Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI

(1)

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF

DI PT. BANK BNI

Oleh :

RC. ESTI NURSUMARYANTI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

RC. Esti Nursumaryanti, 2005: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI. Dibawah bimbingan Musa Hubeis dan Marimin

Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya dome stik, termasuk di dalamnya UKM dalam corporate plan PT. Bank BNI merupakan salah satu

Strategic Business Unit (SBU) yang dikembangkan, disamping sektor-sektor bisnis lainnya, dengan target melakukan penyeimbangan kredit produktif, sehingga komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Untuk itu dibentuk organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat yang merupakan layanan kredit produktif dalam suatu wilayah operasi secara sentral yang biasa disebut Sentra Kredit Kecil (SKC), yang perjalanan operasionalnya timbul permasalahan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, agar pencapaian target terpenuhi dan mutu kredit yang diberikan baik

Tujuan kajian adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengajuan kredit berbasis website, serta mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan metode kerja berupa observasi lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta perancangan sistem deskritif dan kualitatif. Observasi lapangan yang dilakukan meliputi aspek organisasi, sumber daya manusia (SDM), yang terlibat langsung dalam permasalahan, aspek teknis meliputi software, hardware dan jaringan terkait dengan permasalahan di SI Kredit Produktif Terpusat (SIKPT).

Dari kajian didapatkan, bahwa dalam perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dilakukan pendekatan otomasi internal rating dalam pengelolaan resiko kredit dan dikembangkan dalam basis website. Komponen SIKPT dikembangankan dengan komponen-komponen yang terdiri dari operating system Linux Suse version 7.2, Web Server Application Apache version 1.3, Application Tool PHP version 4.06 dan database MySQL version 3.23.39. Pengembangan SIKPT adalah menghemat waktu dan biaya, di sisi lain ditemukan kelemahan sistem yang tergantung pada pihak ketiga, yaitu masalah komunikasi. Bila komunikasi terhenti, maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SIKPT.

SIKPT merupakan sistem sentral database yang berlokasi di kantor pusat, sedangkan Unit Kredit Produktif Terpusat berlokasi di sentra-sentra kredit sebagai terminal remote dan didukung oleh cabang-cabang sebagai unit pemasar.

Sejalan dengan perkembangan, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas hardware dan software, tetapi diikuti beberapa alternatif solusi bersifat replacement, upgrading dan atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen sistem, antara lain peningkatan kapasitas server, web server fine tuning, application fine tuning dan database fine tuning.

Untuk menghindari kegagala n sistem operasi dan layanan SIKPT, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency atau DRC), antara lain cadangan


(3)

cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah dapat akses ke SI di kantor besar. Hal lainnya perlu disiapkan Business continuity plan untuk mengatasi kegagalan sistem yang diakibatkan oleh bencana (disaster) yang tidak dapat dihindari.

Kata Kunci : Kredit Produktif Terpusat (KPT), PT. Bank BNI, Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Strategic Business Unit, Credit Scoring, Internal Rating, website, Persetujuan Khusus, Persetujuan, Perjanjian Kredit (PK), Surat Keputusan Kredit (SKK).


(4)

The Study and Model Development of Information System for Productive Loan Proposal Application

At PT. BanK BNI RC. Esti Nursumaryanti

The commercial banking segment continues to grow in line with the Government’s effort in driving national economic growth through small and medium – scale enterprise (SME) development. Realizing the more importance of SME banking segment in Indonesia, the commercial strategic business Unit (SBU) has refocused on the market segment since 2004, such as through the enhancement of the products and services and loans processing streamline. In this case, it is necessary to build centralized productive loan unit organization which express the productive loan service in an operational area centrally, called as small business loan centre. In the operational performance appears problem and need improvement, to perfect the system, in order to reach the target and make more good quality loan.

This study goal is to identify and to evaluate website based approval loan system and to develop Information System model SME proposal. Working method like field observation, collecting secondary and primary data, and descriptive qualitative design system are answer of this problem. From this study we will know that system design to fulfill customer need is done by approaching internal rating automation risk loan handling and developed in website based. User increment also causes the problems, mainly in software and hardware capacity and this study we will find some alternative solutions such as replacement solution, upgrading solution and or fine-tuned solution to whole components system such as server capacity up grading, web server fine tuning, application fine tuning and data base fine tuning.

The goal of centralized productive loan Information System development is to save the cost and time. An the other side, there are some lacks in this system which are depend on the third party, that is communication problem. If communication is stopped, the operation will be disturbed and branch office and small business loan unit can not access to the centralized productive loan information. To avoid system operation and productive loan information systems experience failure, it is necessary to prepare emergency procedure (DRC), such as stand by server and emergency communication line if there are some disturbances so branch office centralized productive loan and regional office could access to information system in the head office.

