27
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor situasional terdiri dari :
a. Kejelasan Situasi
Penelitian Sherif menunjukkan bahwa, semakin tidak terstruktur dan tidak jelas situasi yang dihadapi, maka semakin besar
kecenderungan orang untuk mengikuti kelompoknya Rakhmat, 2008. Biasanya seseorang akan ikut serta untuk konform ketika kebanyakan
orang melakukan sesuatu pada situasi tertentu Baron Byrne, 2005 b.
Kesepakatan Pendapat atau keputusan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh
kelompok memiliki tekanan yang kuat sehingga konformitas dapat meningkat. Remaja harus dapat menyesuaikan pendapatnya dengan
kelompok jika ingin meningkatkan konformitas. Nilai-nilai yang ada pada kesepakatan yaitu:
1 Kepercayaan
sangat penting
untuk membentuk
suatu kesepakatan dalam kelompok. Tingkat kepercayaan akan
menurun ketika di dalam kelompok terjadi perbedaan pendapat sehingga berdampak pada menurunnya tingkat konformitas
dalam kelompok tersebut. 2
Persamaan pendapat akan meningkatkan konformitas yang ada
di dalam kelompok. Sebaliknya, apabila di dalam suatu kelompok tidak memiliki persamaan pendapat, maka konformitas
28
akan menurun. Pendapat satu individu yang tidak sama dengan pendapat kelompok akan menunjukkan perbedaan yang berakibat
pada berkurangnya kesepakatan kelompok. 3
Penyimpangan terhadap pendapat kelompok. Remaja yang
menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan dan akan berdampak pada berkurangnya tingkat konformitas pada
suatu kelompok. Remaja dikatakan menyimpang ketika orang tersebut memiliki pendapat atau pandangan yang tidak sesuai
atau berbeda dengan kelompok. Dampak dari penyimpangan tersebut adalah dikucilkan dan ditolak dari kelompok.
c. Ukuran Kelompok
Aturan atau norma kelompok terbentuk berdasarkan atas penilaian dari ukuran mayoritas kelompok. Semakin besar ukuran
kelompoknya, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya Rakhmat, 2008; Taylor, Peplau Sears, 2009. Pernyataan ini diperkuat oleh
Asch, Gerrard, Wilhelmy Conolley yang menyatakan bahwa konformitas meningkat karena adanya peningkatan jumlah anggota
kelompoknya Baron Byrne, 2005. d.
Norma Deskriptif dan Norma Injungtif Perintah Norma deskriptif dapat mempengaruhi tingkah laku individu
dengan cara memberikan informasi mengenai apa yang sebagian orang lakukan pada situasi tertentu. Norma deskriptif juga menginformasikan
perilaku yang dianggap efektif dan adaptif ketika menghadapi situasi
29
itu. Sedangkan norma injungtif dapat mempengaruhi individu dengan cara sudah menetapkan perilaku yang diterima atau tidak diterima
kelompok pada situasi tertentu Baron Byrne, 2005. e.
Tekanan Kelompok Tekanan dalam kelompok dapat berupa pemberian ganjaran,
ancaman atau hukuman pada anggota kelompok akan meningkatkan ketaatan remaja. Semakin besar tekanan dalam kelompok maka
semakin besar ketaatan remaja untuk konform dengan kelompok Sears, Freedmen, Paplau, 1985.
f. Informational influence pengaruh informasi
Informasi yang diberikan orang lain akan bermanfaat bagi individu yang belum mengetahui informasi. Informasi yang diterima
berguna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesesuaian tersebut bergantung pada dua aspek situasi, yaitu
seberapa besar keyakinan kepada kelompok dan seberapa besar keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan individu pada informasi yang
disampaikan kelompok memungkinan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut, terutama pada situasi penilaian yang ambigu atau
tidak jelas. Oleh karena itu, meningkatnya konformitas seseorang dikarenakan adanya peningkatan kepercayaan pada informasi yang
diberikan oleh kelompok yang bersangkutan. Beberapa
hal yang
membuat seseorang
cenderung menyesuaikan diri dengan penilaian kelompok, mungkin dikarenakan
30
kurangnya keyakinan terhadap penilaiannya sendiri. Hal lain yang ditemukan bisa dikarenakan kurangnya kompetensi diri atau terlalu
minimnya informasi yang diketahui mengenai suatu topik Baron Byrne, 2005; Taylor, Peplau, Sears, 2009; King, 2010.
