Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Signifikansi Penelitian KERANGKA TEORI

8 golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung. Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang memuaskan. 15 Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019, apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik bagi partai maupun Negara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo” 15 Wawancara dengan Bapak Ir. Irwan Sitepu Universitas Sumatera Utara 9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo 2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

D. Signifikansi Penelitian

1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik dan rekrutmen calon legislatif. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.

E. KERANGKA TEORI

E.1. Demokrasi Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti wewenang atau memerintah. Jadi secara Universitas Sumatera Utara 10 sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan politik tertinggi supreme political authority dan kedaulatan sovereignty ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat. 16 Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem sosial dan ekonomi. 17 Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu 18 : 1. Freedom kebebasan yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain. 2. Equality persamaan yakni setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan 16 Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12. 17 Georg Sorensen. Ibid. hal 18 18 Georg Sorensen. Ibid. hal 21 Universitas Sumatera Utara 11 dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima 3. Justice keadilan, ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang menitik- beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa adanya. 4. Humanity kemanusiaan, pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. E.1.1. Dimensi Demokrasi Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut 19 : 1. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi 2. Kebebasan mengeluarkan pendapat 3. Hak memilih 4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah 19 Georg Sorensen. Ibid. hal 18 Universitas Sumatera Utara 12 5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan 5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara 6. Sumber – sumber informasi alternatif 7. Pemilihan umum yang bebas dan adil 8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan suara dan pengungkapan preferensi lainnya. Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi politik yaitu : 1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi partai politik pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan 2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak ada kelompok sosial dewasa utama yang disingkirkan. 3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada partisipasi.Meningkatnya partisipasi atau inklusifitas berarti meningkatnya jumlah warga negara yang memperoleh hak-hak politik dan kebebasan. Universitas Sumatera Utara 13 Kompetisi atau liberalisasi menyangkut tersedianya hak-hak dan kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi untuk meraih kekuasaan pemerintahan. E.1.2. Indikator Demokrasi Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi, yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada. Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu 20 : 1. Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat 2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif sering, adil dan dengan pemilihan bebas 3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum 4. Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum 20 Koirudin.2004. Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi. Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal.142 Universitas Sumatera Utara 14 5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik 6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya. 7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti partai- partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara damai lainnya. E.2. Partai Politik Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita- cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki. Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21 21 A. Rahman. Ibid. hal. 102 Universitas Sumatera Utara 15 Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita- cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara. 22 E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik 22 Koirudin.Ibid. hal. 142 Universitas Sumatera Utara 16 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan umum dari partai politik adalah 23 : 1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah : 1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan 2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi dari partai politik adalah 24 : 23 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218 24 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219 Universitas Sumatera Utara 17 1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat 3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara 4. Partisipasi politik warga negara Indonesia 5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. E.2.2. Klasifikasi Partai Politik Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu 25 : 1. Sistem Partai Tunggal One Party System Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis, dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara. 2. Sistem Dwi Partai Two Party System 25 A. Rahman. Ibid.hal. 105 Universitas Sumatera Utara 18 Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat, dan Philipina. 3. Sistem Multi Partai Multi Party System Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia, Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya. E.3. Rekrutmen Politik Rekrutmen politik berasal dari dua 2 kata yaitu rekrutmen dan politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara. Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status kedudukan. Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau kombinasi dari kesemuanya. 26 Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai 26 A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu. hal. 246 Universitas Sumatera Utara 19 pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan masyarakat dalam melalui wadah pemilihan. 27 Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik pemimpin pemerintahan Negara dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah lurahdesa yang sesuai dengan kriteria persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui konvensi hukum tidak tertulis yang berlaku dalam masyarakat rakyat Indonesia. 28 Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh tingkatan hirarki atau struktur politik yang ada. 27 Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157 28 A. Rahman. Ibid. hal. 246 Universitas Sumatera Utara 20 Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi elit politik yaitu : 29 1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan peranan dan proses sosial 2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya 3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara yaitu 30 ; 1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. 2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya 29 Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158 30 Hesel Tangkilisan. Ibid. hal.189 Universitas Sumatera Utara 21 hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses rekrutmen yaitu : 1. Sistem patronit patronage system atau dikenal sebagai sistem setia kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama. Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa memperhatikan keahlian dan keterampilan 2. Sistem merita merit system Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system” 3. Sistem karir career system Universitas Sumatera Utara 22 Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik. Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik sebagai berikut : 31 1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis 2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social politik seseorang, misalnya aktivis LSM 3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut 4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan kedudukan lebih penting atau tinggi. Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang terdiri dari: 31 Prof. Firmanzah, Ph.D. 2011. Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm 71. Universitas Sumatera Utara 23 1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas pemenuhan syarat pencalonan Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun yang akan dipilih. 2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum didalam proses penentuan wakil rakyat. 3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta loyalitas.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

0 34 98

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Partai Politik Dan Pemilu (Suatu Studi Marketing Politik Terhadap Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2009)

0 56 96

POLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang)

0 7 25

PERBANDINGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 PADA PARTAI POLITIK (Studi Pada DPC Partai Demokrat dan DPD Partai Keadilan Sejahtera Lampung Tengah)

0 13 58

POLA REKRUTMEN PARTAI POLITIK (Studi: Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Dalam Menetapkan Caleg Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Agam).

0 11 122

STRATEGI POLITIK CALON LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009 (Kasus : Calon Legislatif Perempuan dari Partai Demokrat di Kabupaten Bungo).

0 0 19

REKRUTMEN POLITIK PARTAI DEMOKRAT DALAM MENENTUKAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DPRD KOTA MANADO TAHUN 2014 | Gustiani | JURNAL EKSEKUTIF 16042 32168 1 SM

0 0 14

POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF: “STUDI KOMPARASI ANTARA PARTAI AMANAT NASIONAL DENGAN PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA TAHUN 2014 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”.

0 1 141

POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI GERINDRA PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN JEPARA -

0 0 52