Latar Belakang Pemertahanan Bahasa Pakpak Dikecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan bahasa Pakpak yang digunakan oleh masyarakat suku Pakpak. Masyarakat suku Pakpak merupakan masyarakat yang multilingual. Masyarakat suku Pakpak di samping dapat menggunakan bahasa Pakpak, mereka juga dapat menggunakan bahasa batak Toba dan bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhan situasinya. Dalam situasi formal masyarakat suku Pakpak menggunakan bahasa Indonesia sedangkan dalam keseharian menggunakan bahasa Pakpak sebagai Bahasa ibu dan bahasa batak Toba sebagai bahasa masyarakat imigran. Bahasa Pakpak sebagai bahasa pertama B1 atau bahasa ibu, bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua B2. Penggunaan B2 yang mendominasi pada masyarakat Pakpak diakibatkan oleh imigran dan pernikahan campur berbeda suku. Berdasarkan dialek dan daerah tradisionalnya, wilayah Pakpak dapat dikategorikan menjadi 5 lima sub, yang dalam bahasa setempat disebut dengan Pakpak Silima Suak, yakni Suak Pakpak Simsim, Suak Pakpak Keppas, suak Pakpak Pegagan, Suak Pakpak Kalasen, dan suak Pakpak Boang Berutu, 2002: 1-2. Etnik Pakpak bertempat tinggal di sebahagian besar kawasan Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat Sumatera Utara yang sebahagian besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit- bukit yang ditumbuhi pohon-pohon yang membentuk hutan tropis. Posisi koordinatnya terletak di antara 98 sampai 99 Bujur Timur dan 20 sampai 30 Lintang Utara. Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Laut Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah: sebelah Utara Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Karo; sebelah Selatan Kabupaten Universitas Sumatera Utara Tapanuli Selatan; sebelah Barat Kabupaten Aceh Selatan; dan sebelah Timur Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Tapanuli Utara Takari dkk, 2008:103. Kabupaten Dairi dikenal dengan sebutan Tanah Pakpak memiliki iklim sub-tropis, antara 17 -24 C. Karena kesuburannya, Dairi menjadi tempat tujuan para pendatang untuk memperbaiki taraf hidupnya. Etnik pendatang baik Karo, Simalungun, dan Toba memiliki perkampungan sendiri. Kedatangan mereka berlangsung secara damai dan alamiah. Meskipun kini jumlah pendatang terutama dari Toba sudah melebihi penduduk asli Sinamo dkk, 2000:64. Kabupaten Dairi terdapat empat belas kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Sumbul Pegagan. Kecamatan sumbul pegagan sebagian besar dihuni oleh masyarakat suku Pakpak dan suku Batak Toba. Latar belakang masyarakat dikecamatan berbeda-beda dan dengan profesi yang berbeda-beda pula, sebagian besar merupakan petani, pedagang, Pegawai Negeri Sipil PNS dan Wiraswasta. Di kecamatan Sumbul Pegagan sebuah pajak tradisional dan tujuh belas desa. Pajak tradisional merupakan salah satu tempat mobilisasi masyarakat dari berbagai latar belakang yang mengakibatkan terjadinya peristiwa tutur. Penutur bahasa Pakpak merupakan masyarakat tutur yang inklusif, artinya mempunyai hubungan dengan masyarakat tutur lain. Hal ini mengakibatkan peristiwa-peristiwa kebahasaan atau kontak bahasa yaitu multilingual. Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur Chaer dan Leonie, 2010:4. Universitas Sumatera Utara Pergeseran bahasa dan pemertahanan bahasa sebenarnya seperti dua sisi mata uang: bahasa menggeserkan bahasa lain atau bahasa yang tak tergeser oleh bahasa; bahasa tergeser adalah bahasa yang tidak mampu mempertahankan diri. Kedua kondisi itu merupakan akibat dari pilihan bahasa dalam jangka panjang paling tidak tiga generasi dan bersifat kolektif dilakukan oleh seluruh warga guyupkomunitas. Dalam pemertahanan bahasa, guyup itu secara kolektif untuk melanjutkan memakai bahasa yang sudah biasa dipakai. Ketika guyup tutur mulai memilih bahasa baru di dalam ranah yang semula diperuntukkan bagi bahasa lama, itulah mungkin merupakan tanda bahwa pergeseran sedang berlangsung. Pemertahanan bahasa itu sering merupakan ciri guyup dwibahasa atau ekabahasa. Yang pertama akan terjadi jika guyup itu diglosik: guyup itu memperuntukkan ranah tertentu untuk setiap bahasa sedemikian rupa sehingga batas ranah suatu bahasa tidak dilampaui atau diterobos oleh bahasa lain Sumarsono, 2002:231-232. Sikap bahasa merupakan bagian dari sikap pada umumnya yang biasanya diamati melalui perilaku berbahasa seseorang. Perbincangan tentang sikap bahasa biasanya muncul di dalam satu situasi kedwibahasaan yang memungkinkan terjadinya saling kontak antarbahasa itu Umar dan Delvi, 1993:22. Melihat kondisi masyarakat yang multilingual, peneliti cemas terhadap pemertahanan bahasa Pakpak yang ada di daerah Kabupaten Dairi, melihat masyarakat Pakpak juga merupakan masyarakat tutur yang inklusif, artinya memiliki hubungan dengan masyarakat lain. Hal ini mengakibatkan kontak bahasa, sebagai akibatnya terjadi peristiwa-peristiwa. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk menelaah lebih jauh mengenai pemertahanan bahasa Pakpak di Kabupaten Dairi yaitu di Kecamatan Sumbul Pegagan. Universitas Sumatera Utara

1.2 Masalah