commit to user
10
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  pada  bulan  Juli  sampai  Agustus  2010 bertempat  di  Laboratorium  Fisiologi  Tumbuhan  dan  Bioteknologi  Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
a. Eksplan  jarak  pagar
Jatropha curcas
L. berupa  pucuk  tanaman
berasal dari biji yang dikecambahkan secara steril b.
Media MS
Murashige  Skoog
c. ZPT BA
Benzyladenin
dan NAA
Naphthaleneacetic Acid
d. Alkohol
e. Clorox sunclin
f. Sabun cuci
2.  Alat Penelitian
a.
Laminar Air Flow Cabinet
LAFC
b. Autoclave
c. Magnetic stirrer
d. Petridish
e. Labu takar
f. Beker glass
g. Pipet
h. Timbangan analitik
i. Botol-botol kultur
j. Rak kultur
k. Plastik pp 0,3 mm
l. Pinset besar dan kecil,
m. Aluminium foil
n. Pisau
scalpel
commit to user 11
C. Cara Kerja Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  rancangan  lingkungan  berupa Rancangan Acak Lengkap RAL yang disusun secara faktorial terdiri atas
dua faktor perlakuan sebagai berikut: a.
Faktor pertama yaitu konsentrasi BA: B1 : Perlakuan tanpa penambahan BA
B2 : Perlakuan dengan penambahan BA 0,5 ppm B3 : Perlakuan dengan penambahan BA 1 ppm
B4 : Perlakuan dengan penambahan BA 1,5 ppm b.
Faktor kedua yaitu konsentrasi NAA: N1 : Perlakuan tanpa penambahan NAA
N2 : Perlakuan dengan penambahan NAA 0,5 ppm N3 : Perlakuan dengan penambahan NAA 1 ppm
N4 : Perlakuan dengan penambahan NAA 1,5 ppm Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan, yaitu :
Kemudian masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pembuatan larutan stok
Pembuatan  larutan  stok  dengan  cara  menimbang  bahan-bahan kimia  hara  makro,  mikro  dan  vitamin  sesuai  komposisi  media  MS
Lampiran 14  yang telah dikalikan menjadi beberapa kali konsentrasi, misalnya  untuk  unsur  hara  makro  dikalikan  10  dan  unsur  hara  mikro
dikalikan  100  kali  konsentrasi.  Kemudian  melarutkan  bahan-bahan kimia  tersebut  ke  dalam  aquadest.  Larutan  tersebut  diaduk  sampai
B1N1 B1N2
B1N3 B1N4
B2N1 B2N2
B2N3 B2N4
B3N1 B3N2
B3N3 B3N4
B4N1 B4N2
B4N3 B4N4
commit to user 12
homogen  dengan
magnetic  stirrer
,  lalu  dimasukkan  dalam  botol  yang diberi label dan disimpan dalam
refrigerator
. b.
Penyiapan media Media  yang  digunakan  adalah  media  MS.  Dalam  setiap
pembuatan  media,  dibuat  ¼  liter  250  ml,  untuk  10  botol  kultur. Pembuatannya dengan  cara mencampurkan larutan stok, BA dan NAA
sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan Lampiran 15 serta gula 7,5 g  kemudian  dilarutkan  dengan  aquades  sampai  250  ml.  Larutan
dikondisikan  pada  pH  6,3  dengan  menambahkan  NaOH  untuk menaikkan pH dan HCl untuk menurunkan pH. Larutan ditambah agar-
agar  2  g,  kemudian  diaduk  dengan
magnetic  stirrer
dan  dipanaskan hingga  mendidih.  Larutan  dituangkan  ke  dalam  botol  kultur  ±25
mlbotol,  kemudian  ditutup  dengan  plastik  PP  0,3  mm  dan  diikat dengan karet. Media dimasukkan ke dalam
autoclave
untuk disterilisasi dengan  tekanan  1,5  kgcm
2
selama  45  menit.  Botol-botol  kultur  berisi media selanjutnya disimpan pada rak-rak kultur.
c. Sterilisasi botol  dan alat
Alat-alat  yang  harus  disterilkan  adalah  botol  kultur,  petridish,
scalpel
, pinset, dan pisau pemes. Alat-alat tersebut dicuci sampai bersih lalu  dikeringkan.  Setelah  kering,  baru  dimasukkan  ke  dalam
autoclave
pada tekanan 1,5 kgcm
2
selama 45 menit. d.
Pengecambahan biji Penanaman  biji  dilakukan  di  dalam
Laminar  Air  Flow  Cabinet
LAFC. LAFC adalah tempat menanam eksplan dan subkultur dengan kondisi aseptik. Sebelum penanaman, biji dicuci  dengan menggunakan
air  sabun  dan  dibilas  hingga  tidak  berbusa.  Kulit  biji  dikupas  dengan menggunakan  tang.  Sebelum  ditanam  biji  disterilisasi  dengan  larutan
clorox  100    selama  1  menit.  Kemudian  dengan  menggunakan  pinset dan
scalpel
biji  dibuka  dan  diambil  embrionya.  Setelah  itu  menanam embrio pada media MS tanpa ZPT dalam botol dan selama penanaman
commit to user 13
mulut  botol  selalu  didekatkan  dengan  api  bunsen.  Kemudian  menutup botol dengan aluminium foil dan melapisi dengan plastik pp.
e. Penanaman eksplan
Penanaman  eksplan  dengan  cara  memotong  pucuk  tanaman yang  telah  dikecambahkan  secara  steril  umur  10  HST  dengan
menggunakan pisau
scalpel
. Sebelum botol ditanami, terlebih dahulu di bagian  mulut  botol  dipanaskan  agar  tidak  terjadi  kontaminasi.  Dengan
hati-hati  tutup  botol  selanjutnya  dibuka.  Eksplan  ditanam,  kemudian menutup  botol  dengan  aluminium  foil  dan  melapisi  dengan  plastik  pp.
Setelah  itu  menanam  eksplan  dalam  botol,  selama  penanaman  mulut botol  selalu  didekatkan  dengan  api  bunsen.  Kemudian  menutup  botol
dengan aluminium foil dan melapisi dengan plastik pp. f.
Pemeliharaan Pemeliharaan  botol-botol  kultur  dilakukan  dengan  cara
meletakkan  pada  rak-rak  kultur.  Botol-botol  tersebut  setiap  dua  hari sekali disemprot dengan spirtus untuk mencegah kontaminasi.
D. Variabel Pengamatan
1. Saat Muncul Kalus
Diamati  dan  dicatat  saat  muncul  kalus  dinyatakan  dalam  Hari Setelah  Tanam,  HST,  ditandai  dengan  munculnya  jaringan  berwarna
kehijauan pada permukaan eksplan. 2.
Warna Kalus Pengamatan warna kalus dilakukan pada akhir pengamatan 30 HST
dengan  mengamati  secara  visual.  Penentuan  warna  kalus  ditetapkan berdasarkan skoring :
0 : putih 1 : hijau keputihan
2 : hijau kekuningan 3 : hijau
4 : hijau kecoklatan
commit to user 14
3. Tekstur Kalus
Pengamatan  tekstur  kalus  dilakukan  pada  akhir  pengamatan  30 HST  dengan  mengamati  tekstur  kalus  yang  terbentuk,  apakah  termasuk
kalus yang kompak atau remah. 4.
Berat Segar Kalus Berat  segar  kalus  dinyatakan  dalam  gram  g  dan  pengukuran  berat
segar kalus dilakukan pada akhir pengamatan 30 HST. Berat segar kalus dihitung dengan menggunakan rumus:
Wk = Wt – Wo Keterangan:
Wk = berat segar kalus g Wt = berat botol + penutup + kalus g
Wo = berat botol + penutup g 5.
Saat Muncul Tunas Diamati  dan  dicatat  saat  munculnya    tunas  dinyatakan  dengan
HST.  Terbentuknya  tunas  ditandai  dengan  adanya  tonjolan  berwarna putih kehijauan ± 2 mm pada permukaan eksplan bagian atas.
6. Jumlah Tunas
Jumlah  tunas  diamati  pada  akhir  pengamatan  30  HST,  dilakukan dengan menghitung jumlah tunas yang muncul.
7. Saat Muncul Daun
Penentuan  saat  muncul  daun  dalam  penelitian  ini  didasarkan  pada daun yang telah membuka sempurna.
8. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung pada saat akhir pengamatan 30 HST dengan cara menghitung jumlah daun yang terbentuk.
9. Saat Muncul Akar
Diamati  dan  dicatat  saat  munculnya  akar  dinyatakan  dalam  HST, ditandai  dengan  adanya    tonjolan-tonjolan  putih  kekuningan  ±  2  mm
pada bagian bawah eksplan.
commit to user 15
10. Jumlah Akar
Jumlah  akar  dilakukan  pada  akhir  pengamatan  30  HST,  dengan menghitung jumlah akar primer yang muncul pada eksplan.
E. Analisis Data