37
2.1.9. Semiotik Charles Sanders Peirce
Model dasar semiotik dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce 1839-1914 dan Ferdinand de Saussure 1857-1913, yang pada
perkembangannya sangat mempengaruhi model-model berikutnya. Peirce menekankan pada hubungan antara tanda, obyek dan peserta komunikasi.
Hubungan antara ketiga unsur tersebut adalah untuk mencapai suatu makna, terutama antara tanda dan obyeknya. Karena itu hubungan antara ketiganya
disebut hubungan makna. Bila Peirce menekankan pada fungsi logika tanda, maka Sausssure yang dianggap sebagai pendiri lingusitik modern, lebih
menekankan pada hubungan dari masing-masing tanda, dan menurut Saussure tanda merupakan obyek fisik yang penuh dengan berbagai makna. Saussure
tidak terlalu memperhatikan realitas dari makna seperti yang dikemukakan oleh Peirce. Bintoro, 2002:12
Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema ”PLN” sebagai sesuatu yang berarti dalam proses pembentukan pesan. Peristiwa
tersebut dipaparkan dalam pembentukan tanda –tanda gambar, kata-kata, dan lainnya dalam format sebuah kartun editorial. Sehingga yang menjadi
perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu peristiwa dalam masyarakat dipandang, dituangkan dan dinilai. Sebab itulah diperlukan
adanya kartun editorial tersebut, dengan siatuasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. Hal itulah yang kemudian dijadikan alasan
penggunaan model semiotik Peirce, karena Peirce dalam hal ini lebih memperhatikan realita makna. Dengan demikian penelitian ini termasuk pada
bidang studi semiotik budaya tempat kode-kode dan tanda-tanda digunakan.
38
Teori semiotik Peirce berpendapat bahwa tanda dibentuk melalui hubungan segitiga yaitu tanda berhubungan dengan obyek yang dirujuknya.
Hubungan tersebut membuahkan interpretan. Preirce menelaskan modelnya sebagai berikut:
”A sign is something which stands to somebody for something in the respect or capacity. It addresses somebody,that is, creates in
the mind of that person an equivalent sign, or perhaps a more developed sign. The sign which it creates I call the interpretant of
the first sign. The sign for something, its object
. Tanda adalah sesuatu yang memberi arti atas sesuatu bagi seseorang. Tanda
ditujukan kepada seseorang, karenanya membuat seseorang menciptakan tanda yang ekuivalen atau tanda yang lebih
berkembang di dalam benaknya. Tanda yang diciptakan itu saya sebut interpretant dari tanda yang pertama. Tanda memberi arti
atas sesuatu yang disebut obyek.” Fiske, 1985:45
Model semiotik Peirce dapat digambarkan dalam bentuk segitiga seperti berikut:
Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce
Sumber: Fiske 1990:42
Sign
Interpretant Obyek
Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungannya antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk pada
sesuatu di luar tanda itu sendiri, yaitu obyek dipahami oleh seseorang. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang
dirujuk sebuah tanda. Interpretan merupakan konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan pengalaman pengguna tanda terhadap sebuah obyek. Apabila
39
ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Diantara ketiganya,
interpretanlah yang paling sulit dipahami. Interpretan adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan
tanda itu sendiri. Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon, index
indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategoru tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda
Icon
Index Simbol
Sumber: Fiske 1990:47 Model tersebut merupakan hal penting dan sangat fundamental dari
hakekat tanda. Peirce mengungkapkannya sebagai berikut: 1.
Ikon Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat
bersamaan bentuk alamiah berupa hubungan kemiripan. Misalnya adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada
dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam peta tersebut.
40
2. Indeks
Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau
atnda yang langusng mengacu pada kenyataannya. Misalnya adalah asap sebagai tanda adanya api.
3. Simbol
Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan acuannya berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian. Misalnya
orang yang menggelengkan kepalanya merupakan simbol yang menandakan ketidak setujuan yang termasuk secara konvensional.
Sobur, 2003:41. Berdasarkan berbagai kalsifikasi tersebut, Pierce membagi tanda
menjadi sepuluh jenis Sobur, 2006:42: 1.
Qualisign Yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan
kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan oarang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.
2. Iconic Sinsign
Yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta dan tanda baca.
3. Rhematic Idexical Sinsign
Yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh:
pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi di situ akan
41
dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya, dilarang mandi di sini.
4. Dicent Sinsign
Yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.
5. Iconic Legisign
Yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.
6. Rhematic Idexical Legisign
Yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk.
7. Dicent Indexical Legisign
Yakni tanda yang bermakna infrormasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans
menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit.
8. Rhematic Symbol
atau Symbolic Rheme Yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide
umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada asosiasi antara
gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau. 9.
Dicent Symbol atau Proposition Proposisi
Adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata ”pergi” penafsiran kita
langsung beroasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal
42
proposisi yang kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang membentuk kalimat, semuanya adlaah proposisi yang mengandung
makna yang beraosiasi di dalam otak. 10.
Argument Yakni tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu
berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata ”gelap”. Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruangan itu cocok dikatakan gelap.
Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut
mengandung kebenaran.
2.1.10. PLN