Persamaan Elemen Hingga Persamaan Kesetaraan Energi pada Kabel

maka , dengan cara yang sama untuk node j dan m diperoleh dan , sehingga persamaan 2.27 menjadi : Dan hubungan antara koordinat luas dan koordinat kartesius adalah : Hasil invers dari koefisien vektor : di mana A adalah luas segitiga. Jika dilihat Persamaan 2.28 dan 2.30 menyatakan bahwa suhu merupakan fungsi linier dalam x dan y. Hal ini berarti gradien baik dalam x maupun y adalah konstan.

II.4.3 Persamaan Elemen Hingga

Pada bagian sebelumnya diberikan cara menghitung suhu pada titik di dalam sebuah elemen jika nilai suhu pada node diketahui. Untuk menghitung suhu node dapat digunakan sifat penyederhanaan kalkulus variasi berikut : di mana : = resistivitas termal bahan K.mW = fluks panas Wm 2 Universitas Sumatera Utara = matriks perubahan suhu = = matriks transpos dari h = koefisien perpindahan panas konveksi Wm 2 o C Persamaan 2.31 merupakan titik awal untuk menentukan suhu pada setiap node. Dengan memperkecil Persamaan 2.31 menggunakan fungsi elemen yang masing- masing digambarkan sebagai elemen tunggal dan ditulis dengan istilah nilai node. Nilai node adalah nilai-nilai yang tidak diketahui di dalam formula yang diperoleh dengan mengambil turunan , kemudian menyamakannya dengan nol. Fungsi didefinisikan atas setiap elemen secara sendiri, dan integral dalam Persamaan 2.31 harus dipisahkan menjadi integral pada masing-masing elemen secara sendiri dan turunan dihitung untuk setiap elemen sehingga : di mana adalah fungsi untuk elemen e, dan E adalah jumlah total elemen. Untuk mempermudah menganalisisnya diambil sebuah elemen tunggal triangular. Karena elemen tersebut menkontribusikan hanya tiga diferensial yang berhubungan dengan nodenya, sehingga dapat ditulis : Universitas Sumatera Utara Turunan dalam Persamaan 2.33 tidak dapat dievaluasi hingga integral dalam Persamaan 2.31 ditulis dalam bentuk nilai node . Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan terhadap x dan y. Hasilnya hanya ada dua koordinat luas yang terpisah dan dianggap itu adalah dan , sehingga : di mana Jacobian J diperoleh dengan mendiferensiasikan Persamaan 2.30. Dari Persamaan 2.28 nilai , sehingga dapat diperoleh : sehingga untuk elemen tunggal diperoleh : Dengan mensubtitusikan Persamaan 2.36 ke Persamaan 2.31 dengan S dan C yang sesuai untuk elemen tunggal dan mendiferensiasikan , setelah perhitungan rutin Persamaan 2.33 dapat ditulis : Konduktivitas matriks elemen dapat diperoleh dengan rumus : Universitas Sumatera Utara di mana : Sedangkan matriks elemen kapasitas diberikan oleh : dan elemen vektor panas yang dihasilkan sama dengan : Tiga Persamaaan 2.38, 2.39 dan 2.40 dapat diterapkan hanya jika ada batas sepanjang sisi elemen. Faktor menunjukkan panas total yang dihasilkan dalam elemen Wm. Dari Persamaan 2.37 sampai 2.40 untuk setiap elemen, akhirnya dapat diperoleh persamaan aljabar linier untuk seluruh region : Dalam analisis steady state Persamaan 2.41 dapat disederhanakan menjadi : di mana : H = matriks konduktivitas panas Q = matriks kapasitas panas = vektor suhu node = turunan suhu node K = vektor yang menyatakan distribusi suhu dari sumber panas. Universitas Sumatera Utara

BAB III KEMAMPUAN HANTAR ARUS KHA KABEL TEGANGAN MENENGAH

III.1 Umum Kemampuan hantar arus suatu kabel tenaga dapat dihitung dengan metode analitik dan metode numerik. Metode analitik menggunakan persamaan rating arus dengan formula pendekatan yang terdapat pada standar IEC 60287. Metode numerik membutuhkan pendekatan iteratif untuk menentukan arus konduktor pada nilai tertentu dan menghitung suhu konduktor yang bersangkutan, kemudian arus diatur dan perhitungan suhu diulang hingga diperoleh nilai suhu tertentu dalam toleransi tertentu. Akan tetapi, metode numerik memberikan kemudahan dalam menganalisis sistem kabel yang kompleks dan memberikan kondisi batas yang lebih realistis. Dalam metode numerik, penyelesaian persamaan kemampuan hantar arus menggunakan manipulasi matriks yang besar, sehingga akan lebih mudah jika menggunakan program komputer untuk menyelesaikan persamaan matriks tersebut. Dalam bab ini penulis menggunakan standar IEC 60287 untuk menjelaskan cara menghitung kemampuan hantar arus, rugi-rugi panas yang terdapat pada kabel, dan resistansi termal bagian-bagian kabel, sedangkan standar IEC 62095 untuk menjelaskan metode numerik yang digunakan. III.2 Cara Menentukan Kemampuan Hantar Arus Kabel KHA Kemampuan hantar arus adalah arus maksimum yang dapat dialirkan secara kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu melampaui nilai yang diizinkan. Universitas Sumatera Utara