Analisis dengan Metode Numerik

IV.3.2 Analisis dengan Metode Numerik

Metode numerik yang penulis gunakan dalam tugas akhir ini adalah metode elemen hingga finite element method dengan menggunakan software simulasi panas ANSYS 10.0. Program ini menggunakan elemen triangular dan quadrilateral dalam membentuk mesh. Adapun masukan dari program ini adalah : • Dimensi kabel seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. • Kondisi instalasi yang terdapat pada lampiran B. • Nilai konduktivitas termal bahan kabel dan medium sekitar yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. • Beban berupa suhu batas diberikan sepanjang batas region. • Beban fluks panas diberikan secara berulang-ulang sehingga didapat nilai suhu maksimum pada isolasinya. Tabel 4.5 Nilai konduktivitas bahan kabel dan medium sekitar Bahan kabel Konduktivitas termal K.mW XLPE 0.2857 Tembaga 401 PVC 0,167 Baja galvanis 58 Pasir backfill 2 Tanah 1 Keluaran dari program ini adalah distribusi suhu mulai dari permukaan konduktor hingga ke daerah region. Ukuran region yang penulis gunakan adalah bentuk persegi dengan sisi 2,2 × 2,2 m seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara 90 o C q dielektrik 30 o C 30 o C 30 o C 30 o C 2,2 m 2,2 m Gambar 4.3 Ukuran region kabel NA2XSEBY 20 kV Secara singkat program ANSYS dapat dijelaskan melalui 4 langkah sebagai berikut : 1. Membentuk model kabel, thermal backfill dan region Pembuatan model dapat dilakukan dengan menggunakan ANSYS Main Menu. Pilih Preprocessor – Modelling – Create – Areas – Rectangular atau Circle. Untuk memisahkan antara bagian daerah yang satu dengan yang lain digunakan pilihan Preprocessor – Modelling – Operate – Booleans – Substract – Areas. Gambar model kabel yang sudah terbentuk beserta tampilan ANSYS 10.0 ditunjukkan pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Model kabel beserta kondisi instalasinya 2. Masukkan konstanta konduktivitas termal pada bahan model Konduktivitas termal bahan dapat diberikan pada model dengan pilihan Preprocessor – Material Props – Material Model – Thermal – Conductivity - Isotropic, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5a, lalu diisi nilai konduktivitas termal dari bahan pertama. Untuk bahan kedua dapat ditambah dengan memilih Material Model – New Model, selanjutnya sama seperti pada bahan pertama. Untuk bahan ketiga dan seterusnya dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti bahan kedua. Gambar 4.5b menunjukkan input konstanta konduktivitas termal bahan. Universitas Sumatera Utara a b Gambar 4.5 Input konduktivitas termal bahan 3. Proses mesh meshing Dengan menggunakan pilihan mesh, model kabel pada Gambar 4.4 dapat dibagi-bagi menjadi elemen kecil yang dapat berupa elemen quadrilateral atau triangular. Agar mendapatkan hasil yang teliti, ukuran elemen yang digunakan dibuat semakin kecil semakin mendekati bagian kabel, yaitu : • Tanah : 50 mm • Backfill : 5 mm Universitas Sumatera Utara • Selubung luar dan perisai : 1,25 mm • Selubung dalam dan tabir : 1,1 mm • Isolasi : 1 mm Ukuran elemen dapat diatur dengan memilih Preprocessor – Meshing – Size cntrls – ManualSize – Global – Size. Kemudian masukkan ukuran elemen untuk daerah yang akan dimesh. Proses mesh dapat dilakukan dengan memilih Preprocessor – Meshing – Mesh – Areas – Target Surf, kemudian klik daerah yang ingin dimesh. Hasil dari model kabel yang telah dimesh dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Region yang telah dimesh Elemen yang digunakan untuk proses meshing secara keseluruhan berjumlah 19.651 elemen segiempat dan 50 segitiga. Universitas Sumatera Utara 4. Masukkan nilai fluks panas dan suhu batas region Input fluks panas dapat diberikan dengan memilih Solution – Define Loads – Apply – Thermal – Heat flux Temperature – On Lines. Kemudian klik garis pada inti kabel dan isikan nilai fluks panas. Untuk suhu batas region dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan fluks panas hanya batasnya sepanjang region. Setelah itu mulai mengeksekusi beban dengan pilihan Solution – Solve – Current LS – OK. Untuk solusi node digunakan pilihan General Postproc – Plot Results – Contour Plot – Nodal Solution – DOF Solution – Nodal Temperature – OK. Solusi node dari program ANSYS 10.0 dalam bentuk gambar dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan 4.8. Gambar 4.7 Distribusi suhu di sekitar kabel Warna merah pada gambar menunjukkan suhu tertinggi dan warna biru menunjukkan suhu terendah. