ILMU LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN LINGKUNGA

(1)

ILMU LINGKUNGAN

DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah : Dasar Pendidikan Lingkungan Dosen Pengampu : Yanti Susilaswati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Rani Octavia Khoerunnisa 12.22.1.0366 Tikka Meita Amalina 12.22.1.0442

VII – IPA 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2015


(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis panjatkan dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul ―Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan‖. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Pendidikan

Lingkungan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis telah mendapatkan dukungan dan

bantuan yang tak ternilai dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen yang telah banyak memberikan

dukungan, dorongan, saran dan nasehatnya selama penyusunan makalah ini serta

dukungan moril dari kedua orang tua dan keluarga besar penulis..

Akhir kata penulis berharap semoga ketulusan dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT, serta makalah ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Amin Ya Robbal Alamin Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Majalengka, November 2015

Penulis DAFTAR ISI


(3)

ii

Halaman

KATA PENGANTAR . ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan ... ... 3

B. Asas-Asas Ilmu Lingkungan ... 4

C. Prinsip-prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan ... 6

D. Tujuan dan Prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan. ... 8

E. Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan ... 12

F. Sasaran Akhir Pendidikan Lingkungan ... 12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 14

B. Saran ... 14


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Lingkungan berarti suatu tatanan ruang yang melingkupi makhluk hidup. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan segala komponen yang ada di dalamnya baik komponen yang berupa makhluk hidup, makhluk tak hidup, dan daya serta manusia dengan segala perilakunya, yang saling berhubungan secara timbal balik, jika ada perubahan salah satu komponen maka akan mempengaruhi komponen yang lainnya.

Pendidikan adalah serangkaian pengalaman belajar yang telah dialami oleh seseorang, menurut UU SPN No.20 tahun 2003 ―pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara‖.

Jadi, pendidikan lingkungan hidup adalah suatu susunan rencana pembelajaran yang bertujuan untuk mempelajari segala sesuatu mengenai tatanan yang melingkupi makluk hidup serta mempelajari keterkaitannya dengan komponen yang berada disekitarnya baik komponen hayati, maupun komponen non hayati, yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pemeliharaan lingkungan.

Dengan jumlah penduduk sekitar 6.525.170.264 jiwa, bumi saat ini sedang menghadapi berbgai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, menipisnya sumber daya alam, perubahan iklim global kepunahan flora dan fauna , kerusakan habitat alam serta peningkatan polusi dan kemiskina

Dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan lingkungan maka perlu dikembangkan pendidikan lingkungan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hidup.


(5)

2 B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut

1. Apa Hakikat Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan? 2. Bagaimmana Asas-Asas Ilmu Lingkungan?

3. Bagaimana Prinsip-prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan? 4. Bagaimana Tujuan dan Prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan? 5. Bagaimana Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan?

6. Apa Sasaran Akhir Pendidikan Lingkungan?

C.Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Hakikat Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan. 2. Asas-Asas Ilmu Lingkungan.

3. Prinsip-prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan. 4. Tujuan dan Prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan. 5. Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan.


(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan

Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.

Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.

Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis mengartikan pendidikan sebagai berikut: pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Namun apabila pengertian di atas disatukan dengan kata lingkungan maka akan terjadi kesalahpahaman mengenai arti dari pada pendidikan lingkungan. Oleh


(7)

4

karena itu yang dimaksud dengan pendidikan lingkungan dalam skripsi ini adalah pendidikan formal ataupun non formal yang kurikulumnya biasa seperti pendidikan sewajarnya, namun dalam proses pengajarannya selalu menekankan tentang arti kesadaran pelestarian lingkungan. Jadi bukan pendidikan lingkungan yang mempunyai kurikulum atau mata pelajaran tentang lingkungan sehingga melahirkan gelar dari disiplin ilmu lingkungan secara khusus. Namun untuk lebih jelasnya pendidikan lingkungan atau ekologi diartikan di bawah ini.

Pendidikan lingkungan (pendidikan ekologi) menurut kamus pendidikan karya ST. Vembriarto dan kawan –kawan adalah pendidikan yang membantu peserta didik memahami hubungan antara mahkluk hidup dan lingkungan alaminya serta meningkatkan kesadaran untuk melestarikan dan menjaga keseimbangannya.

Dari pengertian pendidikan lingkungan di atas dapat diambil tiga kata pokok yaitu membantu peserta didik memahami hubungan mahkluk hidup dan lingkungannya, meningkatkan kesadaran untuk melestarikan, dan menjaga keseimbangan. Tiga kata di ataslah yang menjadi inti dari pendidikan lingkungan dan semuanya kembali kepada manusia.

B. Asas-Asas Ilmu Lingkungan

Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan.

Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan


(8)

5

ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis, Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum.

Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksidan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Asas baru juga dapat diperoleh dengan carasimulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa asas dalam ilmu lingkungan, yaitu:

ASAS 1 menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan.

ASAS 2 menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu "Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum, energi berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa."

ASAS 3 menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.

ASAS 4 menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat maksimum.

ASAS 5 menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.

ASAS 6 menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya tersebut.


(9)

6

ASAS 7 menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.

ASAS 8 menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan takson.

ASAS 9 menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.  ASAS 10 menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan antara

biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.  ASAS 11 menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi

sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.

ASAS 12 menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan.

ASAS 13 menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.

ASAS 14 menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.

C. Prinsip-prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan

Dalam melaksanakan pendidikan ilmu lingkungan agar mencapai tujuan pendidikan ilmu lingkungan, yaitu untuk menciptakan manusia yang bisa memiliki rasa keperdulian terhadap kelestarian lingkungan. Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan lingkungan, diantaranya adalah :


(10)

7

1. Harus mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);

2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;

3. Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.

4. Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima insight

mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;

5. Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya; 6. Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan

internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;

7. Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;

8. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut; 9. Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan,

ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;

10. Membantu peserta didik untuk menemukan (discover) gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;


(11)

8

11. Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.

12. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).

D. Tujuan dan Prinsip Pendidikan Ilmu Lingkungan

Adanya pendidikan ilmu lingkungan yang diberikan kepada peserta didik ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang bertanggung jawab atas alam disekitarnya, dan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan tanpa harus merusak alam dan lingkungan disekitarnya. Selain itu, pendidikan lingkungan hidup ini, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Secara garis besar, kerangka berpikir yang jelas tentang tujuan diadakannya pendidikan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran (Awareness)

Pendidikan lingkungan bertujuan untuk membentuk manusia yang memiliki sikap dan perilaku sadar lingkungan. Seorang peserta terdidik lingkungan akan mempunyai sensitivitas yang tinggi atau kepekaan terhadap setiap isu-isu lingkungan, termasuk permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kepekaan ini mewujudkan struktur berpikir sensitif, ―sense of belonging‖ terhadap lingkungan dimana saja ia berada. Ada perasaan memiliki dan sifat perhatian yang dalam pada setiap isu lingkungan.

2. Memantapkan ilmu dan wawasan (Science & Knowledge)

Pendidikan lingkungan juga bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu lingkungan itu sendiri, meskipun masih dalam tataran sederhana. Selain itu juga menambah wawasan peserta didik tentang berbagai


(12)

9

pengalaman belajar lingkungan secara menyeluruh. Salah satu alasan kurangnya kepedulian dan kesadaran lantaran tidak tersedianya ilmu dan wawasan tentang bahaya kerusakan lingkungan. Dengan adanya pendidikan lingkungan, segala informasi berhubungan dengan potensi bahaya/resiko penurunan kualitas lingkungan akan tersedia di dalam materi pembelajarannya.

3. Mengokohkan perilaku (Attitude)

Salah satu makna pendidikan adalah proses perubahan perilaku manusia. Dengan demikian pendidikan lingkungan bertujuan untuk membentuk manusia baik individu maupun komunitas yang memiliki seperangkat nilai dan perasaan yang memfokuskan perhatian terhadap lingkungan. Termasuk di antaranya adalah motivasi internal dan eksternal untuk aktif berpartisipasi melindungi lingkungan dan melaksanakan gerakan-gerakan peningkatan kualitas lingkungan.

