8
golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung. Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti
tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan
aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak
ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang
memuaskan.
15
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019,
apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari
hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik
bagi partai maupun Negara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen
Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo”
15
Wawancara dengan Bapak Ir. Irwan Sitepu
Universitas Sumatera Utara
9
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1.
Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
D. Signifikansi Penelitian
1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam
melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri
2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik dan rekrutmen calon legislatif.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.
E. KERANGKA TEORI
E.1. Demokrasi
Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti wewenang atau memerintah. Jadi secara
Universitas Sumatera Utara
10
sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut
Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan politik tertinggi supreme political authority dan kedaulatan
sovereignty ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang
sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.
16
Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin
politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang
sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem sosial dan ekonomi.
17
Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu
18
: 1.
Freedom kebebasan yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan
kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
2. Equality persamaan yakni setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan
16
Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12.
17
Georg Sorensen. Ibid. hal 18
18
Georg Sorensen. Ibid. hal 21
Universitas Sumatera Utara
11
dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima
3. Justice keadilan, ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang
ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang menitik-
beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa adanya.
4. Humanity kemanusiaan, pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan
yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
E.1.1. Dimensi Demokrasi
Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi
warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut
19
: 1.
Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi 2.
Kebebasan mengeluarkan pendapat 3.
Hak memilih 4.
Kesempatan menjadi pejabat pemerintah
19
Georg Sorensen. Ibid. hal 18
Universitas Sumatera Utara
12
5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan
5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara 6.
Sumber – sumber informasi alternatif 7.
Pemilihan umum yang bebas dan adil 8.
Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan suara dan pengungkapan preferensi lainnya.
Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi politik yaitu :
1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi partai
politik pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan
2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan
kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak ada kelompok sosial dewasa utama yang disingkirkan.
3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab
pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik
Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada
partisipasi.Meningkatnya partisipasi atau inklusifitas berarti meningkatnya jumlah warga negara yang memperoleh hak-hak politik dan kebebasan.
Universitas Sumatera Utara
13
Kompetisi atau liberalisasi menyangkut tersedianya hak-hak dan kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi
berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi untuk meraih kekuasaan pemerintahan.
E.1.2. Indikator Demokrasi
Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi, yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara
normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan
kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna
memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada. Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu
20
: 1.
Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat
2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif
sering, adil dan dengan pemilihan bebas 3.
Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum 4.
Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum
20
Koirudin.2004. Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi. Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal.142
Universitas Sumatera Utara
14
5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan
berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik 6.
Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.
7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam
perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti partai- partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi
pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara damai lainnya.
E.2. Partai Politik
Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan
kebijaksanaan yang mereka miliki. Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis
politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan
lain yang mempunyai pandangan berbeda.
21
21
A. Rahman. Ibid. hal. 102
Universitas Sumatera Utara
15
Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan
yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-
cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai
politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang
pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik
terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.
22
E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik
22
Koirudin.Ibid. hal. 142
Universitas Sumatera Utara
16
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan umum dari partai politik adalah
23
: 1.
Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 2.
Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3.
Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia 4.
Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :
1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan 2.
Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi
dari partai politik adalah
24
:
23
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218
24
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219
Universitas Sumatera Utara
17
1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga
negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat 3.
Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara
4. Partisipasi politik warga negara Indonesia
5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
E.2.2. Klasifikasi Partai Politik
Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu
25
: 1.
Sistem Partai Tunggal One Party System Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis,
dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha
pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara.
2. Sistem Dwi Partai Two Party System
25
A. Rahman. Ibid.hal. 105
Universitas Sumatera Utara
18
Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam
negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat, dan Philipina.
3. Sistem Multi Partai Multi Party System
Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu
negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia, Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.
E.3. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik berasal dari dua 2 kata yaitu rekrutmen dan politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi
rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara. Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang
untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status kedudukan. Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau
kombinasi dari kesemuanya.
26
Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria
tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai
26
A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu. hal. 246
Universitas Sumatera Utara
19
pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap
individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama
untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan masyarakat dalam melalui wadah pemilihan.
27
Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik pemimpin pemerintahan Negara dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah
lurahdesa yang sesuai dengan kriteria persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui
konvensi hukum tidak tertulis yang berlaku dalam masyarakat rakyat Indonesia.
28
Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga
negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa
membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh
tingkatan hirarki atau struktur politik yang ada.
27
Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157
28
A. Rahman. Ibid. hal. 246
Universitas Sumatera Utara
20
Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi elit politik yaitu :
29
1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan peranan dan proses sosial
2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting
untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya
dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan
politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara
yaitu
30
; 1.
Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing
dalam proses penyeleksian. 2.
Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya
29
Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158
30
Hesel Tangkilisan. Ibid. hal.189
Universitas Sumatera Utara
21
hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya
pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses
rekrutmen yaitu : 1.
Sistem patronit patronage system atau dikenal sebagai sistem setia kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam
mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan
masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama. Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki
satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa memperhatikan keahlian dan keterampilan
2. Sistem merita merit system
Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini
lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah
pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system” 3.
Sistem karir career system
Universitas Sumatera Utara
22
Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini
dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik. Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses
rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam
sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik sebagai berikut :
31
1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis 2.
Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social
politik seseorang, misalnya aktivis LSM 3.
Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan
direkrut 4.
Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan
kedudukan lebih penting atau tinggi. Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang
terdiri dari:
31
Prof. Firmanzah, Ph.D. 2011. Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm 71.
Universitas Sumatera Utara
23
1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas
pemenuhan syarat pencalonan Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari
sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun
yang akan dipilih. 2.
Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh
pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum
didalam proses penentuan wakil rakyat. 3.
Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang
digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta
loyalitas.
F. Metode Penelitian