71 No.
Daya beda soal Kriteria
1. 2.
3. 4.
0,0 ≤ P ≤ 0,20
0,21 ≤ P ≤ 0,40
0,41 ≤ P ≤ 0,70
0,71 ≤ P ≤ 1,00
Jelek Cukup
Baik Baik sekali
Suharsimi Arikunto, 2002: 213 dan 218 Daya pembeda setiap soal tidak sama, dari perhitungan daya pembeda soal
dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: jelek, cukup, baik, baik sekali. Dari 40 soal terdapat 8 soal dengan daya beda cukup dan 32 soal dengan daya beda baik.
3.9Metode Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul Sugiyono, 2010:207. Metode yang digunakan
untuk mengkaji variabel-variabel yang pada penelitian ini terdiri dari bahan ajar dan mata kuliah Pola Konstruksi. Variabel tersebut terdiri dari beberapa
indikator yang sangat mendukung dan indikator tersebut dikembangkan menjadi instrumentangket.
3.9.1 Deskriptif Presentase
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif deskriptif dengan metode analisis deskriptif persentase. Data yang diperoleh dari angket
kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif prosentase dengan rumus
sebagai berikut:
DP
=
ே
ݔ 100 Keterangan:
72 DP = Deskriptif Presentase
n = Skor Empirik Skor yang diperoleh
N = Skor ideal atau jumlah total nilai responden
M. Ali, 2003:184 Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis data menggunakan skor. Adapun criteria dalam penskoran adalah sebagai berikut:
1. Skor 4 jika sangat tepat 2. Skor 4 jika tepat
3. Skor 2 jika kurang tepat 4. Skor 1 jika tidak tepat
Teknik analisis
deskriptif digunakan
untuk mendiskripsikan
atau menggambarkan data mengenai hasil penelitian kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Data tersebut disajikan dalam 5 kategori yang disesuaikan dengan nilai tertinggi tiap variabel, selanjutnya membuat analisis deskriptif.
Dengan panjang interval 12,5 dibuat interval criteria sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Kelas interval dan kategori diskriptif Prosentase Kelas Interval
Kategori 85 – 100
70 – 84 55 – 69
40 – 54 25 – 39
Sangat Tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Sangat Rendah
73 Penentuan rentangan skor diperoleh dari nilai terendah 25,00 dan nilai tertinggi
100,00 dimasukkan dalam rumus skor rata-rata hasil data deskriptif. Hasil persentase yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan ditarik
suatu kesimpulan.
3.9.2 Uji T-Test Berpasangan
Setelah mendapatkan data untuk pre-test dan post-test berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah T-Test berpasangan, adapun rumus yang dipakai
adalah sebagai berikut:
Dimana S
n
= satandart eror dua mean yang berhubungan
Dimana: B = Beda antara pengamatan tiap pasang
= Mean dari beda pengamatan S
b
= Standart eror dua mean yang berhubungan Suharsimi Arikunto, 2002
Hasil analisis data menunjukkan data berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Shapiro Wilk.
74
3.9.3 Pengujian Hipotesis