Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia melalui pendidikan haruslah disadari oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun keluarga. Pendidikan menurut Langeveld dalam Hasbullah 2009;2 adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Tugas pendidikan dimulai sejak anak tersebut dilahirkan. Orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya selama anak belum dewasa dan mampu berdiri sendiri. Untuk membawa anak pada kedewasaan, orang tua harus memberi teladan yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orang yang lebih tua atau orang tuanya. Tugas orang tua tidak selesai begitu saja setelah anak masuk dalam sekolah formal. Salah satu kesalahkaprahan dari orang tua dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Orang tua mulai sibuk dengan pekerjaan maupun urusan mereka masing-masing tanpa peduli dengan pendidikan anak di rumah maupun di sekolah. Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, hampir seluruh 2 waktu dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, hampir seluruh waktu dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Selain permasalahan di atas, kendala Sumber Daya Manusia SDM orang tua menjadi penyebab kurangnya mereka dalam ikut serta meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama sekali. Umumnya mereka adalah orang tua tempo dulu atau orang tua yang hidup di tempat-tempat pedalaman atau desa yang masih belum maju. Kurangnya tingkat pendidikan ini menjadi penyebab banyaknya penduduk Indonesia yang tertarik bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia TKI dengan gaji yang besar. Mereka melupakan tugas mereka sebagai orang tua. Materi atau uang menjadi hal utama yang mereka kejar. Orang tua kurang menyadari peran mereka dalam pendidikan anak terutama yang berkaitan dengan belajar anak di rumah. Desa Ngasinan dan Kelurahan Ketapang adalah dua wilayah yang memiliki kondisi administratif yang berbeda namun keduanya memiliki sebuah fenomena geosfer yang sama dimana banyak warga kedua desa tersebut bekerja sebagai TKI di luar negeri. Berbagai alasan menjadi pendorong banyaknya warga di kedua desa tersebut untuk bekerja diluar negeri tanpa mempertimbangan pendidikan anak mereka yang ditinggalkan. Anak TKI ini biasanya hanya dititipkan pada saudara mereka yang ada dikampung. Jumlah pengiriman tenaga kerja dari Kabupaten Kendal ke luar negeri cukup tinggi. Jumlah Tenaga Kerja 3 Indonesia TKI di luar negeri pada tahun 2007 sebanyak 4.307 orang, jumlah tersebut menurun dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2006 sebanyak 5.734 orang, namun pada tahun 2008 jumlah TKI di luar negeri meningkat lagi menjadi 5.687 orang. Semantara data dari Dinas Sosia, Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga Juni 2009 jumlah TKI telah mencapai angka 3.780 orang. Banyak anak usia SD di Desa Ngasinan dan Kelurahan Ketapang yang orang tua mereka bekerja sebagai TKI di luar negeri. Salah satu anak yang sempat ditemui oleh peneliti pada saat observasi awal menyatakan bahwa mereka hanya dititipkan pada nenek mereka selama orang tua mereka bekerja di luar negeri. Pendidikan mereka menjadi tanggung jawab sang nenek, orang tua hanya mengirim uang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul: Peran Serta Orang Tua Wali dalam Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal.

B. Rumusan Masalah