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Distribusi suhu pada bagian-bagian kabel Output simulasi berupa distribusi suhu untuk suhu tanah yang berbeda tertera pada Lampiran E.1. Dari simulasi diperoleh nilai-nilai input dan output yang diberikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Input dan output simulasi dari suhu tanah yang berbeda Input Output Suhu tanah o C fluks panas Wm 2 Suhu inti kabel o C Suhu permukaan kabel o C 10 509,5 77,47 54,98 15 467,15 76,862 56,241 20 424,5 76,214 57,476 25 382,2 75,613 58,742 30 339,8 74,998 59,998 35 297,1 74,343 61,229 40 254,5 73,702 62,468 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.6 dapat diperoleh rugi-rugi konduktor kabel per satuan panjang yang dihitung dengan rumus : di mana : r = jari-jari konduktor kabel Sedangkan nilai arus yang diizinkan dapat dihitung dengan rumus : Arus yang diizinkan = di mana : resistansi AC konduktor = sehingga hasil dari perhitungan rugi-rugi konduktor dan KHA dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Pengaruh suhu tanah terhadap rugi-rugi konduktor dan KHA Suhu tanah o C Rugi-rugi konduktor Wm KHA A 10 29,92 430,47 15 27,43 412,17 20 24,93 392,94 25 22,44 372,8 30 19,95 351,51 35 17,44 328,65 40 14,94 304,2 Dari simulasi diperoleh nilai-nilai input dan output untuk resistivitas termal tanah yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.8, sedangkan output berupa distribusi suhu dapat dilihat pada Lampiran E.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Input dan output simulasi dari resistivitas termal tanah yang berbeda Input Output Resistivitas termal tanah o K.mW fluks panas Wm 2 Suhu inti kabel o C Suhu permukaan kabel o C 0,7 389,5 74,964 54,98 0,8 371 74,944 54,969 0,9 354,5 74,953 54,974 1,0 339,8 74,998 59,998 1,5 249,5 69,957 56,638 2,0 213,2 69,998 61,109 2,5 186,2 70,003 61,114 3 164 69,951 61,073 Dengan cara yang sama seperti perhitungan pada Tabel 4.7, rugi-rugi konduktor dan KHA dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Pengaruh resistivitas termal tanah terhadap rugi-rugi konduktor dan KHA Resistivitas termal tanah o K.mW Rugi-rugi konduktor Wm KHA A 0,7 22,87 376,36 0,8 21,78 367,28 0,9 20,82 359,09 1,0 19,95 351,53 1,5 14,65 301,22 2,0 12,52 278,46 2,5 10,93 260,18 3 9,63 244,22 Universitas Sumatera Utara Nilai-nilai input dan output dari simulasi untuk suhu konduktor akibat mengalirnya arus melalui konduktor kabel diberikan pada Tabel 4.10. Pengaruh arus terhadap rugi-rugi konduktor dan suhu konduktor diberikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.10 Input dan output simulasi dari pengaruh arus terhadap suhu konduktor Input Output fluks panas Wm 2 Suhu konduktor o C Suhu permukaan kabel o C 37,5 35 33,311 75,3 40 36,648 113,3 45 40,002 150,95 50 43,326 188,8 55 46,668 226,4 60 49,987 264,3 65 53,333 302 70 56,661 339,8 75 59,998 Tabel 4.11 Hubungan arus terhadap rugi-rugi konduktor dan suhu konduktor Arus A Rugi-rugi konduktor Wm Suhu konduktor o C 116,73 2,2 35 165,45 4,42 40 202,94 6,65 45 234,25 8,86 50 262,08 11.09 55 286,08 13,29 60 310,04 15,52 65 331,38 17,73 70 351,51 19,95 75 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.11 di atas dapat dibuat grafik hubungan antara arus dengan suhu konduktor seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Grafik hubungan antara arus dengan suhu konduktor kabel Berdasarkan simulasi pada metode numerik suhu maksimum konduktor hanya 75 o C agar suhu maksimum pada selubung PVC tetap pada suhu 70 o C sebagai suhu maksimum isolasi. Tabel 4.12 menunjukkan suhu batas beberapa isolasi kabel. Tabel 4.12 Suhu batas maksimum beberapa bahan isolasi No Jenis Isolasi Suhu batas maksimum o C 1 PVC 70 2 XLPE 90 3 EPR 90 4 Polyethylene 70 5 Karet biasa 60 6 Karet butil 85 7 Kertas 85 100 150 200 250 300 350 400 35 40 45 50 55 60 65 70 75 Hubungan arus terhadap suhu konduktor Arus A S uhu k onduk tor der aj at C Universitas Sumatera Utara

IV.3.3 Perbandingan Kedua Metode