commit to user 21
Gambar 3. Kalus yang terbentuk pada eksplan jarak pagar. Kalus  yang  baik  diasumsikan  memiliki  tekstur  remah  friable
Gambar 3. Tekstur kalus yang remah dianggap baik karena memudahkan dalam pemisahan menjadi sel-sel tunggal pada kultur suspensi, disamping
itu akan meningkatkan aerasi oksigen antar sel. Menurut  Syahid  et  al.  2010  bahwa  aplikasi  kombinasi  auksin  dan
sitokinin  pada  konsentrasi  tepat  mampu  menghasilkan  kalus  dengan struktur  remah.  Penambahan  sitokinin  ke  dalam  media  yang  sudah
mengandung  auksin  dapat  merangsang  pertumbuhan  kalus  karena  kedua zat  pengatur  tumbuh  tersebut  bekerja  secara  sinergis.  Adanya  sitokinin
yang  dapat  meningkatkan  pembelahan  sel  dalam  proses  sitokinesis terutama pada saat sintesis RNA dan protein akan memacu aktivitas auksin
dalam pembelahan sel membentuk kalus
4. Berat Segar Kalus
Berat  segar  kalus  dihitung  pada  30  HST  atau  akhir  pengamatan. Berat  segar  kalus  merupakan  parameter  pertumbuhan  kalus,  karena
merupakan hasil dari pembelahan dan perbesaran sel. Berat basah yang dihasilkan sangat tergantung pada kecepatan sel-sel
tersebut  membelah  diri,  memperbanyak  diri,  dan  dilanjutkan  dengan membesarnya  kalus.  Zat  pengatur  tumbuh  auksin  dan  sitokinin  yang
diberikan  pada  perbandingan  yang  tepat  dapat  menginisiasi  pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan sel Rahayu et al., 2003.
kalus
commit to user 22
Keterangan : B1 : 0 ppm BA       B2 : 0,5 ppm BA       B3 : 1 ppm BA       B4 : 1,5 ppm BA
N1 : 0 ppm NAA    N2 : 0,5 ppm NAA   N3 : 1 ppm NAA    N4 : 1,5 ppm NAA ppm : part per million mgl
Gambar 4. Pengaruh konsentrasi BA dan NAA terhadap berat segar kalus.
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa berat segar kalus yang dihasilkan  terlihat  bervariasi.  Semakin  banyak  NAA  yang  ditambahkan
maka  berat  kalusnya  semakin  meningkat.  Berat  segar  total  tertinggi didapatkan  pada  perlakuan  BA  1  ppm  dikombinasikan  dengan  NAA  1,5
ppm yaitu 4,16 gram. Sedangkan berat kalus terendah pada perlakuan BA 0,5  ppm  dikombinasikan  dengan  NAA  0,5  ppm  yaitu  1,31  gram.  Berat
kalus  yang  berbeda-beda  disebabkan  kemampuan  jaringan  dalam menyerap air dan unsur hara berbeda-beda yaitu kemampuan mengadakan
proses  difusi,  osmosis  dan  tekanan  turgor  sel  Sriyanti  2000  cit. Widyawati 2009.
Tingginya  berat  segar  kalus  yang  diperoleh  berhubungan  dengan tekstur  kalus  yang  diperoleh  yaitu  remah.  Menurut  Syahid  et  al.  2010
semakin  remah  kalus  yang  diperoleh,  semakin  cepat  proses  pembelahan selnya sehingga massa kalus makin banyak dan bobot meningkat.
Berdasarkan  hasil  sidik  ragam  Lampiran  11  menunjukkan  bahwa pemberian  NAA  berpengaruh  sangat  nyata  terhadap  berat  segar  kalus
sedangkan pemberian BA dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata.  Auksin  umumnya  ditambahkan  ke  dalam  nutrisi  media  untuk
menginduksi kalus dari eksplan George dan Sherrington, 1984.
1,31 4,16
B er
at ka
lus g
Perlakuan
commit to user 23
Penambahan  NAA  pada  media  menyebabkan  sel-sel  kalus  aktif dalam  pembelahan  sel,  pembesaran  sel,  menaikkan  tekanan  osmotic  dan
meningkatkan  sintesis  protein  Widyawati,  2009.  Menurut  Wetherell 1982  penambahan  auksin  dalam  jumlah  yang  lebih  besar,  atau
penambahan auksin yang lebih stabil misalnya NAA atau 2,4 D cenderung menyebabkan terjadinya pertumbuhan kalus dari eksplan. Mekanisme kerja
auksin  salah  satunya  adalah  mempengaruhi  perpanjangan  sel.  Auksin mendorong  elongasi  sel  pada  koleoptil  dan  ruas-ruas  tanaman.   Elongasi  sel
terutama  terjadi  pada  arah  vertikal  dan  diikuti  dengan  pembesaran  sel  dan peningkatan  bobot  basah.   Sitokinin  memiliki  aktivitas  utama  dalam
mendorong terjadinya pembelahan sel Wattimena, 1988. Tabel 3. Pengaruh NAA terhadap purata berat segar kalus
NAA ppm Purata berat kalus gram
0,00 a 0,5
1,90 b 1
2,93 c 1,5
3,27 c
Keterangan :   Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Setelah  dilakukan  uji  Duncan  5  Tabel  3  dapat  diketahui  bahwa perlakuan  tanpa  NAA  0  ppm  memberikan  pengaruh  yang  berbeda nyata
dengan  perlakuan  NAA  0,5  ppm,  1  ppm,  dan  1,5  ppm.  Akan  tetapi penggunaan NAA 1 ppm memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
dengan  NAA  1,5  ppm.  Dapat  dikatakan  bahwa  pemberian  1  ppm  NAA paling optimal untuk berat segar kalus karena peningkatan konsentrasinya
memberikan  pengaruh  yang  tidak  berbeda  nyata  secara  DMRT  5  pada variabel berat segar kalus.
B. Tunas