Harga Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.

59 Tabel V.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual BBCA Standardized Residual INPC Standardized Residual BEKS N 30 30 30 Normal Parameters a,b Mean .0000000 .0000000 .0000000 Std. Deviation .94686415 .94686415 .94686415 Most Extreme Differences Absolute .095 .147 .165 Positive .095 .147 .165 Negative -.083 -.068 -.102 Kolmogorov-Smirnov Z .523 .805 .903 Asymp. Sig. 2-tailed .948 .537 .389 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Keterangan: BBCA : PT Bank Central Asia Tbk. INPC : PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. BEKS : PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Kriteria penerimaan � apabila Asymp.Sig.2-tailed 0,05. Dari data yang diperoleh di atas, dapat disimpulkan data PT Bank Central Asia Tbk. memiliki Asymp.Sig.2-tailed 0,05 yakni 0,948 0,05 sehingga data disebut berdistribusi normal, data PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. memiliki Asymp.Sig.2-tailed 0,05 yakni 0,537 0,05 sehingga data disebut berdistribusi normal, dan data PT Bank Pundi Indonesia Tbk. juga memiliki Asymp.Sig.2-tailed 0,05 yakni 0,389 0,05 sehingga data disebut berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dasar analisis yang digunakan dalam uji multikolinearitas yaitu jika nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10, artinya dalam 60 persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinearitas Ghozali,2002:57-59. Berdasarkan uji multikolineraritas dengan menggunakan alat bantu SPP for Windows maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Nilai VIF Tingkat Bunga SBI 1,011 Tingkat Inflasi 1,801 Harga Minyak Mentah Indonesia 1,806 Berdasarkan data di atas, nilai VIF dari ketiga variabel Tingkat Bunga SBI, Tingkat Inflasi, dan Harga Minyak Mentah Indonesia berada di bawah 10, sehingga sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yang berarti persamaan regresi bebas multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Kriteria pengujian secara umum untuk uji autokorelasi adalah: 1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W berada pada -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan SPP for Windows , diperoleh data sebagai berikut: 61 Tabel V.10 Durbin-Watson Test Model Summary b Model Durbin-Watson 1 .334 a. Predictors: Constant, Harga Minyak Mentah Indonesia, Tingkat Bunga SBI, Tingkat Inflasi Nilai D-W yang diperoleh dari hasil uji ini adalah 0,334 dimana nilai ini sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yang berarti regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Untuk melakukan uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Gejser terlebih dahulu harus diperoleh nilai residual dari variabel terikatnya kemudian nilai dari residual tersebut dimutlakkan.Kriteria dalam menguji heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi Sig. 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai signifikansi Sig. ≤ 0,05 maka telah terjadi heteroskedastisitas. Dengan menggunanakan alat analisis SPSS for Windows diperoleh data nilai mutlak residual sebagai berikut: