BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah post test only control group design. Penelitian dilakukan
dalam 3 kelompok perlakuan. Kelompok I adalah kelompok kontrol positif menggunakan mebendazol dengan masing-masing konsentrasi 0,05; 0,1; 0,2; 0,4
dan 0,8 bv. Kelompok yang II adalah kontrol negatif yang berupa larutan NaCl 0,9 bv. Kelompok yang III adalah kelompok perlakuan dengan infusa biji
ceguk Quisqualis indica L., dengan masing-masing konsentrasi 5; 10; 20; 40 dan 80 bv. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas Infusa biji ceguk Quiqualis indica L. dengan 5 kelompok konsentrasi yaitu
5; 10; 20; 40 dan 80bv. b. Variabel tergantung
Daya anthelmintika infusa biji tanaman ceguk dan nilai probit LC
50
serta LT
50
terhadap cacing Ancylostoma spp. yang ditentukan dengan menghitung
jumlah kematian cacing pada tiap jam, sampai semua cacing mati. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Variabel pengganggu terkendali Ukuran cacing 5-15mm, suhu percobaan 26°C, tempat tumbuh tanaman
Desa Banjar Arum, Semaken, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta dan penggunaan mebendazol sebagai kontrol positif dengan lima kelompok
konsentrasi yaitu, 0,05; 0,1; 0,2; 0,4 dan 0,8 bv. d. Variabel pengganggu tidak terkendali
Jenis kelamin cacing, spesies cacing Ancylostoma spp., umur tanaman ceguk dan umur cacing yang didapat dari tempat pemotongan hewan Jalan
AM. Sangaji 80, Jetis Yogyakarta.
2. Definisi operasional
a. Biji ceguk adalah biji yang berasal dari tanaman ceguk Quisqualis indica L. yang di panen setelah biji tua, ditandai dengan warna biji yang berwarna
coklat tua, yang diperoleh dari Desa Banjar Arum, Semaken, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.
b. Daya antihelmintika adalah kemampuan infusa biji ceguk Quisqualis indica L. untuk mematikan cacing kait anjing Ancylostoma spp..
c. Infus [Infusa] adalah sediaan yang berupa cairan yang disari dari serbuk biji ceguk dengan air dengan menggunakan metode infundasi. Infus yang
dimaksud dalam Anonim, 1986 merupakan infusa. d. Infundasi adalah cara penyarian yang dibuat dengan cara menyari biji ceguk
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Waktu kematian cacing adalah waktu kematian cacing Ancylostoma spp. dalam NaCl 0,9 fisiologis, infusa biji ceguk dan mebendazole, dengan
konsentrasi tertentu yang dihitung setiap satu jam. f. LC
50
adalah konsentrasi infusa biji ceguk dan mebendazole yang dibutuhkan untuk mencapai kematian sebesar 50 dari populasi cacing Ancylostoma
spp. g. LT
50
adalah waktu kematian cacing Ancylostoma spp. sebesar 50 pada konsentrasi ekivalen dengan LC
50
infusa biji ceguk dan mebendazole. h. In vitro adalah penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan gejala yang
diteliti diluar jaringan hidup dalam kondisi laboratorium. i. Ancylostoma spp. adalah cacing kait anjing yang ditemukan pada usus anjing,
yang menyebabkan dapat menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru, terdiri dari 3 spesies yaitu Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum dan
Ancylostoma ceylanicum yang diperoleh dari tempat pemotongan hewan Jalan AM. Sangaji 80, Jetis Yogyakarta.
C. Bahan Penelitian
1. Bahan utama Biji ceguk Q. indica L., yang diperoleh dari Desa Banjar Arum,
Semaken, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta, yang dipanen setelah buah berwarna coklat tua kehitaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Subyek uji Cacing kait anjing Ancylostoma spp. yang diambil dari tempat
pemotongan hewan Jalan AM. Sangaji 80, Jetis Yogyakarta. Ukuran cacing yang digunakan adalah 5-15mm.
3. Bahan untuk Uji Daya Antihelmintika Aquadest, NaCl 0,9 bv bahan baku NaCl p.a dan mebendazole
tablet Vermox ® dengan kandungan mebendazole 500 mg yang diperoleh dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.
D. Alat Penelitian
Blender, ayakan no.22, panci, pemanas air, kertas saring, timbangan Scaltec, pinset, mikroskop Olympus Model CH3ORF200, kamera Brica
digiart F8 15, pot salep, lampu duduk Cosmo, alat-alat gelas Pyrex:pipet tetes, gelas Beaker, termometer air, pipet ukur, gelas ukur, labu takar, mortir, stamper
dan cawan petri.
E. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi tanaman
Identifikasi tanaman ceguk Quisqualis indica L. dilakukan dengan mencocokkan bagian tanaman yang meliputi akar, batang, daun dan biji
ceguk dengan buku panduan determinasi tumbuhan Backer dan Bakhuizen, 1963. Identifikasi dilakukan oleh Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan ditunjukkan dengan surat keterangan identifikasi.
2. Identifikasi cacing
Identifikasi cacing Ancylostoma spp. dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
dengan mencocokkan hasil pengamatan cacing di mikroskop dengan buku determinasi cacing Stephen and Richard, 2001; Pinardi dan Srisasi, 1994;
Miyazaki, 1991. 3.