Key word : small and medium – scale enterprise (SME), centralized productive loan, PT. Bank BNI, Branch, Strategic Business Unit, internal rating automation risk loan, website


(5)

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF

DI PT. BANK BNI

RC. ESTI NURSUMARYANTI

Laporan Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(6)

Judul Laporan akhir : Kajian danPengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI

Nama Mahasiswa : RC. Esti Nursumaryanti Nomor Pokok : F. 052020105

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, November 2005

Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA Prof.Dr.Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, MSc.


(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar dimanapun juga.

Segala data dan informasi yang saya sajikan adalah benar adanya.

Bogor, 2005 Yang membuat pernyataan,


(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan akhir dengan judul “Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI” untuk memenuhi persyaratan akademik bagi mahasiswa peserta program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor.

Dalam proses penyelesaian Laporan Akhir ini, penulis banyak bantuan dari berbagai pihak dan dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc, sebagai komisi pembimbing dalam rangka pembuatan proposal dan penyusunan Laporan akhir.

2. Para staff PT. Bank BNI khususnya Divisi Teknologi Infomrasi, Divisi Usaha Kecil dan Sentra Kredit Kecil Melawai yang memberikan saran dan masukan serta data mengenai permasalahan yang diinvestigasi samapi dengan selesainay Laporan akhir ini.

3. Keluarga tercinta penulis yaitu Ahmad Gunandar (suami) dan Daffa Pradiptya yang telah memberikan semangat dan dorongan moral untuk menyelesaikan studi hingga tesis ini selesai.

4. Teman-teman kuliah MPI IPB khususnya angkatan 3 yang telah membantu baik moril maupun materiil dalam menyelsaikan Laporan akhir ini.


(9)

Selanjutnya kami berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak akademik untuk menambah wawasan terhadap sistem informasi sentral kredit produktif sebagai masukan dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh pembaca sebagai bahan diskusi perihal permasalahan sistem informasi perbankan.

Jakarta, November 2005

Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1968 di Jakarta, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan bapak Salim Nurhadiyanto dan Sri Sumarni.

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar di SD Negeri Situ Gintung II Pagi Jakarta Selatan lulus tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Jayapura lulus tahun 1984, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 48 Jakarta Timur lulus tahun 1987, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Jurusan Informatika Manajemen lulus tahun 1992 di Jakarta.

Tahun 1992 penulis bekerja di PT. Waenibe Wood Industry sebagai Staff Sentra Data selama 2 tahun, selanjutnya pada tahun 1994 pindah bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Divisi Pengedalian Keuangan dan tahun 1997 pindah ke Divisi Teknologi Informasi hingga sekarang.

Sejak November 2002 penulis mendapat kesempatan belajar untuk melanjutkan Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.


(11)

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF

DI PT. BANK BNI

Oleh :

RC. ESTI NURSUMARYANTI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

RINGKASAN

RC. Esti Nursumaryanti, 2005: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI. Dibawah bimbingan Musa Hubeis dan Marimin

Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya dome stik, termasuk di dalamnya UKM dalam corporate plan PT. Bank BNI merupakan salah satu

Strategic Business Unit (SBU) yang dikembangkan, disamping sektor-sektor bisnis lainnya, dengan target melakukan penyeimbangan kredit produktif, sehingga komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Untuk itu dibentuk organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat yang merupakan layanan kredit produktif dalam suatu wilayah operasi secara sentral yang biasa disebut Sentra Kredit Kecil (SKC), yang perjalanan operasionalnya timbul permasalahan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, agar pencapaian target terpenuhi dan mutu kredit yang diberikan baik

Tujuan kajian adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengajuan kredit berbasis website, serta mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan metode kerja berupa observasi lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta perancangan sistem deskritif dan kualitatif. Observasi lapangan yang dilakukan meliputi aspek organisasi, sumber daya manusia (SDM), yang terlibat langsung dalam permasalahan, aspek teknis meliputi software, hardware dan jaringan terkait dengan permasalahan di SI Kredit Produktif Terpusat (SIKPT).

Dari kajian didapatkan, bahwa dalam perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dilakukan pendekatan otomasi internal rating dalam pengelolaan resiko kredit dan dikembangkan dalam basis website. Komponen SIKPT dikembangankan dengan komponen-komponen yang terdiri dari operating system Linux Suse version 7.2, Web Server Application Apache version 1.3, Application Tool PHP version 4.06 dan database MySQL version 3.23.39. Pengembangan SIKPT adalah menghemat waktu dan biaya, di sisi lain ditemukan kelemahan sistem yang tergantung pada pihak ketiga, yaitu masalah komunikasi. Bila komunikasi terhenti, maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SIKPT.

