30
3. Motif integrasi dan interaksi sosial Personal Relationship
Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain empati
sosial, berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, di dalam mempertahankan norma-norma sosial. Motif
ini didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.
4. Motif hiburan Diversi
Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan
bersantai, mengisi waktu luang dan memperoleh kekuatan jiwa dan penyaluran emosi.
Berdasarkan motif-motif inilah yang kemudian mendorong individu untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengakses situs
Twitter. Jadi dalam penulisan ini, penelitian hanya dibatasi pada motif yang mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan
melalui pola penggunaan internet sebagai media dalam mengakses situs Twitter.
2.1.6. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang- orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang secara langsung maupun tak langsung,
31
baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang seperti
suami-isteri, dua sahabat dekat, dan lainnya. Mulyana, 2000:73 Menurut Devito, komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera Effendy, 2003:30.
Komunikasi Interpersonal memiliki beberapa tujan, yaitu Muhammad, 2004:165-68 :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam
pertemuan interpersonal dengan orang lain kita beljara banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau
mengenai diri kita. Sangat menarik bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan
membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita.
32
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang
berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita. Hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami
melalui interaksi interpersonal. c.
Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu untuk mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita bolehkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang
baru, membeli barang tertentu, melihat film, membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. d.
Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai
tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita di akhir pekan, menceritakan
cerita-cerita lucu pada umumnya. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan
keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari segala kegiatan
33
Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi
diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual
bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan
tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, beliau menjelaskan tentang
sistem dalam komunikasi interpersonal seperti:
Persepsi Interpersonal
Konsep Diri
Atraksi Interpersonal
Hubungan Interpersonal. Dalam penulisan ini, Penulis hanya menjelaskan point
hubungan interpersonalnya saja. Karena Penulis beranggapan, pembahasannya terlalu rumit dan dianggap dalam point hubungan
interpersonal pembahasannya jelas sehingga mudah dimengerti.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi,
bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan “Komunikasi
34
interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting”.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya trust
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti
akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut
memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga,
diandalkan, jujur dan konsisten. b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai
kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya
keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
35
2. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu
memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya. b. Orientasi maslah: mengkomunikasikan keinginan untuk
kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra
mencapai tujuan. c.
Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak
melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan
dan keyakinan. f.
Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan
membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber,
kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dan lain-lain.
36
2.1.7. Teori Uses and Gratifications