Pengeringan dan pembuatan serbuk biji ceguk Satu kg biji ceguk Q. indica L., dibersihkan dari kotoran dan dicuci
dengan air mengalir, dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dihentikan ketika biji sudah
kering yang ditandai dengan biji mudah dipatahkan. Setelah kering biji ceguk diserbuk dengan menggunakan blender, kemudian diayak dengan
menggunakan ayakan no.22 sehingga diperoleh serbuk yang agak kasar. 4.
Pembuatan larutan infusa biji ceguk Penelitian ini menggunakan infusa dalam penyarian zat antihelmintika,
karena pemakaian masyarakat pada umumnya merebus atau merendam biji ceguk di dalam air panas. Pembuatan infusa biji ceguk dalam berbagai variasi
konsentrasi disajikan dalam tabel I, berikut ini. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I. Pembuatan infusa biji ceguk dengan berbagai variasi konsentrasi
Berat serbuk biji ceguk yang dibuat
infusa g Aquadest yang
digunakan ml Konsentrasi infusa biji
ceguk bv 5
100 5
10 100
10 20
100 20
40 100
40 80
100 80
Sejumlah serbuk biji ceguk yang akan dibuat infusa berdasarkan konsentrasi yang telah ditentukan, direbus dalam panci infusa dengan
menggunakan aquadest dengan volume 100 ml, selama 15 menit dihitung setelah suhu 90
C, sambil sesekali diaduk, diserkai selagi panas, kemudian didinginkan. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih
melalui ampasnya dalam keadaan panas, baru setelah dingin ditambahkan pada cairan infusa tersebut hingga volume 100 ml. Depkes RI, 1987. Dalam 100
ml larutan tersebut ditambah 0,9 g NaCl p.a, aduk hingga larut, untuk menyesuaikan keadaan fisiologis cacing di dalam tubuh.
5. Pembuatan larutan pembanding mebendazole
Larutan pembanding mebendazole dibuat dengan menggunakan tablet Vermox® yang mengandung mebendazole sebesar 500 mg. Pembuatan
larutan mebendazole dalam berbagai variasi konsentrasi disajikan dalam tabel II, berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Pembuatan larutan mebendazole dengan berbagai variasi konsentrasi
Berat mebendazole yang dilarutkan dalam aquadest hingga volume 100
ml g Konsentrasi mebendazole
bv 0,05
0,05 0,1
0,1 0,2
0,2 0,4
0,4 0,8
0,8
Pembuatan larutan
mebendazole dilakukan
dengan cara
menghancurkan tablet Vermox®, kemudian ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk masing-masing konsentrasi, dilarutkan dengan air
hingga volume 100 ml. Dalam 100 ml larutan tersebut ditambah 0,9 g NaCl p.a untuk menyesuaikan keadaan fisiologis cacing di dalam tubuh.
6. Pembuatan larutan kontrol NaCl 0,9 bv
Larutan kontrol NaCl 0,9 bv dibuat dengan menimbang 0,9 g NaCl kristal p.a, kemudian dilarutkan dalam aquadest sampai volume 100 ml.
7. Uji kelangsungan hidup cacing Ancylostoma spp.
Uji kelangsungan hidup cacing dilakukan untuk mengetahui lama hidup cacing normal, tanpa diberi senyawa antihelmintika. Uji ini digunakan
sebagai kontrol negatif. Enam ekor cacing kait anjing Ancylostoma spp. direndam ke dalam 30 ml larutan NaCl 0,9 fisiologis, diamati waktu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperlukan sampai cacing mati. Percobaan dilakukan dengan 3 kali replikasi dan dihitung rata-rata waktu kematiannya.
8. Uji antihelmintika infus biji ceguk terhadap cacing kait anjing secara in vitro
Uji antihelmintika secara in vitro menurut Santoso, Sidik dan Wattimena, 1991 adalah sebagai berikut : Sejumlah cawan petri dibagi dalam
tiga kelompok. Kelompok I masing-masing berisi 30 ml NaCl 0,9 bv, kelompok II masing-masing larutan infusa 5; 10; 20; 40 dan 80 bv., dan
kelompok III berisi larutan pembanding mebendazol dengan konsentrasi 0,05; 0,1; 0,2; 0,4 dan 0,8 bv. Masing-masing volume larutan sebanyak 30 ml,
dan replikasi dilakukan pada tiap perlakuan sebanyak tiga kali. Cacing Ancylostoma spp. Dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri. Cacing
yang digunakan sama besarnya 5-15 mm dan masih aktif bergerak atau normal. Cawan petri yang berisi cacing diamati gerakannya setiap jam apakah
cacing mati, paralisis atau masih normal. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan cara cacing tersebut diusik dengan batang pengaduk, bila cacing diam,
dipindahkan dalam air pada suhu 50 C. Apabila dengan cara ini cacing masih
diam maka cacing tepat mati, bila cacing masih bergerak berarti cacing hanya paralisis. Jumlah kematian cacing pada tiap jam dicatat, sampai semua cacing
mati.
F. Analisis Hasil