Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

1.2 Masalah

1. Bagaimanakah pemertahanan bahasa Pakpak bagi masyarakat penuturnya di kecamatan Sumbul? 2. Bagaimanakah sikap bahasa masyarakat penutur bahasa Pakpak terhadap bahasa Indonesia dan terhadap bahasa daerah?

1.3 Batasan Masalah

Sebuah penelitian haruslah memiliki batasan masalah, hal ini dilakukan agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian “Pemertahanan Bahasa Pakpak” peneliti membatasi penelitian yaitu pemertahanan bahasa pada kelompok orang tua, dewasa, dan remaja, sikap bahasa terhadap Indonesia dan bahasa daerah, serta membatasi daerah penelitian yaitu Kecamatan Sumbul Pegagan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dengan menetapkan empat titik pengamatan yaitu Pusat pasar Sumbul, Desa pegagan Julu Tujuh, Desa Pegagan Julu Delapan, dan Desa Balna.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah pemertahanan bahasa Pakpak bagi masyarakat penuturnya di kecamatan Sumbul Pegagan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah sikap bahasa pada masyarakat penutur bahasa Pakpak di kecamatan Sumbul pegagan terhadap penutur bahasa yang berbeda.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Universitas Sumatera Utara 1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang sikap bahasa dan pemertahanan bahasa pada masyarakat atau penutur bahasa Pakpak sebagai masyarakat tutur yang inklusif. 2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain dalam mengkaji lebih lanjut mengenai pemertahanan bahasa pada masyarakat atau penutur bahasa Pakpak sebagai masyarakat tutur yang inklusif.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Memperkenalkan bahasa Pakpak kepada pembaca sebagai salah satu bahasa daerah yang memperkaya kebudayaan nasional. 2. Melakukan pelestarian, pembinaan, dan pengembangan salah satu bahasa nusantara yaitu bahasa Pakpak. Universitas Sumatera Utara BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Alwi, 2005:588 konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

2.1.2 Pemertahanan Bahasa

Pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut ditengah-tengah bahasa-bahasa lainnya Chaer dan Leonie, 2010:134.

2.1.3 Bahasa Pakpak

Bahasa Pakpak merupakan salah satu bahasa daerah yang masih dilestarikan dan digunakan secara luas oleh penuturnya. Bahasa ini digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang juga menggunakan bahasa Pakpak untuk berkomunikasi dengan kehidupan Universitas Sumatera Utara sehari-hari. Bahasa Pakpak masih digunakan oleh penuturnya hingga sekarang. Etnik Pakpak bertempat tinggal di sebahagian besar kawasan Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat, yang sebahagian besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang ditumbuhi pohon-pohon yang membentuk hutan tropis Takari dkk, 2008: 104.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi Alwi, 2005:1177.

2.2.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur Chaer dan Leonie, 2010: 3-4.

2.2.2 Pemertahanan Bahasa

Pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut ditengah-tengah bahasa-bahasa lainnya. Pemertahanan bahasa adalah kemampuan bahasa yang dapat bertahan dalam lingkungan bahasa itu Chaer dan Leonie, 2010:134. Dalam pemertahanan bahasa, guyup itu secara kolektif untuk melanjutkan memakai bahasa yang sudah biasa dipakai. Ketika guyup tutur mulai memilih bahasa baru di dalam ranah yang semula diperuntukkan bagi bahasa lama, itulah mungkin merupakan tanda bahwa pergeseran sedang berlangsung. Pemertahanan bahasa itu sering merupakan ciri guyup Universitas Sumatera Utara dwibahasa atau ekabahasa. Yang pertama akan terjadi jika guyup itu diglosik: guyup itu memperuntukkan ranah tertentu untuk setiap bahasa sedemikian rupa sehingga batas ranah suatu bahasa tidak dilampaui atau diterobos oleh bahasa lain Sumarsono, 2002:231-232. Menurut Bahren Siregar 1998:86 pemertahanan bahasa adalah penggunaan bahasa yang terjadi pada suatu masyarakat bahasa yang masih terus menggunakan bahasanya pada tempat penggunaan bahasa yang biasanya secara tradisi dikuasai oleh pengguna bahasa tersebut. Ranah merupakan lingkungan tempat terjadinya percakapan. Ranah yang menjadi penelitian ini adalah ranah rumah tangga, ranah pekerjaan, ranah pendidikan, ranah pemerintahan, ranah pergaulan, ranah transaksi, dan ranah tetangga. Dari perbandingan ketiga teori di atas, penulis menggunakan teori Bahren Siregar untuk masalah yang pertama.