SIKPT merupakan sistem sentral database yang berlokasi di kantor pusat, sedangkan Unit Kredit Produktif Terpusat berlokasi di sentra-sentra kredit sebagai terminal remote dan didukung oleh cabang-cabang sebagai unit pemasar.

Sejalan dengan perkembangan, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas hardware dan software, tetapi diikuti beberapa alternatif solusi bersifat replacement, upgrading dan atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen sistem, antara lain peningkatan kapasitas server, web server fine tuning, application fine tuning dan database fine tuning.

Untuk menghindari kegagala n sistem operasi dan layanan SIKPT, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency atau DRC), antara lain cadangan


(13)

cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah dapat akses ke SI di kantor besar. Hal lainnya perlu disiapkan Business continuity plan untuk mengatasi kegagalan sistem yang diakibatkan oleh bencana (disaster) yang tidak dapat dihindari.

Kata Kunci : Kredit Produktif Terpusat (KPT), PT. Bank BNI, Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Strategic Business Unit, Credit Scoring, Internal Rating, website, Persetujuan Khusus, Persetujuan, Perjanjian Kredit (PK), Surat Keputusan Kredit (SKK).


(14)

The Study and Model Development of Information System for Productive Loan Proposal Application

At PT. BanK BNI RC. Esti Nursumaryanti

The commercial banking segment continues to grow in line with the Government’s effort in driving national economic growth through small and medium – scale enterprise (SME) development. Realizing the more importance of SME banking segment in Indonesia, the commercial strategic business Unit (SBU) has refocused on the market segment since 2004, such as through the enhancement of the products and services and loans processing streamline. In this case, it is necessary to build centralized productive loan unit organization which express the productive loan service in an operational area centrally, called as small business loan centre. In the operational performance appears problem and need improvement, to perfect the system, in order to reach the target and make more good quality loan.

This study goal is to identify and to evaluate website based approval loan system and to develop Information System model SME proposal. Working method like field observation, collecting secondary and primary data, and descriptive qualitative design system are answer of this problem. From this study we will know that system design to fulfill customer need is done by approaching internal rating automation risk loan handling and developed in website based. User increment also causes the problems, mainly in software and hardware capacity and this study we will find some alternative solutions such as replacement solution, upgrading solution and or fine-tuned solution to whole components system such as server capacity up grading, web server fine tuning, application fine tuning and data base fine tuning.

The goal of centralized productive loan Information System development is to save the cost and time. An the other side, there are some lacks in this system which are depend on the third party, that is communication problem. If communication is stopped, the operation will be disturbed and branch office and small business loan unit can not access to the centralized productive loan information. To avoid system operation and productive loan information systems experience failure, it is necessary to prepare emergency procedure (DRC), such as stand by server and emergency communication line if there are some disturbances so branch office centralized productive loan and regional office could access to information system in the head office.

Key word : small and medium – scale enterprise (SME), centralized productive loan, PT. Bank BNI, Branch, Strategic Business Unit, internal rating automation risk loan, website


(15)

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF

DI PT. BANK BNI

RC. ESTI NURSUMARYANTI

Laporan Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(16)

Judul Laporan akhir : Kajian danPengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI

Nama Mahasiswa : RC. Esti Nursumaryanti Nomor Pokok : F. 052020105

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, November 2005

Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA Prof.Dr.Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, MSc.


(17)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar dimanapun juga.

Segala data dan informasi yang saya sajikan adalah benar adanya.

Bogor, 2005 Yang membuat pernyataan,


(18)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan akhir dengan judul “Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI” untuk memenuhi persyaratan akademik bagi mahasiswa peserta program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor.

Dalam proses penyelesaian Laporan Akhir ini, penulis banyak bantuan dari berbagai pihak dan dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc, sebagai komisi pembimbing dalam rangka pembuatan proposal dan penyusunan Laporan akhir.

2. Para staff PT. Bank BNI khususnya Divisi Teknologi Infomrasi, Divisi Usaha Kecil dan Sentra Kredit Kecil Melawai yang memberikan saran dan masukan serta data mengenai permasalahan yang diinvestigasi samapi dengan selesainay Laporan akhir ini.

3. Keluarga tercinta penulis yaitu Ahmad Gunandar (suami) dan Daffa Pradiptya yang telah memberikan semangat dan dorongan moral untuk menyelesaikan studi hingga tesis ini selesai.

