Biaya Langsung Direct Cost

24

2.4.2 Biaya Tak Langsung Indirect Cost

Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah: a. Biaya overhead Biaya yang termasuk dalam overhead adalah komponen biaya yang meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan pada proyek menyewa kantor, rekening listrik, air, telephone, biaya pemasaran, gaji karyawan dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, uang jaminan, dan ijin-ijin usaha serta biaya rapat lapangan site meeting. b. Biaya tak terduga Contigencies Kontigenci adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau anggaran untuk dialokasikan pada butir-butir yang belum ditentukan, yang menurut pengalaman dan statistic menunjukkan selalu diperlukan. Makin jauh proyek berjalan, makin banyak masukan data dan informasi, sehingga masalah yang belum menentu pun akan banyak, demikian halnya kotigenci. Pada umumnya biaya ini diperlukan antara 0,5-5 dari total proyek. Biaya tak terduga antara lain: 1. Kesalahan - Kealpaan pemborong dalam pelaksanaan proyek - Gambar yang kurang lengkap 2. Ketidakpastian yang subjektif - Ketidakpastian yang subjektif timbul karena interprestasi yang subjektif terhadap bestek. - Ketidakpastian yang subjektif lainnya adalah fluktuasi haraga material dan upah buruh yang tidak tepat perkiraan. 3. Ketidakpastian yang objektif Ketidakpastian yang objektif adalah ketidakpastian tentang perlu tidaknya suatu pekerjaan dilakukan atau tidak, dimana ketidakpastian itu ditentukan objek di luar kemampuan manusia. 25 4. Varian efisiensi Varian efisiensi adalah variasi efisiensi dari sumber-sumber daya, yaitu: vefisiensi dari buruh, peralatan dan material c. Keuntungan profit Keuntungan disini adalah keuntungan yang diterima kontraktor yang telah dimasukkan dalam biaya proyek keseluruhan.

2.5 Percepatan Penyelesaian Proyek

Percepatan penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaian proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keaadaan normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan durasi kegiatan yang akan diadakan crash program. Dengan pengurangan durasi pada lingkup pekerjaan yang sama akan membutuhkan penambahan waktu kerja per hari atau penambahan sumber daya yang diperlukan. Dengan penambahan tersebut akan menimbulkan tambahan biaya yang menyebabkan bertambahnya biaya total proyek. Jadi tujuan yang ingin dicapai dalam program mempercepat waktu proyek ini adalah memperpendek jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan tambahan biaya seminimal mungkin. Untuk itu perlu adanya identifikasi aktivitas yang memiliki biaya paling minimum untuk dipercepat dan berapa besar biaya yang timbul akibat pengurangan waktu. Informasi yang harus dimiliki untuk mendapatkan akselerasi meliputi: - Estimasi biaya aktivitas dibawah durasi normal atau durasi dari aktivitas yang diharapkan - Estimasi waktu untuk menyelesaikan aktivitas itu dengan crashing maksimum yaitu aktivitas yang paling pendek. - Estimasi biaya aktivitas dengan biaya akselerasi maksimum. Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan Soeharto, 1997. Durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat factor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan pengubahan metode konstruksi di lapangan. 26

2.5.1 Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja Lembur

Mempercepat waktu pelaksanaan suatu kegiatan dengan penambahan jam kerja atau kerja lembur merupakan salah satu usaha untuk menambah produktifitas kerja sehingga dapat mempercepat wktu pelaksanaan suatu kegiatan. Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur adalah: a. Waktu kerja normal adalah 8 jam 08.00 – 17.00, sedangkan lembur dilakukan setelah waktu kerja normal. b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 3 tiga jam per hari dan 14 jam per minggu, tidak termasuk waktu kerja lembur yang dilakukan pada hari istirahat mingguan atau pada hari libur resmi. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Pasal 78 ayat 1 huruf b UU No. 13 Th. 2003, Pasal 3 ayat 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 c. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai berikut : Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar 1, 5 satu setengah kali upah satu jam.Dapat dirumuskan sebagai berikut: - Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur sebesar 2 dua kali upah satu jam. Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : - Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar 1, 5 satu setengah kali upah satu jam. Dapat dirumuskan sebagai berikut: - Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur sebesar 2 dua kali upah satu jam. Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :