi standar seperti tidak dipasang jamban dan mendapatkan air dari sumber sungai secara langsung Adisasmito, 2007.
Faktor anak antara lain: a. Gizi anak yang buruk atas sebab asupan makanan yang tidak berkhasiat
b. Tidak menjagakan kebersihan sewaktu bermain di luar rumah c. Tidak membersihkan diri selepas BAB dan sebelum makan Adisasmito,
2007.
2.1.4. Klasifikasi