57 Pembangunan gedung ini pada awalnya memiliki sejumlah pertanyaan
menyangkut desain yang ditampilkan dimana pada kawasan Hotel Santika Dyandra yang terletak di pusat kota Medan merupakan deretan bangunan yang
memiliki sifat arsitektur regional, seperti pada hotel Grand Aston yang dibangun dengan tema arsitektur kolonial juga terdapat gedung Bank Indonesia yang
bertemakan arsitektur kolonial. Sedangkan pada Hotel Santika yang didesain dengan tema arsitektur modern memiliki alasan hotel tersebut dapat memberikan
karakter tersendiri sebagai bangunan yang mengarah pada unsur bisnis sehingga memiliki daya tarik bagi pengunjung.
4.3. Karya Arsitektur Sebagai Komposisi Musik
Sesuai dengan sampel yang tertera pada metodologi penelitian, ditetapkan 2 variabel penelitian. Sampel penelitian yang ditetapkan adalah denah serta
tampak Hotel Santika Dyandra. Pemilihan dua sampel tersebut dilakukan dengan melalui observasi dari
gambar kerja pada denah dan tampak melalui unsur serta komponen dalam musik. Observasi pada denah dilakukan dengan menggunakan komponen yang
terkandung dalam sebuah lagu yang didalamnya terdapat intro, bait, interlude, reffrain serta coda. Sedangkan pada tampak, observasi dilakukan dengan
menggunakan unsur yang terkandung dalam musik berupa irama dan harmoni dengan melihat dari ritme serta komposisi pada tampak bangunan.
4.3.1 Denah
Komponen-komponen pada sebuah lagu merupakan suatu proses dalam sebuah cerita yang terkandung didalam sebuah lagu. Komponen tersebut disusun
menjadi satu kesatuan. Komposisi musik pada sebuah lagu merupakan cerita sang komposer tentang dunia ataupun imajinasinya. Karena bersinonim dengan cerita,
dalam komposisi lagu juga terdapat pendahuluan, bagian utama dan penutup yang biasa disebut song structure. Sama halnya dengan denah, peletakan tempat
digambarkan secara teratur serta mempunyai tujuan untuk menentukan jalur masuk entrance, inti bangunan serta jalur keluar exit. Berdasarkan judul
penelitian ”Membaca Karya Arsitektur Sebagai Sebuah Komposisi Musik”, maka
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Jarak antar batas bangunan terhadap
entrance 7,5 meter
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Beberapa ruangan arsip serta ruangan staff sebagai alat musik utama pengiring pada bait lantai 1
Void sebagai pelengkap dalam penyempurnaan
bait.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Denah Tipe Kamar
Lantai 4 – Lantai 6 Deluxe
Lantai 7 – Lantai 8 Executive
Lantai 9 Premiere
Lantai 10-11 Executive
Lobby berfungsi sebagai pemberi tanda dalam
memasuki reffrain.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan akord dasar sebagai bentuk overtune
pada reffrain.
Denah pada lantai 9 Denah pada lantai 8
Overtune pada bentuk denah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sirklus Tangga dalam pencapaian menuju lantai 12
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
A B
C
Universitas Sumatera Utara
Ritme pada bukaan yang dianalogikan sebagai irama
dengan 8 not pada 1 bar yang tiap not memiliki nilai 12
ketuk.
Nilai ½ ketuk sehingga
menghasilkan 1 ketukan dalam 2 not nada.
Universitas Sumatera Utara
Susunan bukaan pada jendela yang lebih rapat dapat dianalogikan sebagai
susunan not pada 1 bar dengan nilai ¼ ketuk. Terjadinya tempo yang lebih
cepat dibandingkan dengan zona A.
Nilai ¼ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 4 not nada.
Universitas Sumatera Utara
Zona pada Tampak Timur Not Nada
Nilai
A ½ ketuk
B ¼ ketuk
C 1 ketuk
Susuanan bukaan pada jendela dengan jarak yang lebih jauh. Dianalogikan
sebagai not balok dengan nilai tiap not sebesar 1 ketuk. Sehingga pada 1 bar,
terdapat 4 not nada. Nilai 1 ketuk sehingga
menghasilkan 4 ketukan dalam 4 not nada di dalam
1 bar.
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ritme pada bukaan yang dianalogikan sebagai irama
dengan 8 not pada 1 bar yang tiap not memiliki nilai 12
ketuk.
Nilai ½ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 2 not nada.
Universitas Sumatera Utara
Susunan bukaan pada jendela yang lebih rapat dapat dianalogikan sebagai
susunan not pada 1 bar dengan nilai ¼ ketuk. Terjadinya tempo yang lebih
cepat dibandingkan dengan zona A.
Nilai ¼ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 4 not nada.
Universitas Sumatera Utara
Memiliki persamaan jarak bukaan pada zona B, namun dibedakan
berdasarkan tinggi nada. Pada zona C dimulai pada tangga nada 5 sol.
Nilai ¼ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 4 not nada.
Spasi terhadap jendela
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. I f the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
Perbedaan ukuran pada jendela dianalogikan sebagai
perbedaan pada nilai ketukan. Nilai pada not menjadi 1
ketukan sehingga dapat menghasilkan 4 ketukan pada
satu birama.
Universitas Sumatera Utara
Zona pada Tampak Utara
Not Nada Nilai
A ½ ketuk
B dan C ¼ ketuk
D ½ ketuk
1 ketuk
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
LEADER FOLLOWER
FOLLOWER
FOLLOWER
Universitas Sumatera Utara
A B
C
Universitas Sumatera Utara
Ritme pada bukaan yang
dianalogikan sebagai irama dengan 8 not pada 1 bar yang
tiap not memiliki nilai 12 ketuk.
Nilai ½ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 2 not nada.
Susunan bukaan pada jendela yang lebih rapat dapat dianalogikan sebagai
susunan not pada 1 bar dengan nilai ¼ ketuk. Terjadinya tempo yang lebih
cepat dibandingkan dengan zona A.
Nilai ¼ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 4 not nada.
Universitas Sumatera Utara
Zona pada Tampak Barat Not Nada
Nilai
A ½ ketuk
B ¼ ketuk
C ½ ketuk
1 ketuk
Tanda titik merupakan tanda diam dengan nilai 1 ketuk
sebagai analogi pada spasi. Spasi
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
LEADER FOLLOWER
FOLLOWER
Universitas Sumatera Utara
Ritme pada bukaan yang dianalogikan sebagai irama
dengan 8 not pada 1 bar yang tiap not memiliki nilai 12
ketuk.
Nilai ½ ketuk sehingga menghasilkan 1 ketukan
dalam 2 not nada.
A B
Universitas Sumatera Utara
Penambahan bukaan
pada zona B dianalogikan sebagai
kenaikan
½ nada
Kress sebagai tanda naiknya ½ nada yang dilafalkan
menjadi Eis.
Universitas Sumatera Utara
Zona pada Tampak Barat Not Nada
Nilai
A ½ ketuk
B ¼ ketuk
1 ketuk
Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
LEADER
FOLLOWER
Universitas Sumatera Utara
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan