Formal dan Non Formal Terintegrasi, Tidak Terpisah Isu Lokal adalah Prioritas

10 tenaga, materi, dan pemikiran adalah beberapa item yang dibutuhkan dari peserta didik setelah mengikuti pendidikan lingkungan. Di atas telah diuraikan secara garis besar tentang tujuan pendidikan lingkungan maka di bawah ini adalah prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh pendidik, siapapun ia dan apapun latar belakan profesi kependidikannya. Ketika kita mengembangkan pendidikan lingkungan maka harus berpegang pada prinsip di bawah ini:

1. Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pertama, pendidikan lingkungan harus dipahami sebagai pendidikan seumur hidup yang berkelanjutan. Tidak ada istilah tamat atau rampung. Permasalahan lingkungan dari hari ke hari semakin beragam sehingga membutuhkan kajian-kajian, sosialisasi, dan pemecahan masalah secara berkesinambungan. Peserta didik disiapkan untuk memiliki kemampuan mengaktualisasikan pemahaman lingkungannya setiap saat, selama-lamannya meskipun tidak lagi berada di bangku sekolahperkuliahan.

2. Lintas Usia dan Strata

Prinsip kedua, pendidikan lingkungan diberikan kepada seluruh kalangan, strata sosial ekonomi, usia, jenjang pendidikan. Tidak ada batasan kategori objek pendidikan lingkungan. Semua harus mendapatkannya. Tentu saja bagi pendidik harus mempertimbangkan porsi materi dan kemampuan berpikir pada masing- masing kategori peserta didik.

3. Formal dan Non Formal

Prinsip ketiga, pendidikan lingkungan diselenggarakan secara fleksibel, formal dan non formal. Dengan kata lain, kedua jalur pendidikan tersebut harus bersinergi menuju tujuannya. Jangan ada anggapan bagi para pendidik bahwa pendidikan lingkungan hanya pantas dibicarakan di dalam sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga akademik saja. Pendidikan lingkungan juga diajarkan di luar sekolah non formal. Masyarakat non-akademik harus mendapat perhatian serius bagi para pendidik ilmu lingkungan. Mereka adalah bagian terbesar dari populasi 11 manusia yang juga harus menyisakan kehidupan mereka dalam memperhatikan dan mempedulikan lingkungan.

4. Terintegrasi, Tidak Terpisah

Prinsip keempat, pendidikan lingkungan harus terintegrasi, tidak terpisah. Prinsip ini dimaknai bahwa pendidikan lingkungan, selain sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, juga harus menempati posisi penting secara terintegrasi ke dalam cabang ilmu lain. Seperti yang dijelaskan pada awal tulisan ini bahwa pendidikan lingkungan secara istimewa diselipkan ke dalam mata ajar atau mata kuliah lain. Pendidikan lingkungan jangan dipandang sebagai satu subyek saja, melainkan harus terintegrasi ke dalam berbagai mata ajar, mata kuliah, program studi, dan keahlianprofesi. Bagaimanapun juga kondisinya, pendidikan lingkungan harus dimasukkan dan terintegrasi.

5. Isu Lokal adalah Prioritas

Prinsip kelima, pendidikan lingkungan harus menyesuaikan dengan situasi lokaldaerah tempat peserta didik berada atau beraktivitas sehari-hari. Rancangan muatan materi dapat disesuaikan menurut isu yang paling signifikan di masing- masing daerah. Pada prinsipnya, materi pendidikan lingkungan memberikan prioritas yang tinggi terhadap isu lingkungan yang terdekat dengan peserta didik, contoh bagi peserta didik yang tinggal di sekitar pabrik, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan harus memfasilitasi agar semakin baiknya pemahaman mereka tentang industrialisasi, polusi udara, tanah, air, pembuangan limbah, eksploitasi SDA, industrialisasi dan sebagainya, atau bagi peserta didik yang berdomisili di daerah perkotaan, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan berkisar tentang industrialisasi, transportasi, energi, dan sebagainya. Isu-isu yang dekat dan sangat berhubungan dengan kehidupan peserta didik adalah prinsip yang tidak boleh dilupakan oleh para pendidik ilmu lingkungan. Dari uraian di atas, tujuan dan prinsip lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kesatuan yang wajib dipahami oleh para pendidik, siapapun dan apapun bidang pendidikannya serta dimana saja pendidik itu berada. Dengan adanya pemahaman yang utuh tentang tujuan dan prinsip di atas akan membawa 12 perubahan pada proses pembelajaran lingkungan menuju pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai isu lingkungan. E . Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan 1. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada peserta didik tentang lingkungan hidup, serta komponen-komponen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan saling berkaitan. 2. Memberikan pemahaman kepada para peserta didik akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. 3. Memberikan gambaran yang nyata akan segala dampak yang terjadi akibat kerusakan lingkungan yang seringkali dilakukan oleh manusia serta kaitannya dengan segala sesuatu yang menimpa manusia itu sendiri. 4. Membuat peserta didik lebih bertanggung jawab atas segala sikapnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitarnya.

F. Sasaran Akhir Pendidikan Lingkungan