18
2.2.6 Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan
dalam jangka panjang sampai seumur hidup, kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula Winkjosastro dkk, 2002
Dahulu tindakan ini disebut sterilisasi dan dilakukan atas indikasi medis, seperti kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat
membahayakan nyawa ibu atau penyakit keturunan. Kini tubektomi dilakukan untuk membatasi jumlah anak. Winkjosastro dkk, 2002
Cara melakukan sterilisasi telah mengalami banyak perubahan. Pada abad ke-19, sterilisasi dengan mengangkat uterus atau kedua
ovarium. Pada tahun 50-an dilakukan dengan memasukkan AgNO3 melalui kanalis servikalis ke dalam tuba uterina. Pada akhir abad ke-
19, dilakukan dengan mengikat tuba uterina namun cara ini mengalami banyak kegagalan sehingga dilakukan pemotongan dan pengikatan
tuba uterina. Dulu, sterilisasi dibantu oleh anastesi umum dengan membuat sayatan atau insisi yang lebar dan harus dirawat di rumah
sakit. Kini operasinya tanpa dibantu anastesi umum dengan hanya membuat insisi kecil dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Winkjosastro dkk, 2002 Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan,
atau masa interval haid. Pasca persalinan, tubektomi sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
19
dilakukan dalam 24 jam pertama atau selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka tubektomi akan dipersulit
oleh edema tuba uterina, infeksi, dan kegagalan. Edema tuba uterina akan berkurang setelah hari 7-10 pasca persalinan. Tubektomi setelah
hari itu lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan mudahnya terjadi perdarahan. Winkjosastro dkk, 2002
Ada 4 cara tindakan untuk mencapai tuba uterin yaitu laparotomi biasa, laprotomi mini, kolpotomi posterior, dan laparoskopi. Ada 6
cara melakukan tubektomi yaitu cara pomeroy, kroemer, irving, pemasangan cincin Falope, klip filshie dan elektro-koagulasi disertai
pemutusan tuba. Winkjosastro dkk, 2002 b.
Vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia, sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan
dengan ovum tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman
atau gangguan terhadap kesehatan pria maupun pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga. Saifuddin dkk, 2003
Vasektomi melibatkan insisi kecil ke dalam skrotum dan melalui luka insisi ini, masing-masing vasa deferensia sepanjang sekitar 6 cm diangkat
dan kemudian ujung yang terpotong diputar balik serta disegel dengan diatermi. Prosedur vasektomi temporer kini juga sedang diteliti. Efek
Universitas Sumatera Utara
20
kontrasepsi pada tindakan ini baru tercapai setelah semua sperma yang tertinggal di atas bagian vasa deferensia yang dipotong itu sudah
terdorong keluar dalam tubuh. Ekskresi sperma keluar tubuh ini memerlukan 20-30 kali ejakulasi. Farrer, 2003.
2.2.7. Pemakaian Alat Kontrasepsi