I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan jumlah koloni dengan metose pengenceran dalam Standard Plate Count
II. Prinsip Percobaan
Agar yang sudah encer didinginkan sampai sekitar 45 C lalu dituang ke dalam
cawan petri yang terdapat volume tertentu sampel yang diencerkan. Setelah cawan ditutup, kemudian digoyang ke beberapa arah untuk meratakan campuran medium
dan sampel, agar koloni dapat tumbuh dengan distribusi merata. Semua prosedur ini dilakukan pada setiap pengenceran. Dimana penanaman pada cawan petri sebaiknya
dilakukan duplikat agar lebih akurat, kemudian sesudah diinkubasi satu malam, lalu dihitung koloninya dengan colony counter.
III. Teori Dasar
Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme seringkali
bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel tunggal masih dapat terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat terlihat oleh mata
telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat
pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya Tria, 2012.
Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme
mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan
merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya kapasitas jumlahnya dapat diperbanyak sedangkan
untuk bakteri yang merugikan patogen jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut Umam, 2008.
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan
dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan
menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar. Pengukuran kuntitatif
populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga
dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.
Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya
metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa
metode baik secara langsung maupun tidak langsung, Penghitungan mikroba secara langsung antara lain:
1. Plate Count hitungan cawan Plate count atau viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang
sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi
tersebut Mikapin
, 2012. Penghitungan mikroorganisme dengan Plate Count merupakan perhitungan
secara tidak langsung karena tidak menghitung jumlah selnya, melainkan hanya jumlah koloni saja yang dapat dihitung.
2. Turbidimetri Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah
bakteridalam suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan volume total sel ditentukan oleh ukuran dan
jumlah. Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya
dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang
gelombang 520 nm – 700 nm. Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organismeml ditentukan dengan metode hitungan
cawan hingga pengukuran optical density ditentukan dengan spektrofotometer
Mikapin , 2012.
3. Hemasitometer Hemasitometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung
terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang
dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri
yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui
Mikapin , 2012.
Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan pengenceran. Di dalam laboratorium, pengenceran di lakukan dengan botol pengenceran seperti
lazimnya pada SPC, namun dapat pula menggunakan tabung reaksi. Pada pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih dahulu dikocok dengan baik
sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang benar. Namun pengenceran
yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah Hadioetomo, 996.
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel
yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke mediumnya metode tuang. Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati
koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni Gobel, 2008.
Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi bakteri yang ada dalam contoh. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran yang
lebih rendah contoh yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif adanya pertumbuhan bakteri dan pada pengenceran lebih tinggi contoh yang diduga lebih
sedikit menunjukkan hasil uji negatif tidak ada pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu jumlah populasi bakteri yang ada dalam contoh diduga tinggi maka contoh harus
diencerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang lebih tinggi sehingga nilai maksimum dapat dihitung. Metoda pengenceran yang paling mudah dengan
melakukan pengenceran 10 kali lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung pengenceran sekali gus Fridaz, Srikandi, 1992 .
IV. Alat dan Bahan Alat