4. Memberikan keterampilan (Skill)

Ada dua aspek keterampilan yang harus dimiliki menjadi tujuan pendidikan lingkungan yakni keterampilan mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan lingkungan dan keterampilan mengevaluasi lingkungan dalam berbagai aspek (ekologi, ekonomi, sosial, estetika, dan faktor kependidikan termasuk komunikasi dan sosialisasi isu lingkungan). Terbentuknya pribadi-pribadi yang terampil di dalam aspek lingkungan akan memberikan pengaruh positif bagi upaya-upaya pemecahan masalah lingkungan.

5. Memunculkan partisipasi dan kontribusi (Participation and Contribution) Pendidikan lingkungan bertujuan untuk memunculkan karakter peduli secara lebih nyata, konkrit, tidak teoritis belaka. Wujud nyata itu diterjemahkan dalam bentuk keikutsertaan (partisipasi) peserta didik di dalam setiap kegiatan yang berhubungan bagi kemaslahatan lingkungan. Di sini pendidikan lingkungan tidak hanya bertujuan untuk mendidik para peserta didik sebagai ―peserta peduli‖ semata, melainkan memantapkan sikap mau berkorban dan memberi (berkontribusi) bagi kepentingan lingkungan itu sendiri. Jadi, peserta didik didoktrin untuk mempersebahkan sekemampuan dirinya untuk bersama-sama menjaga dan memberika perlindungan bagi lingkungan. Kontribusi atas waktu,


(13)

10

tenaga, materi, dan pemikiran adalah beberapa item yang dibutuhkan dari peserta didik setelah mengikuti pendidikan lingkungan.

Di atas telah diuraikan secara garis besar tentang tujuan pendidikan lingkungan maka di bawah ini adalah prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh pendidik, siapapun ia dan apapun latar belakan profesi kependidikannya.

Ketika kita mengembangkan pendidikan lingkungan maka harus berpegang pada prinsip di bawah ini:

1. Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pertama, pendidikan lingkungan harus dipahami sebagai pendidikan seumur hidup yang berkelanjutan. Tidak ada istilah tamat atau rampung. Permasalahan lingkungan dari hari ke hari semakin beragam sehingga membutuhkan kajian-kajian, sosialisasi, dan pemecahan masalah secara berkesinambungan. Peserta didik disiapkan untuk memiliki kemampuan mengaktualisasikan pemahaman lingkungannya setiap saat, selama-lamannya meskipun tidak lagi berada di bangku sekolah/perkuliahan.

2. Lintas Usia dan Strata

Prinsip kedua, pendidikan lingkungan diberikan kepada seluruh kalangan, strata sosial ekonomi, usia, jenjang pendidikan. Tidak ada batasan kategori objek pendidikan lingkungan. Semua harus mendapatkannya. Tentu saja bagi pendidik harus mempertimbangkan porsi materi dan kemampuan berpikir pada masing-masing kategori peserta didik.

3. Formal dan Non Formal

Prinsip ketiga, pendidikan lingkungan diselenggarakan secara fleksibel, formal dan non formal. Dengan kata lain, kedua jalur pendidikan tersebut harus bersinergi menuju tujuannya. Jangan ada anggapan bagi para pendidik bahwa pendidikan lingkungan hanya pantas dibicarakan di dalam sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga akademik saja. Pendidikan lingkungan juga diajarkan di luar sekolah (non formal). Masyarakat non-akademik harus mendapat perhatian serius bagi para pendidik ilmu lingkungan. Mereka adalah bagian terbesar dari populasi


(14)

11

manusia yang juga harus menyisakan kehidupan mereka dalam memperhatikan dan mempedulikan lingkungan.

4. Terintegrasi, Tidak Terpisah

Prinsip keempat, pendidikan lingkungan harus terintegrasi, tidak terpisah. Prinsip ini dimaknai bahwa pendidikan lingkungan, selain sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, juga harus menempati posisi penting secara terintegrasi ke dalam cabang ilmu lain. Seperti yang dijelaskan pada awal tulisan ini bahwa pendidikan lingkungan secara istimewa diselipkan ke dalam mata ajar atau mata kuliah lain. Pendidikan lingkungan jangan dipandang sebagai satu subyek saja, melainkan harus terintegrasi ke dalam berbagai mata ajar, mata kuliah, program studi, dan keahlian/profesi. Bagaimanapun juga kondisinya, pendidikan lingkungan harus dimasukkan dan terintegrasi.

