Kredit Produktif PRINSIP ANALISIS

II. ANALISIS MASALAH

A. PRINSIP ANALISIS

1. Kredit Produktif

Pengertian kredit menurut undang- undang UU no. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi seluruh hutangnya dalamsetelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Sedangkan menurut undang-undang UU perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank denga n pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2000. Kredit produktif adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil UK untuk membiayai usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam 9 menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi KI maupun Kredit Modal Kerja KMK. KI merupakan kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi proyek, atau pendirian proyek baru. KMK merupakan kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha atau proyek Teguh,1996. Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif yang diproses secara runtun PT. Bank BNI, 1998 meliputi : a. Pengumpulan data, merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh petugas Analis Kredit Produktif SKC untuk memperoleh informasi mengenai kinerja calon nasabah yang mengajukan kredit produktif. Dalam hal ini ada dua cara untuk memperoleh informasi, yaitu mengisi formulir permohonan dan wawancara. Selanjutnya dari hasil pengisian formulir dan wawancara petugas analis memasukan data tersebut ke dalam formulir aplikasi yang ada di dalam sistem. b. Verifikasi dan atau Site Visit, Verifikasi dilakukan dalam rangka untuk mengecek kebenaran data, informasi dari dokumen yang disampaikan calon nasabah yang dilakukan petugas berwenang dengan memeriksa kebenaran isian data dari hasil printout, dan selain itu verfikasi langsung melalui telepon dan atau kunjungan langsung ke nasabah atau pihak ketiga. c. Credit Scoring merupakan hasil verfikasi dan kunjungan diinput ke dalam sistem credit scoring, sistem ini akan melakukan kalkulasi dan 10 persetujuanapproval dalam bentuk angka tertentu kuantitatif dan hasil akhir sistem menghitung total skor nilai tertentu yang menggambarkan tentang kelayakan calon nasabah. Hasil total skor ini digunakan untuk memutus apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau ditolak. d. Dokumentasi kredit. Bila permohonan kredit disetujui, maka sistem akan menyiapkan secara otomatis dokumentasi kredit seperti Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit, Skedul angsuran, Surat Pengantar Penutupan Asuransi Jiwa dan Surat Pengantar Pengikatan ke Notaris. e. Pemantauan Kredit. Bila kredit telah direalisir, maka pemantauan kredit dan nasabah kredit dilakukan sepenuhnya oleh unit-unit SKC. f. Penyelamat Kredit. Fungsi ini mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah.

2. Komponen Sistem Informasi