51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen. Peneliti ingin melihat
korelasi dari harga diri dengan konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, dan harga diri dengan pembelian impulsif. Berdasarkan struktur
hubungan tersebut, peneliti juga ingin mengetahui peran dari konformitas dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel dependen : Impulsive Buying Pembelian impulsif
Variabel independen : Harga diri dan Konformitas
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Impulsive Buying Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang dilakukan secara spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan
sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan
biasanya berujung pada penyesalan. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek
kognisi dan afeksi. Pada aspek kognisi, individu yang melakukan pembelian
impulsif, kurang
mampu mempertimbangkan
dan
52
merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian. Sedangkan aspek afeksi menjelaskan bahwa pembeli melakukan pembelian impulsif karena
memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya
itu. Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa penyesalan
Pembelian impulsif
akan diukur
menggunakan skala
kecenderungan pembelian impulsif seseorang yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek dari pembelian impulsif. Kecenderungan yang
dimaksudkan adalah seberapa sering pembelian impulsif remaja putri dilakukan. Semakin tinggi skor pembelian impulsif yang dimiliki, maka
semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah skor pembelian impulsif, maka kemungkinan melakukan
pembelian impulsif semakin rendah.
2. Konformitas
Konformitas ialah tindakan yang dilakukan atau diyakini seseorang berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara sosial. Konformitas
tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan keyakinan yang dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya tekanan dari
kelompok acuan. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keyakinan seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang sama dengan orang lain agar dapat diterima secara sosial. Aspek
53
konformitas ditentukan berdasarkan poin penting dari berbagai definisi mengenai konformitas.
Konformitas akan diukur dengan menggunakan skala konformitas yang dibuat berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti.
Semakin tinggi skor konformitas yang dimiliki, maka kemungkinan terjadinya konformitas semakin tinggi dan semakin rendah skor
konformitas, maka semakin rendah pula tingkat konformitasnya.
3. Harga Diri