5. Isu Lokal adalah Prioritas

Prinsip kelima, pendidikan lingkungan harus menyesuaikan dengan situasi lokal/daerah tempat peserta didik berada atau beraktivitas sehari-hari. Rancangan muatan materi dapat disesuaikan menurut isu yang paling signifikan di masing-masing daerah. Pada prinsipnya, materi pendidikan lingkungan memberikan prioritas yang tinggi terhadap isu lingkungan yang terdekat dengan peserta didik, contoh bagi peserta didik yang tinggal di sekitar pabrik, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan harus memfasilitasi agar semakin baiknya pemahaman mereka tentang industrialisasi, polusi (udara, tanah, air), pembuangan limbah, eksploitasi SDA, industrialisasi dan sebagainya, atau bagi peserta didik yang berdomisili di daerah perkotaan, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan berkisar tentang industrialisasi, transportasi, energi, dan sebagainya. Isu-isu yang dekat dan sangat berhubungan dengan kehidupan peserta didik adalah prinsip yang tidak boleh dilupakan oleh para pendidik ilmu lingkungan.

Dari uraian di atas, tujuan dan prinsip lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kesatuan yang wajib dipahami oleh para pendidik, siapapun dan apapun bidang pendidikannya serta dimana saja pendidik itu berada. Dengan adanya pemahaman yang utuh tentang tujuan dan prinsip di atas akan membawa


(15)

12

perubahan pada proses pembelajaran lingkungan menuju pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai isu lingkungan.

E. Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan

1. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada peserta didik tentang lingkungan hidup, serta komponen-komponen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan saling berkaitan.

2. Memberikan pemahaman kepada para peserta didik akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.

3. Memberikan gambaran yang nyata akan segala dampak yang terjadi akibat kerusakan lingkungan yang seringkali dilakukan oleh manusia serta kaitannya dengan segala sesuatu yang menimpa manusia itu sendiri.

4. Membuat peserta didik lebih bertanggung jawab atas segala sikapnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitarnya.

F. Sasaran Akhir Pendidikan Lingkungan

Pengembangan pendidikan harus dapat menopang tercapainya pengembangan lingkungan hidup yang mencakup empat sasaran :

1. Mengembangkan hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungan bagian dari tujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki kesadaran

• Antara manusia dan lingkungan • Antara manusia dan manusia

• Antara manusia dan Tuhan pencipta

2. Pengelolaan sumber-sumber alam secara bijaksana dengan •Mengusahakan kelestarian sumber alam

•Pengendalian permintaan masyarakat terhadap sumber-sumber alam yang diperkirakan semakin langka di masa depan

Membangun masyarakat adil dan makmur perlu waktu panjang, sehingga pengelolaan sumber atau secara bijaksana menduduki tempat penting dan tersimpul di sini keharusan melaksanakan pembangunan


(16)

13

dengan mewariskan sumber-sumber alam secara lestari kepada generasi depan agar dapat di kelola secara sambung-sinambung generasi demi generasi sepanjang zaman.

3. Mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga menaikkan kualitas hidup manusia Indonesia sebagai titik temu bagi pengembangan seiring dengan pengembangan lingkungan

4. Membimbing manusia dari posisi ―perusak lingkungan‖ menjadi pembina

lingkungan‖ dalam lingkungan sosial yang memiliki sistem nilai keselarasan (harmony) antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup. Pembangunan tertuju pada diri manusia, maka manusia harus turut berkembang menjadi ―pembina lingkungan‖.

Oleh karena pengembangan lingkungan hidup bertumpu pada diri manusia, maka penting bahwa usaha ini mulai dari pengembangan manusia sebagai individu, insan sosial dan makhluk Ilahi memiliki kemampuan mengembangkan lingkungan hidup. Karena itu maka pendidikan dan pengembangan kebudayaan tertuju pada manusia perlu memberi sumbangan pada sistem nilai dan sikap hidup.

