37
a. Konsep Siteplan
Konsep-konsep desain rancang yang diterapkan pada siteplan, antara lain sebagai berikut :
• Sistem sirkulasi secara keseluruhan adalah outer ringroad agar
memudahkan dalam
pencapaian ke
masing–masing bangunan,
terutama bagi mobil pemadam kebakaran. •
Yang berperan sebagai garis “Leader” adalah gedung departemen tari, departemen musik dan masjid. Sedangkan gedung rektorat dan gedung
departemen tari berperan sebagai garis “Follower”. •
Yang berperan sebagai garis penegas dari garis “Leader” ditempati oleh gedung penunjang yang sifatnya publik Gedung Pertunjukkan
dan garis garis hardscape softscape.
b. Konsep Gubahan Massa dan Exterior
`Konsep gubahan massa diumpamakan membentuk pola Canon sederhana dengan cara sebagai berikut :
• Layering pada bangunan
• Bangunan sebagai “Leader” diletakkan dibelakang, agar sekuen antara
“Leader” dan “Follower” terlihat. •
Pemberian warna yang berbeda untuk “layer” dan bangunannya. Dalam penerapan di perancangan, pembeda antara “Leader” dan “Follower”
dibedakan berdasarkan hal berikut: •
Layering yang berbeda pola tetapi ritmenya sama contoh Gedung Pertunjukan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
45
2.5. Keterkaitan antara Musik dan Arsitektur
2.5.1. Denah
MUSIK ARSITEKTUR
HOTEL SANTIKA DYANDRA MEDAN
Intro: •
Merupakan awal dari sebuah lagu.
• Sebagai patokan awal
dalam memasuki melodi utama.
• Kerangka
pengembangan irama
atau motif
dalam permainan saat dijadikan
iringan vokal. Entrance:
• Memberikan peran dan
fungsi tertentu dalam suatu bangunan.
• Sebagai tanda transisi
antara exterior dan interior.
Gerbang Hotel: •
Merupakan jalur masuk menuju bagian dalam
hotel. Pada Groundfloor terdapat 3 tiga jalur
masuk menuju ruang dalam pada hotel, yakni
melalui Jl. Pengadilan, Jl. Candi Prambanan
dan Jl. Maulana Lubis. Bait:
• Merupakan awal dari
sebuah lagu
yang biasanya pola nadanya
hampir sama. •
Memberikan gambaran terhadap pesan utama
pada sebuah lagu. Secondary Space:
• Suatu area yang tidak
terlalu digunakan secara eksklusif.
•
ruang pengantar dalam memberikan penjelasan
terhadap fungsi
bangunan. Convention Room:
• Terletak pada ground
floor hotel
Santika dyandra.
• Sebagai
pemberi gambaran
kepada pengunjung
terhadap fungsi bangunan.
Bait: •
Merupakan awal dari sebuah
lagu yang
biasanya pola nadanya hampir sama.
• Memberikan gambaran
terhadap pesan utama pada sebuah lagu.
Secondary Space: •
Suatu area yang tidak terlalu
digunakan secara eksklusif.
•
ruang pengantar dalam memberikan penjelasan
terhadap fungsi
bangunan. Receptionist:
• Terletak pada lantai 1
hotel Santika dyandra. •
Sebagai alur pengantar dalam
pencapaian menuju kamar hotel.
Universitas Sumatera Utara
46
Bait: •
Merupakan awal dari sebuah
lagu yang
biasanya pola nadanya hampir sama.
• Memberikan gambaran
terhadap pesan utama pada sebuah lagu.
Secondary Space: •
Suatu area yang tidak terlalu
digunakan secara eksklusif.
•
ruang pengantar dalam memberikan penjelasan
terhadap fungsi
bangunan. Banquet:
• Terletak pada lantai 2
hotel Santika Dyandra. •
Merupakan ruang yang tidak digunakan secara
umum. Hanya
digunakan terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang sedang
mengadakan acara yang diadakan di hotel.
Interlude: •
Sisipan melodi
pada pertengahan lagu.
• Merupakan bagian yang
menyambungkan antar
bait dengan reffrein. •
Terdiri dari beberapa bar atau pola akord.
• Berguna sebagai bagian
transisi menuju kembali kepada lagu pokok.
Trantition Space:
•
Lintasan dari
suatu taraf tingkatan, subjek,
tempat ke
tempat lainnya.
