Bentuk Pembinaan Pembinaan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Terhadap PKL Lapangan Karah Surabaya.

2.2. Landasan teori 2.2.1. Pengertian Pembinaan Pengertian pembinaan menurut Thoha 2003 : 7, merumuskan pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan dari suatu tujuan, dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu.

1. Bentuk Pembinaan

Metode Pembinaan Dinas Koperasi UMKM Pemkot Surabaya terhadap PKL : 1 Bimbingan Teknis Bintek produksi dan kesehatan : Untuk meningkatkan kesadaran Pedagang Kaki Lima PKL akan seterillisasi peralatan produksi makanan serta untuk menjaga para konsumennya. Adapun Bentuk pembinaan itu sendiri terdiri dari : 1.Akses Pencucian Peralatan Yang Memadai. Menurut Sihombing dalam Khairuddin 2002:127, adalah “partisipasi dalam konteks pembangunan yang memerdekakan bukan semata – mata kebaikan hati para elit pemgambil keputusan, akan tetapi partisipasi adalah hak dasar yang sah dari umat manusia untuk turut serta merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pembangunan yang menyajikan harapan pemerdekaan dirinya”. 2.Tidak Terdapat Lalat atau Hewan Penggangu Hewan Lainnya. Menurut Sediaoetama 2006 : 154, pada jaman saat ini masalah hewan serangga sangat mengganggu masyarakat setempat, masyarakat telah mengetahui dari pengalaman bahwa jenis-jenis makanan tersebut mengandung bahan beracun, tetapi mereka telah mengonsumsinya karena berbagai sebab. 3.Tersedia Pembuangan Limbah yang Tertutup,Mengalir Lancar dan Tidak Berbau. Menurut Khiatuddin 2003 : 168, di daerah aliran sungai, perlu diciptakan lahan yang direboisasi yang berfungsi sebagai wilayah rasapantangkapan air, mulai dari hulu sampai ke hilir sungai. 4.Kontruksinya Memudahkan Untuk di Bersihkan. Seperti yang diungkapakan oleh Simanjuntak 2005 : 51, menyebutkan bahwa salah satu pembinaan PKL adalah revolusi penempatan PKL di lokasi yang baru, hal ini dapat diartikan bahwa dengan penempatan PKL yang baru juga harus memperhatika kondisi PKL untuk dapat berubah menjadi baik. 5.Bahan Makanan dalam Kondisi Segar,Tidak Busuk atau Tidak Rusak. Menurut Departemen Gizi dan Kesehan Masyarakat Universitas Indonesia 2008 : 15. Bahan makanan juga sering dikenal sebagai bahan pangan atau dalam perdagangan dikenal sebagai komoditas. Bahan makanan diproduksi atau diperdagangkan seperti daging, sayur, buah, beras, dll. Bila bahan makanan dalam kondisi yang rusak atau busuk tidak dapat dikonsumsi manusia karena akan merusak fungsi pencernaan pada manusia. 6.Tidak Mengandung Bahan Berbahaya Seperti Borak dan Formalin. Formalin adalah zat yang berbahaya bagi tubuh manusia, merupakan zat beracun, karsinogen menyebabkan kanker mutagen menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh dan bersifat korosif serta iritatif. Formalin banyak digunakan untuk mengawetkan bahan makanan seperti bakso, tahu, mie basah dan ikan. Dengan direndam dalam beberapa tetes formalin yang dicampur dengan air, maka bahan-bahan tersebut akan lebih tahan lama dan lebih kenyal www.sobatmuda.multiply.com. Sedangkan Boraks juga merupakan bahan terlarang untuk dicampurkan pada makanan sebagai pengawet dan pengenyal. Banyak digunakan dalam pembuatan bakso agar awet dan kenyal. Zat ini bukan merupakan BTP Bahan Tambahan Pangan dan Food Grade. Bahkan boraks ini merupakan bahan pengawet kayu dan rotan. Selain itu juga digunakan untuk menghaluskan gelas, dan juga bahan pengontrol kecoa. 7.Bahan Makanan Kemasan tidak Kadarluarsa Menurut Ir. Udjang Sumarwan, Ph.D Dosen mata kuliah Pendidikan Konsumen pada Fakultas Pertanian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Institut Pertanian Bogor dalam Lokakarya Hukum Perlindungan Konsumen bagi Dosen Praktisi Hukum yang Diselenggarakan: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI, mengungkapkan : Pada zaman modem ini, masih banyak masyarakat yang kurang mengerti dan tidak memperdulikan batas kadaluarsa makanan yang dikonsumsinya. Hal demikian banyak terjadi di daerah- daerah dimana makanan pada umumnya diolah secara sederhana yang pada umumnya mempunyai masa simpan yang relatif pendek. sehingga meskipun makanan tersebut telah kadaluarsa mereka tetap mengkonsumsinya. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan yang kurang. Keadaan demikian sering dimanfaatkan oleh sebagian pedagang atau produsen makanan untuk menjual makanan kadaluarsa dengan harga murah. Hal inilah yang banyak disambut oleh orang-orang yang kurang pengetahuannya dan pada umumnya banyak menimpa golongan ekonomi lemah.

2. Manfaat Pembinaan

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Dalam Penataan PKL).

0 0 109

PERAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN UKM BATIK MANGROVE DI KECAMATAN RUNGKUT PEMERINTAH KOTA SURABAYA.

4 10 104

PERAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBINAAN SENTRA USAHA KECIL PRODUKSI TEMPE DI KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO PEMERINTAH KOTA SURABAYA.

8 30 122

STRATEGI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH KOTA SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.

0 0 1

DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

0 0 1

DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO,KECIL DAN MENENGAH

0 0 1

PERAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBINAAN SENTRA USAHA KECIL PRODUKSI TEMPE DI KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO PEMERINTAH KOTA SURABAYA

0 0 22

PEMBINAAN DINAS KOPERASI UMKM PEMERINTAH KOTA SURABAYA TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) LAPANGAN KARAH KOTA SURABAYA

0 0 22

PERAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN UKM BATIK MANGROVE DI KECAMATAN RUNGKUT PEMERINTAH KOTA SURABAYA

0 0 17

STRATEGI KOMUNIKASI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Dalam Penataan PKL)

0 0 21