Jadi kaitannya pendidikan dalam hal ini adalah mencetak dan menciptakan anak didik yang peduli pada lingkungan sekitarnya. Minimal anak didik tidak menjadi penyebab rusaknya kelestarian lingkungan disekitarnya. Karena pendidikan adalah sebagai kawah candra dimuka anak didik dalam membekali diri ketika hidup di tengah masyarakat. Sesuai dengan pengertian pendidikan, pendidikan adalah merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat


(17)

14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pendidikan lingkungan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membentuk perilaku , nilai dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan hidup. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses. Proses yang dimaksud dalam hal ini adalah pengalaman bagi siswa untuk bersentuhan langsung dengan lingkungan. Dalam hal ini diharapkan dengan atmosfir lingkungan yang selalu dialami menjadikan suatu proses pembiasaan yang dapat memunculkan nilai, pandangan dan kebiasaan serta perilaku untuk memelihara lingkungan

Pendidikan lingkungan hidup selama ini belum secara optimum menyentuh pendidikan formal yaitu lembaga sekolah.padahal dari segi waktu hamper sebagian aktifitas anak dihabiskan di lembaga yaitu sekolah. Apabila pendidikan lingkungan dapat diintegrasikan ke dalam lembaga sekolah yang diharapkan merupakan mekanisme yang optimum untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi kalangan pelajar.

Pendidikan lingkungan harus menyiapkan individu yang bertanggungjawab atas perubahan teknologi dunia yang cepat, memahami masalah-masalah setempat regional dan internasional, dan menyediakan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan peran produktif seperti halnya yang seharusnya masyarakat lakukan. Jadi, secara filosofis pola sikap dan prilaku manusia terhadap sumber daya dan lingkungan di landasi pemikiran bahwa manusia sebagai penguasa dan pengendali lingkungan hidup pada umumnya, harus digunakan secara lebih berhati-hati, bertanggungjawab dan bijaksana.

B. Saran

Pengetahuan Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan ini, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.


(18)

15 DAFTAR PUSTAKA

Iki, Agung. (2015). Asas-asas Pengetahuan Lingkungan.

[Online] Tersedia : http://agungiki.blogspot.co.id/2015/10/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html

(12 November 2015)

Palabbi, Sahabuddin. (2013). Pentingnya Mempelajari Ilmu Lngkungan. [Online] Tersedia :

http://sahbuddinpalabbi.blogspot.co.id/2013/08/pentingnya-mempelajari-ilmu-lingkungan.html

(12 November 2015)

Julhas, Ratman. (2013). Mengenal Tujuan dan Prinsip Pendidikan.

[Online] Tersedia : http://julhasratman.blogspot.co.id/2013/01/mengenal-tujuan-dan-prinsip-pendidikan.html


(1)

10

tenaga, materi, dan pemikiran adalah beberapa item yang dibutuhkan dari peserta didik setelah mengikuti pendidikan lingkungan.

Di atas telah diuraikan secara garis besar tentang tujuan pendidikan lingkungan maka di bawah ini adalah prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh pendidik, siapapun ia dan apapun latar belakan profesi kependidikannya.

Ketika kita mengembangkan pendidikan lingkungan maka harus berpegang pada prinsip di bawah ini:

1. Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pertama, pendidikan lingkungan harus dipahami sebagai pendidikan seumur hidup yang berkelanjutan. Tidak ada istilah tamat atau rampung. Permasalahan lingkungan dari hari ke hari semakin beragam sehingga membutuhkan kajian-kajian, sosialisasi, dan pemecahan masalah secara berkesinambungan. Peserta didik disiapkan untuk memiliki kemampuan mengaktualisasikan pemahaman lingkungannya setiap saat, selama-lamannya meskipun tidak lagi berada di bangku sekolah/perkuliahan.

2. Lintas Usia dan Strata

Prinsip kedua, pendidikan lingkungan diberikan kepada seluruh kalangan, strata sosial ekonomi, usia, jenjang pendidikan. Tidak ada batasan kategori objek pendidikan lingkungan. Semua harus mendapatkannya. Tentu saja bagi pendidik harus mempertimbangkan porsi materi dan kemampuan berpikir pada masing-masing kategori peserta didik.

