a b c Gambar 3. a. Kapsula bukalis mulut cacing A. ceylanicum Stephen dan
Richard, 2001 b. Ekor dan bursa kopulatrik cacing A. ceylanicum jantanStephen
dan Richard, 2001 c. Ekor cacing A. ceylanicum betina Miyazaki, 1991
Menurut Miyazaki 1991, semua jenis cacing kait anjing Ancylostoma spp. betina, memiliki bentuk ekor yang sama dan terdapat
lubang anus pada ekor cacing betina. Perbedaan dengan cacing jantan cukup terlihat jelas pada bentuk ujung ekor cacing betina.
2. Daur hidup cacing kait anjing Ancylostoma spp.
Telur cacing kait Ancylostoma spp. terdapat pada kotoran anjing dan telur akan menetas dalam 24-48 jam. Pada temperatur dan kelembaban yang
optimal, perkembangan L
2
larva rhabditiform-non infektif menjadi L
3
larva filariform-infektif berjalan sangat cepat yaitu dalam 5 hari. Bentuk larva L
3
mampu bertahan dalam lingkungan kemungkinan kurang dari satu minggu. Larva akan menumbuhkan ekornya yang akan bergelombang sebagai respon
dari getaran, hangat, dan karbon dioksida dan melekat pada inang pada saat terjadi kontak. Invasi terjadi melalui folikel rambut, di mana terdapat saluran
yang penting untuk penetrasi pada anjing. Kemudian larva akan mengembang, 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebabkan infeksi pada anjing. Larva L
3
akan mengadakan migrasi di bawah otot, melalui alveoli untuk mencapai usus melalui trakhea atau melalui
rute eosophangeal. Larva L
3
bergerak menuju usus dan akan melekat pada mukosa dengan kapsula bukalis dan akan berkembang sampai dewasa dalam 1
minggu Stephen dan Richard, 2001. Pada Ancylostoma spp., terjadi jalur yang sama pada manusia. Dalam
inang definitif, cacing kait akan bertahan kurang lebih selama 6 minggu dan cacing dewasa dapat memproduksi sekitar 28.000 telur tiap hari pada saatnya
bertelur, biasanya terjadi pada 1-2 bulan. Pada manusia cacing jantan dan betina dapat ditemukan, meskipun cacing tidak pernah fertil dan cacing tidak
akan hidup dalam waktu yang lama Stephen dan Richard, 2001.
3. Patogenitas cacing kait anjing pada manusia
Cacing Ancylostoma spp. merupakan nematoda yang merupakan soil transmitted helminth yang menginfeksi manusia ketika berjalan tanpa alas
kaki dan memungkinkan terjadinya kontak dengan tanah yang mengandung larva L
3
filariform – infektif. Infeksi cacing kait anjing dapat menyebabkan terjadinya gangguan Cutaneous larva migrans perpindahan larva pada
jaringan kulit atau creeping eruption Stephen dan Richard, 2001. Gambaran klinisnya terdapat papula berwarna merah disertai dengan
rasa gatal,yang terjadi pada tempat masuknya parasit beberapa jam setelah larva menembus kulit. Dalam waktu 2 sampai 3 hari larva mulai bermigrasi
dan menimbulkan garis kemerahan yang berkelok-kelok oleh larva yang berpindah-pindah disertai pruritis hebat. Terutama pada waktu malam hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terasa sangat gatal dan garukan pasien menimbulkan terjadinya infeksi sekunder. Cutaneous larva migrans atau creeping eruption ini dapat
berlangsung untuk beberapa minggu bahkan sampai beberapa bulan. Migrasi larva dapat terjadi di jaringan yang lebih dalam yaitu dibawa melalui sistem
sirkulasi sistemik ke organ paru-paru sehingga dapat menyebabkan terjadinya serangan asma dan pneumonitis. Larva cacing masuk terbawa ke mulut karena
kontraksi, sehingga larva dapat ditemukan di dalam sputum penderita. Pada kasus tersebut biasanya eosinofilia tinggi di dalam darah dan sputum.
Orang yang terinfeksi akan mengalami insomia dan tidak nafsu makan, ini disebabkan karena rasa sangat gatal. Kadang-kadang terjadi
sindroma loeffler, eosinofilia, batuk dan pada foto sinar X terlihat infiltrasi sementara pada paru-paru Yamaguchi, 1992
C. Infusa