E. Keterangan Empiris
Indonesia adalah negara yang memiliki angka prevalensi penyakit cacing
cukup tinggi. Hal ini karena iklim tropis di Indonesia sangat mendukung
perkembangan berbagai macam jenis parasit terutama cacing. Tingkat kehidupan sosial ekonomi yang rendah menyebabkan masyarakat lebih memilih alternatif
pengobatan tradisional yang relatif lebih murah. Selain itu, eksplorasi pengobatan tradisional dewasa ini cenderung meningkat karena pengobatan herbal dianggap
memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat. Salah satu tanaman yang berperan dalam pengobatan penyakit cacingan
secara tradisional dalam masyarakat adalah ceguk Quisqualis indica L.. Menurut Hariana 2006, secara tradisional masyarakat mengobati penyakit cacingan yaitu
Ascariasis, Ancylostomiasis dan Oksiuriaris, dengan merebus biji ceguk kemudian meminumnya. Biji ceguk diduga mengandung senyawa alkaloid
pyridine dan senyawa larut air lainnya yang memiliki aktivitas sebagai antihelmintika untuk mengobati infeksi cacing Ancylostoma spp. yang sudah
masuk ke dalam tubuh lebih dalam yaitu paru-paru, yang dapat mengakibatkan pneumonitis. Penyarian dengan menggunakan metode infundasi bertujuan untuk
menyari senyawa yang diduga bersifat antihelmintika, sesuai dengan penggunaan masyarakat pada umumnya.
Daya antihelmintika diketahui dengan pengamatan waktu kematian cacing tiap jam, yang kemudian dianalisa menggunakan analisis varian satu arah yang
dilanjutkan dengan uji Least – Significant Difference LSD dan analisis probit untuk mengetahui toksisitas infusa biji ceguk dibandingkan dengan Mabendazole
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan harga LC
50
konsentrasi yang menyebabkan kematian cacing sebesar 50 dan LT
50
waktu yang menunjukkan kematian cacing sebesar 50. Daya antihelmintika dan harga probit infusa biji ceguk yang diperoleh, diharapkan
dapat digunakan untuk mengembangkan potensi pengobatan tradisional dan meningkatkan penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan di
masyarakat. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah post test only control group design. Penelitian dilakukan
dalam 3 kelompok perlakuan. Kelompok I adalah kelompok kontrol positif menggunakan mebendazol dengan masing-masing konsentrasi 0,05; 0,1; 0,2; 0,4
dan 0,8 bv. Kelompok yang II adalah kontrol negatif yang berupa larutan NaCl 0,9 bv. Kelompok yang III adalah kelompok perlakuan dengan infusa biji
ceguk Quisqualis indica L., dengan masing-masing konsentrasi 5; 10; 20; 40 dan 80 bv. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas Infusa biji ceguk Quiqualis indica L. dengan 5 kelompok konsentrasi yaitu