BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis kualitatif. Artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif yaitu tidak menggunakan data atas angka-angka.
Melainkan berupa pesan-pesan verbal tulisan yang terdapat pada lirik lagu “Do’a Untuk Ibu” oleh kelompok musik Ungu band dalam album “1000
Kisah Satu Hati”. Data-data kualitatif tersebut berusaha diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, atau referensi-referensi secara ilmiah.
Penelitian kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat penelitian yang diteliti. Dan yang ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola yang dihadapi. Moleong, 2005 : 5
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan semiotik untuk mengungkapkan secara
rinci representasi feminisme dalam sebuah lagu Do’a Untuk Ibu yang di populerkan oleh kelompok musik Ungu band dalam abum 1000 Kisah Satu
Hati. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dalam lirik lagu Do’a Untuk Ibu yang kemudian dikumpulkan sehingga menjadi kunci terhadap apa yang
diteliti. Penelitian ini pada dasarnya merupakan upaya menemukan teori dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
hal tersebut dilakukan secara baik justru dengan pendekatan induktif. Data dikumpulkan, dianalisis, dan diabstraksikan sehingga muncul teori sebagai
penemuan penelitian kualitatif. Metode semiotika adalah sebuah metode yang memfokuskan pada
‘tanda’ dan ‘teks’ sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode decoding dibalik tanda dan teks tersebut
Piliang, 2003 : 270. Penggunaan semiotika sebagai metode pembacaan dialam berbagai cabang keilmuan dimungkinkan, oleh karena ada
kecenderungan dewasa ini untuk memandang berbagai diskursus sosial, politik, ekonomi, budaya, dan seni sebagai fenomena bahasa. Berdasarkan
pandangan semiotika, bila seluruh praktek sosial dianggap sebagai fenomena bahasa, maka ia dapat pula dipandang sebagai tanda. Piliang, 2003 : 257
Dengan semiotika kita berurusan dengan tanda, dengan tanda-tanda kita mencoba mencari keteraturan ditengah dunia yang centang-perenang ini,
setidaknya agar kita mempunyai pegangan. “Apa yang dkerjakan oleh semiotika adalah mengerjakan kita bagaimana menguraikan aturan-aturan
tersebut dan membawa pada sebuah kesadaran”. Sobur, 2003 : 16.
3.2 Unit Analisis dan Corpus Penelitian