•
Sebagai penghubung
antara akhiran
dari aktifitas
sebelumnya sebelum
memasuki aktifitas yang baru.
•
Ruang penghubung
fisik diantara 2 ruangan yang didesain dengan
aspek fungsional
maupun sebagai unsur penambahan
dalam estetika.
Restoran, Kolam Renang dan Caffee Shop:
• Terletak pada lantai 3
hotel Santika Dyandra sebagai
fasilitas sekunder pada hotel.
•
Transisi menuju kamar hotel yang terdapat pada
lantai 4 sampai dengan lantai 11.
•
Merupakan penghubung dari
aktifitas umum
menuju aktifitas yang bersifat privasi.
Reffrain: •
Merupakan inti
dari sebuah lagu.
Primary space :
•
Merupakan bagian
utama dalam sebuah Kamar Hotel:
• Terletak pada lantai 4
sampai dengan lantai 11
Universitas Sumatera Utara
47
• Notasi
dan pengulangannya
sama dan memiliki syair yang
sama, namun
kemungkinan syairnya
sedikit dimodifikasi. bangunan.
•
Digunakan secara
eksklusif pada
kelompok-kelompok tertentu.
hotel Santika Dyandra. •
Hanya diperuntukkan
bagi pengunjung yang menyewa
ataupun menginap pada kamar
yang disediakan pihak hotel.
• Memiliki bentuk denah
yang sama pada tiap lantainya.
Tabel. 2.2. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur
2.5.2. Tampak
MUSIK ARSITEKTUR
HOTEL SANTIKA DYANDRA MEDAN
Melodi:
• Merupakan
elemen pembentuk musik.
• Terdiri dari rangkaian
nada-nada yang
menghasilkan ide
musikal.
Bukaan:
• Merupakan salah satu
elemen pembentuk
fasad.
•
Berfungsi sebagai alur sirkulasi udara.
Jendela:
• Elemen
pembentuk tampak
pada hotel
Santika Dyandra.
•
Terdiri dari rangkaian jendela yang memiliki
ukuran bervariasi.
Irama:
•
Bunyi yang bersifat dinamika yang bergerak
secara teratur
serta berhubungan
dengan panjang pendeknya not.
•
Sekelompok bunyi dan diam
panjang pendeknya
dalam waktu yang bermacam-
Ritme:
•
Sebagai pergerakkan
yang bercirikan unsur- unsur
atau motif
berulang.
•
Disusun secara terpola dengan interval secara
teratur maupun tidak teratur.
Ritme Jendela:
• Susunan jendela disusun
berdasarkan ritme yang bergerak teratur dengan
tingkat kerapatan antara satu
jendela dengan
jendela lainnya.
Universitas Sumatera Utara
48
macam dalam bentuk yang berulang-ulang.
Harmoni:
•
Bunyi gabungan dua
nada atau lebih, yang berbeda
tinggi atau
rendahnya dan
dibunyikan secara
serentak.
•
Selaras, sepadan, bunyi serentak.
•
Berisi akord-akord
yang dirangkai dengan membentuk
pola-pola tersendiri yang tidak
dapat dipisahkan.
Komposisi:
•
Susunan berberapa
macam bentuk yang terjalin dalam suatu
kesatuan sehingga
terwujud bentuk baru yang sesuai dengan
kondisi tertentu.
•
Susunan unsur-unsur
dalam suatu karya yang memancarkan
kesatupaduan, irama
dan juga
keseimbangan.
Komposisi Jendela:
• Penggabungan susunan
dari ritme
jendela sehingga menghasilkan
pola yang teratur serta memiliki satu kesatuan.
Tabel. 2.3. Tabulasi keterkaitan antara musik dan arsitektur
Universitas Sumatera Utara
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih pada penelitian dengan judul “Membaca Karya Arsitektur Sebagai Sebuah Komposisi Musik, Studi Kasus: Hotel Santika
Dyandra Medan” adalah jenis penelitian deskriptif. Arikunto 2010;3
mengatakan metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa ataupun kegiatan yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kondisi pada gedung Santika Dyandra Medan. Penelitian
deskriptif hanya menginterpretasikan fakta yang saat ini sedang terjadi tanpa mempermasalahkan keadaan sebelum ataupun sesudahnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono 2008:14 pendekatan kualitatif adalah metode
analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti objek tertentu yang bersifat alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen
kunci. Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2. Variabel Penelitian