4. Teman-teman kuliah MPI IPB khususnya angkatan 3 yang telah membantu baik moril maupun materiil dalam menyelsaikan Laporan akhir ini.


(19)

Selanjutnya kami berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak akademik untuk menambah wawasan terhadap sistem informasi sentral kredit produktif sebagai masukan dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh pembaca sebagai bahan diskusi perihal permasalahan sistem informasi perbankan.

Jakarta, November 2005

Penulis


(20)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1968 di Jakarta, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan bapak Salim Nurhadiyanto dan Sri Sumarni.

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar di SD Negeri Situ Gintung II Pagi Jakarta Selatan lulus tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Jayapura lulus tahun 1984, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 48 Jakarta Timur lulus tahun 1987, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Jurusan Informatika Manajemen lulus tahun 1992 di Jakarta.

Tahun 1992 penulis bekerja di PT. Waenibe Wood Industry sebagai Staff Sentra Data selama 2 tahun, selanjutnya pada tahun 1994 pindah bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Divisi Pengedalian Keuangan dan tahun 1997 pindah ke Divisi Teknologi Informasi hingga sekarang.

Sejak November 2002 penulis mendapat kesempatan belajar untuk melanjutkan Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……… i

DAFTAR LAMPIRAN……… ii

DAFTAR GAMBAR……… iii

I. PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Tujuan Kajian………. 7

C. Ruang Lingkup………... 7

II. ANALISIS MASALAH ……… 8

A. Prinsip Analisis………. 8

1. Kredit Produktif ………... 8

2. Komponen sistem Informasi………. 10

3. Sistem Informasi Manajemen………... 12

B. Metode Kerja ……….. 14

1. Pengumpulan Data ………... 14

2. Pengolahan dan Analisis Data……….. 15

III. PROSES BISNIS SI KREDIT PRODUKTIF……… 18

A. Manajemen Kredit Produktif UKM ……… 18

B. Sistem Informasi Kredit Produktif………... 19

C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman……….. 20

D. Sub Sistem Verifikasi ……….. 22

E. Sub sistem Kalkulasi……… 23

IV. RANCANGAN SI KREDIT PRODUKTIF……… 25

A. Analisis sistem ……… 25


(22)

C. Entity Relationship diagram………. 35 D. Kamus Elemen Data ……… 47 E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan ... 53 F. Sumber Daya Manusia……….. 63 G. Desain User Interface………... 64 H. Implikasi Manajemen………... 75

KESIMPULAN DAN SARAN ……… 89

1. Kesimpulan……… 89

2. Saran………... 90


(23)

i DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1 Kamus elemen data informasi calon debitur ……… 44 2. Kamus elemen data internal rating sistem………. 47 3. Kamus elemen data scoring………... 47 4. Kamus elemen data CRR……….. 47 5. Kamus elemen data appraisal plotting……….. 48 6. Kamus elemen data appraisal BATJ………. 49 7. Konfigurasi apache……… 50 8. Kajian kapasitas atau beban jaringan……… 56 9. Kajian mutu dan kapasitas VSAT-Broadband……….. 58 10. Karakteristik -karakteristik GUI ……… 60 11. Prinsip-prinsip perancangan interfaceuser……… 61 12. Perbedaan sistem lama dan sistem baru……… 77 13. Matriks implikasi pengembangan sistem informasi……….. 79


(24)

iii DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Skema dasa sistem informasi……… 3 2. Keuntungan otomasi proses kredit produktif UKM……….. 6 3. Permohonan kredit produktif……… 22 4. Verifikasi data permohonan pinjaman……….. 22 5. Alur proses kalkulasi………. 24 6. Struktur organisasi SKC……… 27 7. Waktu rataan yang diperlukan proses kredit produktif……… 28 8. Flowchart SIKPT………... 29 9. Diagram konteks sistem SBC……… 30 10. Diagram 0 Tingkat 1 SKT………. 31 11. Diagram 1 Tingkat 2 SKT………. 32 12. Diagram 2 Tingkat 2 SKT………. 33 13. Diagram 3 Tingkat 2 SKT………. 34

14. ERD Verifikasi……….. 36

15. ERD Kalkulasi………... 37

16. 10 Tingkat risiko kredit………. 40 17. Detail criteria CRR ………... 42 18. Struktur desain pembentukan CCR………... 44 19. ERD Realisasi Pinjaman………... 45

20. ERD Kewenangan………. 46

21. Konsep logika cache HTML………. 57 22. Konfigurasi jaringan tes……… 60

23. Menu login SBC……… 65

24. Menu Utama SIKPT……….. 66


(25)

iii

26. Menu CA Modul………... 68

27. Menu appraisal Modul……….. 69 28. Menu maintenance Modul………. 70 29. Menu parameter Modul………. 71

30. Menu report………... 72


(26)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1 Aktivitas di setiap tahap proses kredit beserta

Penanggungjawabnya………...

