Tipe Penelitian Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur atau cara memecahkan masalah yang diselidiki dengan memaparkan keadaan objek penelitian seperti seseorang, lembaga, masyarakat, pabrik, dan lain-lain sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu membuat gambaran kondisi secara menyeluruh tentang efektivitas pemberdayaan anak jalanan dan anak terlantar oleh Yayasan Simpang Tiga di Kota Medan Nawawi, 1992: 67.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Simpang Tiga yaitu pada Panti Asuhan Simpang Tiga yang berada di Jalan Kapten Muslim gg Jawa No. 34 Medan. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah peneliti tertarik dengan keberadaan yayasan ini yang memberikan penanganan terhadap anak jalanan dan anak terlantar di Kota Medan dengan menggunakan penanganan melalui pendekatan agama yaitu agama Kristen Protestan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya Universitas Sumatera Utara merupakan penelitian populasi Arikunto, 2006: 130. Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan anak jalanan dan anak terlantar yang ada di Yayasan Simpang Tiga Medan sejumlah 28 orang anak.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel harus bersifat representatif dalam arti benar-benar dapat mewakili populasi. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka dalam penelitian ini populasi adalah sampel N=n yaitu 28 orang anak.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengumpulan data melalui: 1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat khabar, ataupun tulisan lain yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti. 2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data melalui peneliti langsung turun ke lokasi penelitian yang dilakukan dengan cara: a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. b. Kuesoiner, yaitu teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket kepada anak yang menjadi responden. Universitas Sumatera Utara c. Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data.

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian, dikumpulkan, diolah, dan dianalisa dengan menggambarkan, menjelaskan, dan memberikan komentar dengan menggunakan tabel. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Berdirinya Yayasan Simpang Tiga

Yayasan Simpang Tiga di Medan lahir dari kerinduan untuk menangani anak-anak terlantar, anak-anak jalanan, dan anak-anak korban bencana alam dengan membawa mereka kedalam sebuah keluarga yang diperlengkapi menjadi manusia mandiri dan berkat bagi sesama. Pelayanan bagi anak-anak pra sejahtera dan anak-anak jalanan di kota Medan sudah mulai dilakukan sejak tahun 1999 oleh Pelayan Medis dan Pelayanan anak jalanan Gereja Kristen Baithani GKB- Medan, melalui pembinaan mental dan kerohanian, pemberian makanan tambahan, pengobatan dan penyuluhan kesehatan, serta pembagian sembako. Bapak Ebit Simbolon yang pada saat itu, tahun 1999 terlibat di Pelayanan Mahasiswa dan Pelayanan anak GKB-Medan bersama Pelayanan Medis GKB- Medan termasuk ibu Minar Sinaga berkonsentrasi menangani pembinaan mental, fisik, dan kerohanian anak-anak jalanan. Sampai tahun 2002, pembinanan kerohanian dan pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara membawa anak-anak jalanan yang jumlahnya berkisar 400 anak, dijemput dan dikumpulkan di gedung Gereja untuk mengikuti kebaktian anak-anak jalanan dan jumlah pekerja 21 orang dan kegiatan tersebut dilakukan dua kali dalam sebulan. Setelah beberapa lama mengadakan kebaktian anak jalanan, dan diadakan evaluasi ternyata didapati metode pelayanan tersebut kurang efektif. Dengan berbagai kendala seperti: pekerja sudah mulai berkurang dengan berbagai alasan, biaya yang dikeluarkan juga cukup besar dan sebagian besar anak jalanan tersebut masih tinggal di jalanan. Akhirnya metode pelayanan diubah dengan cara Universitas Sumatera Utara