b. Status Kepemilikan Lahan
Faktor lain yang mempengaruhi harga lahan dalam penelitian ini adalah status kepemilikan lahan. Menurut Puslibang BPN 2006:27 harkat status
kepemilikan lahan digolongkan menjadi, sertifikat hak milik maka harkatnya 4, status kepemilikan lahan sertifikat hak guna harkatnya 3, status
kepemilikan lahan sertifikat guna usaha harkatnya 2, dan untuk lahan yang belum bersertifikat berharkat 1.
Status kepemilikan lahan di Kelurahan Sekaran hanya ada dua jenis yaitu sertifikat hak milik dan belum bersertifikat. Pada tahun 1989 masih
banyak lahan yang belum bersertifikat. Setelah adanya program PRONA Proyek Nasional yang digalangkan pemerintah dengan tujuan untuk
membuat sertifikat lahan secara masal maka, banyak dari penduduk di Kelurahan Sekaran yang mengikuti program pemerintah tersebut yang
dilaksanakan pada tahun 1996. Hasilnya setelah itu hampir sebagian besar penduduk Kelurahan Sekaran status kepemilikan lahannya yang awalnya
belum bersertifikat berubah menjadi sertifikat hak milik.
c. Aksesbilitas Lahan
Aksesbilitas lahan merupakan faktor pengaruh harga lahan yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana semakin dekat jarak lahan tersebut
dengan sarana dan prasarana yang ada semakin tinggi pula harkat lahan tersebut. aksesbilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jarak
terhadap UNNES, jarak terhadap jalan kolektor, jarak terhadap pusat perdagangan dan jasa, jarak terhadap fasilitas pendidikan, jarak terhadap
fasilitas pemerintahan, jarak terhadap layanan kesehatan, dan jarak terhadap sarana peribadahan, setiap jarak kurang dari 50 meter mempunyai harkat 4,
jarak 50 sampai 150 meter berharkat 3, jarak 150 sampai 500 meter berharkat 2, dan lebih dari 500 meter berharkat 1. Harkat aksesbilitas
tersebut mengacu pada penelitian sebelumnya milik Meyliana dalam penelitian Bastian Aji 2008:18 yang dimodifikasi dengan penelitian ini
dan disesuaikan dengan keberadaan sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sekaran.
Aksesbilitas lahan memiliki keterkaitan terhadap harga lahan di Kelurahan Sekaran, karena sejak berdirinya UNNES di Kelurahan Sekaran
harga lahan yang semakin dekat dengan UNNES mengalami kenaikan harga hingga tahun 2012, namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh variabel
aksesbilitas lahan yang lain seperti Jalan Taman Siswa. Lahan yang letaknya semakin dekat dengan Jalan Siswa maka harkat dan harga
lahannya semakin tinggi. Demikian pula dengan variabel aksesbilitas yang lain seperti pusat perdagangan dan jasa, masjid, sarana kesehatan, sarana
peribadahan dan lain-lain. Pusat pemerintahan dalam penelitian ini adalah kantor Kelurahan
Sekaran yang terletak di Dukuh Sekaran, fasilitas peribadahan di Kelurahan Sekaran meliputi mushola dan masjid yang kebanyakan sudah berdiri
sebelum adanya UNNES di Kelurahan Sekaran, namun untuk fasilitas kesehatan yang meliputi apotik, praktek dokterbidan, posyandu dan
puskesmas pada tahun 1989 hanya ada 2 fasilitas kesehatan di Kelurahan Sekaran yang kemudian semakin bertambah tiap tahunnya karena
banyaknya mahasiswa UNNES yang menetap sementara di Kelurahan Sekaran.
Fasilitas yang terdapat di Kelurahan Sekaran kebanyakan memusat di daerah Dukuh Sekaran dan Dukuh Banaran karena kepadatan penduduk
yang juga memusat di daerah tersebut. Sedangkan untuk Dukuh Persen hanya terdapat 1 fasilitas kesehatan yaitu posyandu, begitu pula untuk
Dukuh Bangkong hanya terdapat 1 fasilitas kesehatan posyandu. Fasilitas pendidikan di Kelurahan Sekaran meliputi SD, MI, TK, dan perguruan
tinggi, untuk TK, MI, dan SD sudah berdiri sebelum adanya UNNES, namun untuk perguruan tinggi yaitu akademi kebidanan berdiri pada tahun
2003. Semakin dekat jarak lahan terhadap fasilitas umum maka harkat dan harga lahannya akan meningkat. Untuk informasi yang lebih lengkap
tentang harkat aksesbilitas lahan di Kelurahan Sekaran dapat di lihat dalam tabel 16 yang menunjukan harkat aksesbilitas lahan di Kelurahan Sekaran
yang ada pada lampiran.
d. Utilitas Umum