Media dan Konstruksi Realitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Media Massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan atau Informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu Pesan dari Media Massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu juga. Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan disiarkan secara Periodik, isi pesan harus bersifat umum menyangkut semua permasalahannya, mengutamakan aktualitas, dan disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini adalah Surat Kabar, Majalah, Radio, Televisi, Film Dan internet. Wahyudi, 1996:35.

2.1.1. Media dan Konstruksi Realitas

Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai sebuah berita, diantaranya realitas politik. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerja media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi media adalah realitas yang dikonstruksi Constructed Reality . Pembuatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita Tuchman dalam Sobur, 2001: 83. 13 14 Media seringkali disebut sebagian the fourth estate kekuatan keempat dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik. Hal ini terutama disebabkan oleh suatu persepsi tentang peran yang dapat dimainkan oleh media dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan politik masyarakat. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membantuk opini publik, anatar lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang alebih empiris. Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan menggunakan bahwa sebagai perangkatnya. Sedangkan bahasa bukan hanya sebagai alat realitas, namun juga menentukan relief seperti apa yang diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikannya Sobur, 2001: 88. Setiap upaya “menceritakan” sebuah, peristiwa, keadaan, benda, atau apapun, pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Begitu pula dengan profesi wartawan. Pekerjaan utama wartawan adalah mengisahkan hasil reportasenya kepada khalayak. Dengan demikian mereka 15 selalu terlibat dengan usaha-usaha mengkonstruksikan realitas, yakni menyusun fakta yang dikumpulkannya ke dalam suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita News, karangan khas Feature, atau gabungan keduanya News Feature. Dengan demikian berita pada dasarnya adalah realitas yang telah dikonstruksikan Constructed Reality. Penggunaan bahwa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul darinya. Bahkan menurut Hamad dalam Sobur 2001: 90 bahwa bukan cuma mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas. Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subyek yang mengkonstruksikan realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Media bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa, lewat bahasa, lewat pemberitaan pula, media dapat membingkai dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan memahami peristiwa dalam kacamata tertentu Eriyanto, 2004: 24. Dalam rekonstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Sehingga 16 dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi media Sobur, 2001:91.

2.1.2. Fungsi Media