2.1.2. Teori Motif Kebutuhan Manusia
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar alasan berusaha. Abraham
Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan, mulai dari
keamanan sampai aktualisasi diri.
Menurut Winkel dan Azwar dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006, motif merupakan suatu keadaan, kebutuhan, dorongan, atau kekuatan yang berasal dari
dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan
tertentu. Motif terdiri atas dua dimensi, yaitu :
1. Kekuatan Intensitas
Suatu motif dikatakan kuat apabila motif itu dapat mengalahkan kekuatan motif yang lain. Kekuatan motif juga dapat dilihat dari tingginya
intensitas suatu motif daripada motif lainnya. 2.
Jenis Manusia tergolong makhluk yang dihadapkan pada banyak keadaan,
kebutuhan, dorongan, atau kekuatan dari dalam dirinya. Hal itu mmempengaruhi jenis motif yang timbul. Beberapa ahli memiliki kesimpulan
tentang jenis motif yang saling melengkapi, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Hirarki kebutuhan need hierarchy
Abraham Maslow mencetuskan teori motif tentang kebutuhan alamiah manusia. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan tersebut menjadi inti
kodrat manusia, baik kebutuhan fisiologis maupun psikologis. Maslow membagi dorongan atau kebutuhan-kebutuhan universal yang
dibawa individu sejak lahir dalam lima tingkatan dari yang terendah hingga tertinggi dalam hirarki kebutuhan need hierarchy. Susunan dari tingkatan
paling rendah sampai paling tinggi, yakni Effendy, 2003 : 290 : 1.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis psysiological needs Kebutuhan yang paling dasar, kuat, dan jelas adalah kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, berteduh, oksigen, tidur, seks, dan sejenisnya.
2. Kebutuhan-kebutuhan rasa aman safety needs
Terdiri atas kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
3. Kebutuhan-kebutuhan rasa memiliki dan cinta Love needs
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada umumnya, setiap orang mengharapkan hubungan yang penuh kasih sayang dengan orang lain, lebih khusus lagi kebutuhan akan rasa memiliki
dan dimiliki di tengah kelompoknya. Dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta sama pentingnya bagi individu.
4. Kebutuhan-kebutuhan penghargaan esteem needs
Maslow membagi kebutuhan akan penghargaan menjadi dua, yaitu penghargaan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain.
Penghargaan diri sendiri atau harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
kemandirian, dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain, yaitu prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, atau
keberhasilan dalam masyarakat, semua sifat dari bagaimana orang lain berpikir dan bereaksi terhadap seseorang.
5. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs
Kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi
dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas, sesuai dengan potensi seseorang untuk menjadi. Atau dengan kata lain aktualisasi diri
merupakan kebutuhan psikologis dalam menumbuhkan, mengembangkan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Individu tidak didorong oleh kelima kebutuhan pada saat yang sama. Setiap waktu, hanya akan muncul salah satu kebutuhan yang sangat penting, tergantung
pemenuhan kebutuhan pada tingkat sebelumnya. Maslow mengingatkan agar kebutuhan-kebutuhan itu tidak dipandang secara kaku.
Selain kebutuhan di atas, Maslow menambahkan tingkat kedua dari kebutuhan-kebutuhan yang beroperasi sebagai tambahan dari tingkat pertama.
Kebutuhan ini juga dibawa sejak lahir, yaitu kebutuhan untuk mengetahui dan memahami. Kebutuhan untuk mengetahui lebih kuat dan harus dipuaskan sebelum
timbul kebutuhan untuk memahami. b.
Kebutuhan individual individual’s needs Lingkungan sosial social environment dapat menentukan kebutuhan
manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual individual’s needs dikategorikan
sebagai berikut Effendy, 2003 : 294 : 1.
Cognitive needs kebutuhan kognitif Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan
pemahaman mengenai lingkungannya. Kebutuhan ini didasari oleh dorongan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan dorongan keingintahuan.
2. Affective needs kebutuhan afektif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan, dan emosional.
3. Personal Integrative needs kebutuhan pribadi secara integratif
Kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status sosial individu.
4. Social Integrative needs kebutuhan sosial secara integratif
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.
5. Escapist needs kebutuhan pelepasan
Berkaitan dengan menghindar dari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
c. Motif penggunaan internet
Berangkat dari studi mengenai motif komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dalam penggunaan Internet. Papacharissi dan Rubin 2000 mengidentifikasi 5 lima motif dalam penggunaan Internet, yaitu:
1 kegunaan interpersonal
2 mengisi waktu luang
3 pencarian informasi
4 kemudahankenyamanan
5 hiburan Nabi dan Oliver, 2009:153
2.1.3. Teori informasionalisme dan masyarakat jaringan