g. Normative influence pengaruh normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh yang berasal dari orang lain agar individu dapat disukai dan diterima secara sosial. Pengaruh
normatif dapat menjadikan individu rela mengubah perilakunya untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok seperti menggunakan
pakaian yang menjadi cirri khas dari kelompok, menggunakan kata- kata gaul yang sama, dan perilaku lain yang sama dengan kelompok
King, 2010. Biasanya, pasca konformitas, terjadi perubahan pada keyakinan orang tersebut karena ada proses ketika pelaku melakukan
pemahaman terhadap perspektif kelompok dan melakukan interpretasi baru sehingga memunculkan penyesuaian diri di kelompoknya
Buehler Griffin, 1994 dalam Taylor et al, 2009. Sedangkan faktor personal terdiri dari :
a. Usia dan jenis kelamin
Usia remaja sangat rentan terjadinya konformitas terutama pada remaja awal karena pada tahap perkembangannya remaja
memiliki keintiman dengan teman-teman sebayanya. Remaja putri secara khusus memiliki ketakutan dinilai negatif oleh teman-temannya
sehingga mereka cenderung memilih untuk konform pada kelompok
31
yang dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi Santrock, 2012; Alwisol, 2004; Sarwono, 2009. Selain itu, remaja putri pada
umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas, mengalah, dan enggan memunculkan konflik Tapiheru dalam Astasari
Sahrah, 2009. b.
Ketaatan Ketaatan merupakan perilaku patuh pada aturan yang berkuasa
King, 2010. Ketaatan remaja pada suatu kelompok akan meningkatkan konformitas pada kelompok. Remaja rela melakukan
tindakan sesuai dengan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan keinginannya. Kerelaan tersebut dikarenakan adanya tekanan
atau tuntutan dari kelompok sehingga remaja memiliki ketaatan pada kelompok itu. Remaja yang melakukan penyimpangan akan ditolak
dan diasingkan dalam kelompok. Anggota kelompok yang konform akan memperhatikan setiap tindakan kelompoknya Sears, Freedmen,
Paplau, 1985. c.
Kohesivitas Kohesivitas adalah intensitas ketertarikan individu terhadap
suatu kelompok. Individu yang mengagumi atau menyukai suatu kelompok dan bersedia melakukan apa saja untuk menjadi sama
dengan kelompok yang disukai, maka dapat dikatakan individu tersebut memiliki kohesivitas yang tinggi Baron Byrne, 2005.
Kohesivitas menjadi pengaruh dalam penilaian juga merupakan faktor
32
yang mempengaruhi konformitas. Jika karakter sumber pengaruh memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk terjadinya konformitas,
maka konformitas akan terbentuk. Akan tetapi, jika pengaruhnya tidak cukup kuat, maka konformitas tidak akan terbentuk Rakhmat, 2008.
d. Kekompakan
Remaja menyukai suatu kelompok yang memiliki kekuatan di dalamnya sehingga mereka tertarik untuk menjadi bagian dari
kelompok tersebut. Ketertarikan remaja dengan kelompok yang diinginkan membuat remaja berharap untuk memperoleh manfaat dari
keanggotaannya. Semakin
besar ketertarikan
dan harapan
mendapatkan manfaat pada suatu kelompok, maka semakin besar pula kekompakan kelompok dan konformitasnya. Kekompakan yang
terbentuk pada suatu kelompok mempengaruhi anggota kelompok tersebut untuk semakin konform satu sama lain. Remaja cenderung
menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok apabila ingin menjadi bagian dari kelompok tersebut. Remaja yang ingin diterima dalam
kelompok akan mengikuti tindakan kelompok ketika kelompok melakukan sesuatu Sears, Freedmen, Paplau, 1985.
e. Harga diri
Berdasarkan hasil penelitian, harga diri merupakan salah satu faktor personal yang mempengaruhi terjadinya konformitas. Semakin
tinggi harga diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin rendah tingkat konformitas yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah harga
33
diri yang dilakukan, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya Cipto Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012.
Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan merasa takut untuk ditolak sehingga mereka memilih untuk konform Asch dalam
Aronson, Wilson, Akert, 2005 Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi konformitas yaitu faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional terdiri dari kejelasan situasi, ukuran kelompok, norma
deskriptif dan norma injungtif, pengaruh informasi, dan pengaruh normatif. Sedangkan faktor personalnya meliputi usia dan jenis kelamin,
kohesivitas, harga diri.
4. Konformitas pada Remaja Putri