9
mengamati suhu tubuh dan lendir serviks. Setelah darah haid berhenti, ibu dapat bersenggama pada malam hari kering dengan berselang sehari
selama masa tak subur. Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, pada masa ini harus pantang senggama sampai masa
subur berakhir. Saifuddin, 2003 e. Senggama Terputus
Menurut Sinclair 2001 Cara kerja metode ini dengan cara menarik keluar penis yang sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Butuh pengalaman tentang orgasme dan kontrol diri dari pasangan masing-masing.
Senggama terputus merupakan metode tertua di dunia, karena telah tertulis pada kitab tua dan diajarkan kepada masyarakat. Di Perancis
abad ke-17, metode senggama terputus merupakan metode untuk menghindari kehamilan. Kekurangan metode ini adalah mengganggu
kepuasan kedua belah pihak. Kegagalan hamil sekitar 33 sampai 35 karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, terlambat
mengeluarkan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genitalia, dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua
belah pihak. Manuaba, 2004
2.2.3 Metode Barier
a. Diafragma
b. Kontrasepsi wanita yang mirip kondom, bentuknya seperti topi yang
menutupi mulut rahim, terbuat dari bahan karet dan agak tebal.
Universitas Sumatera Utara
10
Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Praputranto,
2005. Diafragma vagina yang berupa kubah karet sirkular dengan garis
tengah bervariasi yang diperkuat dengan cincin logam melingkar, dapat sangat efektif apabila digunakan bersama dengan jeli atau krim
spermisida. Cunningham, 2005 c.
Spermisida Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai
mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5 sampai 10 menit, hubungan seks dapat
dilaksanakan agar spermisida dapat berfugsi. Kekurangan spermisida adalah merepotkan menjelang hubungan senggama, nilai kepuasan
berkurang, dapat menimbulkan iritasi atau alergi, kejadian hamil tinggi sekitar 35 karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat
melakukan hubungan senggama. Manuaba, 2004 Menurut Cunningham 2005, kontrasepsi ini dipasarkan dalam
bentuk krim, jeli, supositoria, tissue film dan busa dalam wadah aerosol. Spermisida ini digunakan secara luas di negeri ini, terutama
oleh wanita yang tidak dapat menerima kontrasepsi oral atau AKDR. Kontrasepsi ini bermanfaat terutama bagi wanita yang memerlukan
perlindungan temporer, sebagai contoh selama minggu pertama setelah memulai kontrasepsi oral atau selagi menyusui.
Universitas Sumatera Utara
11
2.2.4 Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,
suntikan, atau susuk. Praputranto, 2005 Menurut Ridarineni 2006 fungsi utama dari kontrasepsi ini adalah untuk
mencegah kehamilan karena menghambat ovulasi, kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
di dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
a. Kontra indikasi mutlak sama sekali tidak boleh diberikan: kehamilan,
gejala trhomboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
b. Kontra indikasi relatif boleh diberikan dengan pengawasan intensif dari
dokter: penyakit kencing manis, hipertensi, perdarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Menurut Manuaba 2004 sifat khas kontrasepsi hormonal adalah sebagai berikut:
a. Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air
dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorea, dan
menimbulkan perlunakan serviks.
Universitas Sumatera Utara
12
b. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, akne, kulit dan
rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, dan liang senggama kering.
Macam-macam bentuk kontrasepsi hormonal : a.
Pil KB Macam-macam bentuk pil KB adalah sebagai berikut:
1 Pil kombinasi: sejak semula telah terdapat kombinasi, komponen
progesteron atau estrogen. 2
Pil sekuensial: mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem hormonal tubuh, dua belas pil pertama hanya mengandung
estrogen, pil ketiga belas dan seterusnya merupakan kombinasi. 3
Progesteron: hanya mengandung progesteron dipergunakan ibu post partum.
4 KB darurat hormonal: digunakan segera setelah hubungan seks.
Sistem kemasan pil diatur dengan sistem 28 dan sistem 2221, pada sistem 28 peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhenti, sedangkan
pada sistem 2221 peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi. Manuaba, 2004
Cara mengkonsumsi pil KB: 1
Minumlah pil KB dengan teratur 2
Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi dua 3
Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi
Universitas Sumatera Utara
13
4 Gangguan ringan dalam bentuk mual, muntah, sebaiknya diatasi.
Bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual muntah berlebihan penderita harus melakukan konsultasi atau
dirujuk. Manuaba, 2004 b.
Suntik KB
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan
ini dilakukan setiap 3 bulan sekali depo provera, 10 minggu norigest, dan setiap 1 bulan cyclofem. Praputranto, 2005
Menurut Varney dkk 2001, efek samping yang mempengaruhi ibu adalah sebagai berikut:
1 Perubahan menstruasi, untuk beberapa bulan terjadi perdarahan dan
bercak yang ireguler dan tidak dapat diduga sampai terjadi amenorea pada sebagian besar wanita.
2 Pemulihan fertilitas yang lambat setelah penghentian pemakaian 50
sampai 70 wanita menjadi hamil pada akhir tahun pertama pemakaian, namun dapat terjadi penundaan 18-24 bulan
Menurut Manuaba 2004 keuntungan suntik KB : 1
Pemberiannya sederhana 2
Tingkat efektifasnya tinggi 3
Hubungan seks dengan suntikan bebas 4
Pengawas medis yang ringan 5
Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca menstruasi
Universitas Sumatera Utara
14
6 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi
7 Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan
mendapatkan menstruasi c.
Susuk KB Implan Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah
kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek
api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau levonorgestrel, susuk tersebut akan
megeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Praputranto, 2005 Menurut Manuaba 2004, setiap kapsul susuk mengandung 36 mgr
levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi
pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan dapat menyebabkan situasi
endometrium tidak siap menjdi tempat nidasi. Keuntungan metode susuk KB adalah:
1 Dipasang selama lima tahun
2 Kontrol medis ringan
3 Dapat dilayani di daerah pedesaan
4 Penyulit medis tidak terlalu tinggi
5 Biaya ringan
Universitas Sumatera Utara
15
Kerugian metode susuk KB adalah 1
Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur
2 Berat badan bertambah
3 Menimbulkan akne, ketegangan payudara
4 Liang senggama terasa kering
2.2.5 Metode Mekanik