Sosiolinguistik Pemertahanan Bahasa Sikap Bahasa

sehari-hari. Bahasa Pakpak masih digunakan oleh penuturnya hingga sekarang. Etnik Pakpak bertempat tinggal di sebahagian besar kawasan Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat, yang sebahagian besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang ditumbuhi pohon-pohon yang membentuk hutan tropis Takari dkk, 2008: 104.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi Alwi, 2005:1177.

2.2.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur Chaer dan Leonie, 2010: 3-4.

2.2.2 Pemertahanan Bahasa

Pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut ditengah-tengah bahasa-bahasa lainnya. Pemertahanan bahasa adalah kemampuan bahasa yang dapat bertahan dalam lingkungan bahasa itu Chaer dan Leonie, 2010:134. Dalam pemertahanan bahasa, guyup itu secara kolektif untuk melanjutkan memakai bahasa yang sudah biasa dipakai. Ketika guyup tutur mulai memilih bahasa baru di dalam ranah yang semula diperuntukkan bagi bahasa lama, itulah mungkin merupakan tanda bahwa pergeseran sedang berlangsung. Pemertahanan bahasa itu sering merupakan ciri guyup Universitas Sumatera Utara dwibahasa atau ekabahasa. Yang pertama akan terjadi jika guyup itu diglosik: guyup itu memperuntukkan ranah tertentu untuk setiap bahasa sedemikian rupa sehingga batas ranah suatu bahasa tidak dilampaui atau diterobos oleh bahasa lain Sumarsono, 2002:231-232. Menurut Bahren Siregar 1998:86 pemertahanan bahasa adalah penggunaan bahasa yang terjadi pada suatu masyarakat bahasa yang masih terus menggunakan bahasanya pada tempat penggunaan bahasa yang biasanya secara tradisi dikuasai oleh pengguna bahasa tersebut. Ranah merupakan lingkungan tempat terjadinya percakapan. Ranah yang menjadi penelitian ini adalah ranah rumah tangga, ranah pekerjaan, ranah pendidikan, ranah pemerintahan, ranah pergaulan, ranah transaksi, dan ranah tetangga. Dari perbandingan ketiga teori di atas, penulis menggunakan teori Bahren Siregar untuk masalah yang pertama.

2.2.3 Sikap Bahasa

Sikap bahasa pada umumnya dianggap sebagai perilaku terhadap bahasa. Untuk dapat memahami apa yang disebut sikap bahasa langue attitude terlebih dijelaskan apa itu sikap. Sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi yang berdiri tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan pendirian, keyakinan, atau pendapat sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya sikap itu adalah fenomena kejiwaan yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku Chaer dan Leonie, 2010: 149-152. Bahasa atau ragam bahasa yang berstatus tinggi biasanya akan disikapi secara positif karenan penggunaanya dianggap menimbulkan prestise. Sedangkan bahasa atau ragam bahasa yang berstatus rendah disikapi secara negatif karena penggunaanya dianggap tidak menimbulkan prestise yang tinggi. Implikasi pernyataan ini bahwa seseorang Universitas Sumatera Utara akan mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa yang berstatus tinggi dan sikap negatif terhadap bahasa yang rendah. Sikap bahasa dikaitkan dengan motivasi belajar suatu bahasa. Pada hakekatnya, sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu keadaan. Dengan demikian, sikap bahasa menunjukkan sikap mental dan sikap perilaku dalam berbahasa. Sikap bahasa dapat diamati antara lain melalui perilaku berbahasa atau perilaku bertutur Aslinda dkk, 2007:10. Dari ketiga teori di atas, penulis menggunakan teori Chaer dan Leonie untuk masalah yang kedua.

2.3 Tinjauan Pustaka