Klasifikasi Patofisiologi Diare .1. Definisi

c. Terjadi pencemaran pada sarana air bersih sehingga kualitas air menurun. d. Tidak menggunakan jamban atau memiliki jamban yang kotor serta berkualitas buruk. e. Saluran pembuangan air limbah yang buruk Adisasmito, 2007. Faktor sosioekonomi sepertinya berikut: a. Pemasukan rezeki dan pendapatan yang tidak mencukupi b. Mempunyai anak yang banyak sehingga tidak dapat memenuhi asupan gizi setiap anak. c. Fasilitas rumah tidak memenuhi standar seperti tidak dipasang jamban dan mendapatkan air dari sumber sungai secara langsung Adisasmito, 2007. Faktor anak antara lain: a. Gizi anak yang buruk atas sebab asupan makanan yang tidak berkhasiat b. Tidak menjagakan kebersihan sewaktu bermain di luar rumah c. Tidak membersihkan diri selepas BAB dan sebelum makan Adisasmito, 2007.

2.1.4. Klasifikasi

Terdapat beberapa pembagian diare: 1. Berdasarkan lamanya diare: a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah failure to thrive selama masa diare tersebut. 2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik: a. Diare sekresi secretory diarrhea b. Diare osmotik osmotic diarrhea Suraatmaja, 2007

2.1.5. Patofisiologi

Universitas Sumatera Utara Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme dibawah ini: 1. Diare sekretorik Diare tipe ini disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit dari usus, sehingga absorpsinya menurun. Ciri khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali Simadibrata, 2006. 2. Diare osmotik Diare tipe ini disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obatzat kimia yang hiperosmotik, malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus Simadibrata, 2006. 3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak Diare tipe ini terjadi pada gangguan pembentukanproduksi asam empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati Simadibrata, 2006. 4. Defek sistem pertukaran anion transporttransport elektrolit aktif di enterosit Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA + K + ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dari air yang abnormal Simadibrata, 2006. 5. Motilitas dan waktu transit susu yang abnormal Diare tipe ini disebabkan iregularitas motilitas dan hipermotilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus Simadibrata, 2006. 6. Gangguan permeabilitas usus Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal disebabkan oleh kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus Simadibrata, 2006. 7. Diare inflamasi Terjadinya inflamasi di usus halus kolon karena kehilangan sel eiptel dan kerusakan tight junction. Diare ini biasanya berhubungan dengan diare tipe lain seperti diare osmotic dan diare sekretorik Juffrie, 2010. 8. Diare infeksi Universitas Sumatera Utara Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usu, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif merusak mukosa. Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut Simadibrata,2006. 2.1.6.Manifetasi klinis Pada gejala awal bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah dan suhu badan yang biasanya meninggi, nafsu makan berkurang atau tidak ada dan akhirnya timbul diare. Tinja cair dan mungkin mengandung darah atau lendir. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan-hijauan karena tercampur dengan empedu. Karena sering defekasi maka anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat, hasil laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus selama diare. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun- ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Dehidrasi ini dapat dibagi menurut banyaknya cairan yang hilang dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan dehirasi berat dan menurut tonisitas daripada cairan dalam tubuh dehidrasi hipotonik, dehidrasi isotonik dan dehirasi hipertonik.

2.1.7. Diagnosis

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2002

1 57 78

Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat Kejadian Keputihan pada Ibu-Ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015

3 18 72

Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat Kejadian Keputihan pada Ibu-Ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015

0 0 12

Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat Kejadian Keputihan pada Ibu-Ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 46