7
bulan, kontrasepsi ini bekerja dengan cara penundaan atau penekanan ovulasi. Saifuddin, 2003
Keuntungan kontrasepsi ini adalah efektivitas tinggi keberhasilan 98 pada enam bulan pertama pasca persalinan, segera efektif, tidak mengganggu
senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, dan tanpa biaya. Saifuddin, 2003
2.2.2 Keluarga Berencana Alamiah
a. Metode Lendir ServiksMetode Ovulasi Billings MOB
Dasar metode billing adalah pengenalan ovulasi dengan memperhatikan perubahan pada jumlah dan konsistensi mukus serviks
sebagai reaksi terhadap perubahan kadar hormon-hormon ovarium yang ada di dalam darah. Wanita yang ingin menghindari kehamilan harus
menghindari hubungan seksual sejak saat dia menyadari akan terjadinya ovulasi sampai tiga hari setelah ovulasi.
Mukus atau lendir serviks sangat penting artinya dalam membantu sperma untuk bergerak naik lewat serviks dan uterus. Pada saat ovulasi,
mukus serviks dipersiapkan oleh kadar estrogen yang tinggi sehingga pada saat ini mukus menjadi encer, jernih, mudah mulur, dan dapat
ditembus sperma. Farrer, 2003 b.
Sistem Kalender Menurut Farrer 2003 sistem ini berdasarkan perhitungan hari
yang sederhana sejak periode haid terakhir, metode ini sangat tergantung
Universitas Sumatera Utara
8
pada keteraturan siklus haid dan fase luteal yang konstan.Cara ini tidak cocok bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur dan yang mendekati
menopause. Metode ini juga tidak dapat dilaksanakan pada waktu laktasi, kecuali pada periode abstinensia yang lama. Angka kegagalan
pada metode ini cukup tinggi dan sudah tidak dipakai lagi tidak diajarkan lagi oleh petugas kesehatan.
c. Metode Temperatur
Metode ini dilaksanakan berdasarkan pengetahuan bahwa progesteron mempunyai efek termogenik efek menaikkan suhu tubuh.
Wanita yang ingin menggunakan metode ini harus mencatat suhu basalnya setiap pagi dan pada saat ovulasi, progesteron yang dihasilkan
oleh korpus luteum akan menyebabkan kenaikan suhu tubuh sebesar kurang lebih 0,5°C. Kenaikan ini akan bertahan sampai korpus luteum
mengalami degenerasi, yaitu beberapa hari sebelum dimulainya masa haid. Dengan metode ini, wanita tersebut tidak dapat meramalkan kapan
ovulasi akan terjadi dan baru mengetahuinya setelah ovulasi terjadi. Karena itu penerapan metode ini secara ketat akan meliputi abstinensia
puasa senggama sejak mulai menstruasi sampai tiga hari penuh setelah suhu tubuh naik. Keraguan dapat timbul akibat variasi temperatur oleh
sebab-sebab lain, seperti infeksi. Farrer, 2003 d.
Metode Simtotermal Pada metode ini harus mendapat instruksi untuk metode lendir
serviks dan suhu basal, ibu dapat menentukan masa subur dengan
Universitas Sumatera Utara
9
mengamati suhu tubuh dan lendir serviks. Setelah darah haid berhenti, ibu dapat bersenggama pada malam hari kering dengan berselang sehari
selama masa tak subur. Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, pada masa ini harus pantang senggama sampai masa
subur berakhir. Saifuddin, 2003 e. Senggama Terputus
Menurut Sinclair 2001 Cara kerja metode ini dengan cara menarik keluar penis yang sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Butuh pengalaman tentang orgasme dan kontrol diri dari pasangan masing-masing.
Senggama terputus merupakan metode tertua di dunia, karena telah tertulis pada kitab tua dan diajarkan kepada masyarakat. Di Perancis
abad ke-17, metode senggama terputus merupakan metode untuk menghindari kehamilan. Kekurangan metode ini adalah mengganggu
kepuasan kedua belah pihak. Kegagalan hamil sekitar 33 sampai 35 karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, terlambat
mengeluarkan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genitalia, dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua
belah pihak. Manuaba, 2004
2.2.3 Metode Barier