2.2.3 Sikap Bahasa

Sikap bahasa pada umumnya dianggap sebagai perilaku terhadap bahasa. Untuk dapat memahami apa yang disebut sikap bahasa langue attitude terlebih dijelaskan apa itu sikap. Sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi yang berdiri tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan pendirian, keyakinan, atau pendapat sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya sikap itu adalah fenomena kejiwaan yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku Chaer dan Leonie, 2010: 149-152. Bahasa atau ragam bahasa yang berstatus tinggi biasanya akan disikapi secara positif karenan penggunaanya dianggap menimbulkan prestise. Sedangkan bahasa atau ragam bahasa yang berstatus rendah disikapi secara negatif karena penggunaanya dianggap tidak menimbulkan prestise yang tinggi. Implikasi pernyataan ini bahwa seseorang Universitas Sumatera Utara akan mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa yang berstatus tinggi dan sikap negatif terhadap bahasa yang rendah. Sikap bahasa dikaitkan dengan motivasi belajar suatu bahasa. Pada hakekatnya, sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu keadaan. Dengan demikian, sikap bahasa menunjukkan sikap mental dan sikap perilaku dalam berbahasa. Sikap bahasa dapat diamati antara lain melalui perilaku berbahasa atau perilaku bertutur Aslinda dkk, 2007:10. Dari ketiga teori di atas, penulis menggunakan teori Chaer dan Leonie untuk masalah yang kedua.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari Alwi, 2005:1198. Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon Alwi, 2005:912. Jojor Sinaga 1996, dalam skripsinya yang berjudul Bilingualisme pada Masyarakat Batak Toba, membahas bilingualisme pada masyarakat batak Toba karena adanya penggunaan bahasa formal bahasa Indonesia dan nonformal bahasa batak Toba. Hal ini mengakibatkan interferensi bahasa batak Toba terhadap bahasa Indonesia dan juga adanya alih kode, dan campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa batak Toba. Bangun 2012, dalam skripsinya yang berjudul Pola Pemertahanan Bahasa Bagi Penutur Bahasa Karo di Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dengan pendekatan kualitatif, membahas pola penggunaan bahasa menurut hubungan peran, pola pemertahanan bahasa menurut peristiwa bahasa, dan menurut pola pengguna bahasa. Bahasa Karo di Kota Berastagi tetap bertahan baik dalam intraetnis dan masyarakat pendatang. Universitas Sumatera Utara Gultom 2012, dalam skripsinya yang berjudul Pergeseran Bahasa Bagi Penutur Bahasa Batak Toba di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru dengan pendekatan kualitatif menyimpulkan bahwa bahasa batak toba di Kelurahan Titi Rantai telah mengalami pergeseran. Beberapa faktor yang mengakibatkan pergeseran bahasa batak Toba di Kelurahan Titi Rantai, yaitu 1 perpindahan penduduk migrasi, 2 pendidikan atau sekolah, 3 perkawinan campur, dan 4 Faktor bahasa Indonesia. Suryani 2006, dalam skripsinya yang berjudul Pemertahanan dalam Bahasa Batak Toba di Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau dengan pendekatan kualitatif menjelaskan tentang pola penggunaan bahasa dalam tiap interaksi seperti intrakelompok, antarkelompok, dan sikap terhadap masyarakat yang berbeda latar belakang etnis bahasa. Damanik 2009, dalam tesisnya yang berjudul Pemertahanan Bahasa Simalungun di Kabupaten Simalungun dengan pendekatan kuantitatif menjelaskan pemertahanan bahasa 1 mewakili kelompok remaja, 2 mewakili kelompok dewasa, dan 3 mewakili orang tua. Secara kumulatif ketiga kelompok tersebut terlihat bahwa pemertahanan bahasa Simalungun cenderung bertahan dibuktikan dari banyaknya responden yang menggunakan bahasa Simalungun untuk berinteraksi dengan interlokutornya yang sesuku pada semua kelompok etnik lain. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian