27
kasus tunggal yang dipilih adalah desain studi kasus tunggal holistik yaitu jika hanya dalam satu kasus yang diteliti hanya menganalisis sebuah persoalan pokok
dimana tidak bisa diindentifikasikan kedalam sub-sub lainnya. Menurut Mooney 2008, studi kasus yang digunakan adalah studi kasus
tunggal, single level analysis. Studi kasus ini menyoroti perilaku individu dengan satu masalah utama, karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku
interaksi informan dengan lawan jenis.
B. INFORMAN
PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu sumber atau disebut informan. Informan adalah seorang wanita dewasa dini berusia 22 tahun yang
hidup dengan pola pengasuhan single parent tanpa ayah sejak masa kanak-kanak. Ayah informan meninggal ketika informan berusia 9 tahun karena sakit leukemia.
Informan memiliki satu orang kakak laki-laki yang usianya 3 tahun lebih tua dari dia dan adik laku-laki yang usianya 3 tahun lebih muda. Sejak papanya
meninggal, mama informan tidak menikah lagi dan mengurus anak-anaknya seorang diri.
28
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian studi kasus seorang peneliti harus memiliki protokol penelitian untuk kontrol jalur penelitiannya dan mengingatkan kembali kepada
peneliti hal-hal apa saja yang harus digalinya. Pengumpulan data lapangan yang dilakukan dalam metode studi kasus berdasar pada data nyata yang diperoleh
peneliti dalam penelitiannya. Tugas dalam pengumpulan data meliputi Yin ,1994:
1. Membuka Akses.
Peneliti memperoleh akses kepada informan, membangun raport dengan informan untuk bisa mengali informasi lebih mendalam lagi.
Peneliti sudha mengenal informan beberapa tahun sebelum penelitian ini dialakuakn. Perkenalan itu terjadi di gereja ketika peneliti dan
informan bertugas bersama dalam aktifitas gereja.
2. Mempersiapkan Materi.
Memiliki materi untuk mendapatkan data lapangan, peralatan perlu dipersiapkan untuk mendokumentasikan semua data yang didapat di
lapangan. Peneliti mempersiapkan alat perekam suara, buku-buku catatan dan kamera untuk melakukan wawancara dan observasi
kepada informan.
3. Membuat Jadwal.
Peneliti membuat jadwal secara jelas untuk melakukan pengambilan data baik wawancara maupun observasi. Jadwal yang sudah dibuat
29
ini kemudian peneliti beriakan dan sesuaikan dengan kegiatan informan.
4. Membuat Pedoman.
Membuat pedoman umum yang digunakan sebagai dasar wawancara dan panduan observasi untuk memperoleh data atau informasi dari
informan penelitian seperti apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pedoman wawancara dan observasi ini dibuat peneliti berdasar
pertanyaan utama dalam penelitian ini. Dari hasil wawancara dan observasi kemudian peneliti melihat apakah ada hal-hal lain yang
perlu digali lebih dalam lagi.
5. Membuat Laporan.
Setelah data yang diharapkan terpenuhi kemudian peneliti membuat laporan penelitain dalam bentuk skripsi. Setelah data yang didapat
peneliti dirasa cukup kemudian peneliti menyusunya dalam bentuk laporan yang didiskusikan terlebih dahulu dengan dosen
pembimbing. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik interview
wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, untuk mengeksplorasi suatu hal karena kemungkinan tidak dapat
digunakan dengan metode lain Poerwandari, 2005. Type wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan pedoman umum, yaitu pedoman yang
digunakan dalam wawancara sangat umum, bisa tidak berurutan dan tidak berupa
30
pertanyaan eksplisit Patton, 1990; Poerwandari, 2005. Pedoman yang sangat umum tersebut hanya digunakan sebagai checklist bagi peneliti untuk memastikan
hal-hal yang ingin digalinya secara lebih mendalam lagi. Dengan pedoman umum ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi hal-hal lain yang ditemukan di
lapangan dan dirasa terkait dengan penelitiannya. Peneliti juga menggunakan metode observasi atau pengamatan lapangan
yaitu sebuah kegiatan pengamatan secara akurat untuk mencatat setiap kejadian yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar kejadian yang muncul
tersebut Poerwandari, 2005. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi setting secara jelas dan alami, mengamati aktivitas
informan dari kacamata peneliti langsung yang terkait dengan hal-hal penelitiannya, mengamati orang-orang yang mungkin terkait dengan penelitian,
untuk kemudian mengambil makna dari kejadian-kejadian tersebut. Peneliti juga menggunakan metode catatan lapangan untuk mendapat
informasi tambahan dari informan. Dalam catatan lapangan ini peneliti mencatat informasi apa saja yang disampaikan oleh informan secara nonverbal. Informasi
ini meliputi tingkah laku, nada bicara, emosi yang muncul dan hal-hal lain yang mungkin ditemukan oleh peneliti selama proses wawancara dan observasi.
D. ANALISIS
DATA
Setelah peneliti memperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data tersebut. Adapun tahap yang
31
dilalui dalam proses analisis data yaitu Direct Interpretation yaitu peneliti menggambarkan makna langsung dari data yang diperolehnya, kemudian peneliti
melakukan Pattern yaitu peneliti memunculkan pola dan mengkaitkan pola-pola tersebut dan terakhir peneliti melakukan Naturalistic Generalization yaitu
mengembangkan generalisasi hasil analisis data yang didapat Stake, 1995. Berdasar hasil analisis data ini kemudian peneliti memaparkan hasil penelitiannya
dalam bentuk deskripsi tentang kasus dan setting atau latar belakangnya.
E. VERIFIKASI
Verifikasi terkait dengan bagaimana mengembangkan prosedur yang reliabel dan valid dalam mengumpulkan data. Hal ini bertujuan untuk menentukan
akurasi, mendiskusikan transfersibilitasnya dan kemungkinan untuk dilakukan penelitian lanjutan. Pada penelitian kualitaitf penggunaan kata generalisasi lebih
bisa terwakili dengan transfersibilitas yaitu sejauh mana sebuah penelitian hasilnya dapat diaplikasikan pada kelompok lain Poerwandari, 2005; Marshal
dan Rossman, 1995. Konsep dalam melakukan verifikasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi dan member checking. Trianggulasi adalah pengambilan sumber-sumber data dengan cara yang
berbeda untuk mendapat kejelasan mengenai hal yang diinginkan oleh peneliti sebagai informasi penelitian Poerwandari, 2005. Menurut Marshall dan
Rossman Poerwandari, 2005; Marshall dan Rossman 1995 data yang diambil
32
dengan cara yang berbeda dapat mengelaborasi sebuah penelitian dan memperkaya data yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Trianggulasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah trianggulasi metode, yaitu menggunakan metode yang berbeda untuk mendapatkan sebuah data Poerwandari, 2005; Patton,
1990. Peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan catatan lapangan dengan tiga metode ini peneliti berharap bisa melihat interaksi informan dengan
lawan jenisnya. Untuk verifikasi peneliti juga menggunakan metode member checking
yaitu peneliti meminta informan memeriksa ulang semua kata-kata yang diucapkannya yang telah ditulis ulang oleh peneliti dan mengecek hasil
pengamatan peneliti Stake, 1995.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. IDENTITAS
INFORMAN
Nama samaran informan adalah Db, insial dari nama lengkap informan. Db lahir 20 September 1984 di Jogjakarta. Db kehilangan ayahnya ketika dia
duduk di bangku kelas 3 SD 9 tahun karena menderita sakit leukimia, saat itu Db bersekolah di SD Pangudi Luhur. Di sekolah Db terkenal sebagai anak yang
pandai, selalu mendapat ranking di kelasnya. Setelah ayahnya meninggal Db dan keluarganya sempat pindah rumah untuk beberapa waktu maksudnya agar Db dan
keluarga mendapat suasana yang baru. Setelah ayahnya meninggal Db berangkat sekolah seorang diri terkadang menggunakan angkutan kota dan terkadang
menggunakan sepeda. Setelah lulus SD, Db melanjutkan sekolahnya di SMP Pangudi Luhur I, nilai yang didapat Db di sekolah selama SMP juga baik dan
selalu menduduki ranking yang baik. Di SMP Db berangkat sekolah menggunakan sepeda bersama dengan beberapa teman yang rumahnya saling
berdekatan. Setelah lulus SMP, Db melanjutkan sekolah di SMUN 3 Jogja kemudian melanjutkan pendidikannya di STIE YKPN dan Strata 2 di fakultas
Ekonomi UGM. Dalam masa pendidikannya nilai yang didapat Db termasuk tinggi.
Di campus Db tidak ambil bagian dalam kegiatan organisasi, aktifitas organisasi Db banyak di lakukan di gerejanya. Di gereja Db dipercaya sebagai