3. Formal dan Non Formal

Prinsip ketiga, pendidikan lingkungan diselenggarakan secara fleksibel, formal dan non formal. Dengan kata lain, kedua jalur pendidikan tersebut harus bersinergi menuju tujuannya. Jangan ada anggapan bagi para pendidik bahwa pendidikan lingkungan hanya pantas dibicarakan di dalam sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga akademik saja. Pendidikan lingkungan juga diajarkan di luar sekolah (non formal). Masyarakat non-akademik harus mendapat perhatian serius bagi para pendidik ilmu lingkungan. Mereka adalah bagian terbesar dari populasi


(2)

11

manusia yang juga harus menyisakan kehidupan mereka dalam memperhatikan dan mempedulikan lingkungan.

4. Terintegrasi, Tidak Terpisah

Prinsip keempat, pendidikan lingkungan harus terintegrasi, tidak terpisah. Prinsip ini dimaknai bahwa pendidikan lingkungan, selain sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, juga harus menempati posisi penting secara terintegrasi ke dalam cabang ilmu lain. Seperti yang dijelaskan pada awal tulisan ini bahwa pendidikan lingkungan secara istimewa diselipkan ke dalam mata ajar atau mata kuliah lain. Pendidikan lingkungan jangan dipandang sebagai satu subyek saja, melainkan harus terintegrasi ke dalam berbagai mata ajar, mata kuliah, program studi, dan keahlian/profesi. Bagaimanapun juga kondisinya, pendidikan lingkungan harus dimasukkan dan terintegrasi.

5. Isu Lokal adalah Prioritas

Prinsip kelima, pendidikan lingkungan harus menyesuaikan dengan situasi lokal/daerah tempat peserta didik berada atau beraktivitas sehari-hari. Rancangan muatan materi dapat disesuaikan menurut isu yang paling signifikan di masing-masing daerah. Pada prinsipnya, materi pendidikan lingkungan memberikan prioritas yang tinggi terhadap isu lingkungan yang terdekat dengan peserta didik, contoh bagi peserta didik yang tinggal di sekitar pabrik, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan harus memfasilitasi agar semakin baiknya pemahaman mereka tentang industrialisasi, polusi (udara, tanah, air), pembuangan limbah, eksploitasi SDA, industrialisasi dan sebagainya, atau bagi peserta didik yang berdomisili di daerah perkotaan, tentu saja fokus materi pendidikan lingkungan berkisar tentang industrialisasi, transportasi, energi, dan sebagainya. Isu-isu yang dekat dan sangat berhubungan dengan kehidupan peserta didik adalah prinsip yang tidak boleh dilupakan oleh para pendidik ilmu lingkungan.

Dari uraian di atas, tujuan dan prinsip lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kesatuan yang wajib dipahami oleh para pendidik, siapapun dan apapun bidang pendidikannya serta dimana saja pendidik itu berada. Dengan adanya pemahaman yang utuh tentang tujuan dan prinsip di atas akan membawa


(3)

12

perubahan pada proses pembelajaran lingkungan menuju pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai isu lingkungan.

E. Manfaat Pendidikan Ilmu Lingkungan

1. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada peserta didik tentang lingkungan hidup, serta komponen-komponen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan saling berkaitan.

2. Memberikan pemahaman kepada para peserta didik akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.

3. Memberikan gambaran yang nyata akan segala dampak yang terjadi akibat kerusakan lingkungan yang seringkali dilakukan oleh manusia serta kaitannya dengan segala sesuatu yang menimpa manusia itu sendiri.

4. Membuat peserta didik lebih bertanggung jawab atas segala sikapnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitarnya.

F. Sasaran Akhir Pendidikan Lingkungan

Pengembangan pendidikan harus dapat menopang tercapainya pengembangan lingkungan hidup yang mencakup empat sasaran :

1. Mengembangkan hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungan bagian dari tujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki kesadaran

• Antara manusia dan lingkungan • Antara manusia dan manusia

• Antara manusia dan Tuhan pencipta

2. Pengelolaan sumber-sumber alam secara bijaksana dengan • Mengusahakan kelestarian sumber alam

• Pengendalian permintaan masyarakat terhadap sumber-sumber alam yang diperkirakan semakin langka di masa depan

Membangun masyarakat adil dan makmur perlu waktu panjang, sehingga pengelolaan sumber atau secara bijaksana menduduki tempat penting dan tersimpul di sini keharusan melaksanakan pembangunan


(4)

13

dengan mewariskan sumber-sumber alam secara lestari kepada generasi depan agar dapat di kelola secara sambung-sinambung generasi demi generasi sepanjang zaman.

3. Mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga menaikkan kualitas hidup manusia Indonesia sebagai titik temu bagi pengembangan seiring dengan pengembangan lingkungan

4. Membimbing manusia dari posisi ―perusak lingkungan‖ menjadi pembina

lingkungan‖ dalam lingkungan sosial yang memiliki sistem nilai keselarasan (harmony) antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup. Pembangunan tertuju pada diri manusia, maka manusia harus turut

berkembang menjadi ―pembina lingkungan‖.

Oleh karena pengembangan lingkungan hidup bertumpu pada diri manusia, maka penting bahwa usaha ini mulai dari pengembangan manusia sebagai individu, insan sosial dan makhluk Ilahi memiliki kemampuan mengembangkan lingkungan hidup. Karena itu maka pendidikan dan pengembangan kebudayaan tertuju pada manusia perlu memberi sumbangan pada sistem nilai dan sikap hidup.

Jadi kaitannya pendidikan dalam hal ini adalah mencetak dan menciptakan anak didik yang peduli pada lingkungan sekitarnya. Minimal anak didik tidak menjadi penyebab rusaknya kelestarian lingkungan disekitarnya. Karena pendidikan adalah sebagai kawah candra dimuka anak didik dalam membekali diri ketika hidup di tengah masyarakat. Sesuai dengan pengertian pendidikan, pendidikan adalah merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat


(5)

14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pendidikan lingkungan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membentuk perilaku , nilai dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan hidup. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses. Proses yang dimaksud dalam hal ini adalah pengalaman bagi siswa untuk bersentuhan langsung dengan lingkungan. Dalam hal ini diharapkan dengan atmosfir lingkungan yang selalu dialami menjadikan suatu proses pembiasaan yang dapat memunculkan nilai, pandangan dan kebiasaan serta perilaku untuk memelihara lingkungan

Pendidikan lingkungan hidup selama ini belum secara optimum menyentuh pendidikan formal yaitu lembaga sekolah.padahal dari segi waktu hamper sebagian aktifitas anak dihabiskan di lembaga yaitu sekolah. Apabila pendidikan lingkungan dapat diintegrasikan ke dalam lembaga sekolah yang diharapkan merupakan mekanisme yang optimum untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi kalangan pelajar.

Pendidikan lingkungan harus menyiapkan individu yang bertanggungjawab atas perubahan teknologi dunia yang cepat, memahami masalah-masalah setempat regional dan internasional, dan menyediakan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan peran produktif seperti halnya yang seharusnya masyarakat lakukan. Jadi, secara filosofis pola sikap dan prilaku manusia terhadap sumber daya dan lingkungan di landasi pemikiran bahwa manusia sebagai penguasa dan pengendali lingkungan hidup pada umumnya, harus digunakan secara lebih berhati-hati, bertanggungjawab dan bijaksana.

B. Saran

Pengetahuan Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan ini, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.


(6)

15 DAFTAR PUSTAKA

Iki, Agung. (2015). Asas-asas Pengetahuan Lingkungan.

[Online] Tersedia : http://agungiki.blogspot.co.id/2015/10/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html

(12 November 2015)

Palabbi, Sahabuddin. (2013). Pentingnya Mempelajari Ilmu Lngkungan. [Online] Tersedia :

http://sahbuddinpalabbi.blogspot.co.id/2013/08/pentingnya-mempelajari-ilmu-lingkungan.html

(12 November 2015)

Julhas, Ratman. (2013). Mengenal Tujuan dan Prinsip Pendidikan.

[Online] Tersedia : http://julhasratman.blogspot.co.id/2013/01/mengenal-tujuan-dan-prinsip-pendidikan.html