94

2. Formulir di setiap tahap proses penanggung jawabnya………….... 95 3. Konfigurasi SI Pengajuan kredit produktif………... 96

4. Kuesioner……….. 97

5. Rating field report………. 100 6. Lembar pre-screening……… 103 7. Aplikasi permohonan kredit……….. 104 8. Formulir informasi pokok………. 107 9. Lembar informasi nasabah……… 110 10. Formulir kunjungan setempat dan verifikasi………. 111 11. Formulir analisa keuangan ………... 121 12. Formulir rating……….. 125 13. Formulir rekomendasi hasil analisa kredit……… 127 14. Memorandum pengusuluan kredit………. 131 15. Memorandum penolakan………... 140 16. Surat Keputusan kredit……….. 143


(27)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank BNI saat ini merupakan salah satu bank yang terbesar di Indonesia, baik dari segi dana yang dihimpun, aset maupun perolehan labanya. Sebagai salah satu bank peserta rekapitalisasi secara konsisten dan berkesinambungan telah melakukan berbagai program perbaikan hingga mampu menunjukkan perkembangan kinerja yang semakin membaik. Prestasi tersebut dapat dilihat dari kemampuan Bank BNI, bukan hanya mampu menekan kerugian selama tiga tahun berturut-turut, tetapi juga mampu membukukan laba Rp. 295 miliar pada akhir tahun 2000, Rp. 1,7 Trilyun pada akhir 2001, Rp. 2,5 Trilyun pada akhir 2002 dan Rp 3,136 Trilyun pada akhir tahun 2004.

Sepanjang tahun 2004 Bank BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp. 23,47 triliun yang dialokasikan pada sektor usaha kecil menengah (UKM) mencapai 86,2 % dan selebihnya pada sektor korporasi. Tingginya alokasi penyaluran kredit pada sektor UKM bukan berarti Bank BNI meninggalkan sektor usaha korporasi, tetapi semata- mata untuk melakukan penyeimbangan, agar komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Kebijakan ini ditempuh karena melihat kenyataan yang ada sepanjang krisis terjadi, sektor UKM mampu bertahan dari terpaan gelombang krisis. Komposisi kredit Bank BNI pada tahun 2004 dilihat dari per sektor masih didominasi oleh sektor industri yang mencapai 48% dari total kredit. Untuk waktu mendatang, Bank BNI akan lebih


(28)

2

memfokuskan pemberian kredit pada sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya domestik, termasuk di dalamnya UKM.

Dengan menyadari bahwa di masa- masa mendatang persaingan bisnis akan semakin ketat, terutama dengan semakin agresifnya bank-bank dalam mengembangkan sayap bisnisnya, maka perlu dilakukan strategi bisnis, antara lain mengembangkan sistem permohonan kredit berbasis Website. Upaya mengembangkan sistem permohonan kredit berbasis Website didasarkan akan adanya suatu proses transaksinya cepat, memberikan akses yang lebih lebar dan luas kepada petugas bank untuk melaya ni nasabah. Jenis layanan ini akan merupakan paradigma baru yang menggabungkan praktek-praktek usaha perbankan tradisional dan perbankan modern yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi (TI) baru.

Perkembangan TI saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Informasi dan Komunikasi, sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan (TI). Davis (1999) mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan komputer (hardware maupun software), prosedur, tata kerja, manajemen, model dan data base. Terminologi sistem di dalam sistem informasi (SI) digunakan untuk menjelaskan keterkaitan sekumpulan komponen seperti yang dimuat pada Gambar 1 terdiri dari :


(29)

3

1. Input (masukan) terdiri dari unsur-unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut.

2. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output.

3. Output (luaran) terdiri dari unsur-unsur hasil proses pengolahan sistem yang dikehendaki.

Gambar 1. Skema dasar SI

Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama (O’Brien, 1999) yaitu :

1. Mendukung kegiatan bisnis operasional (Support of business operations). 2. Mendukung manajemen dalam mengambil keputusan (Support of management

decision making).

3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage)

Proses keputusan kredit di Bank BNI, dimulai dari permohonan kredit hingga keputusan kredit, dilakukan oleh Unit Sentra Kredit Krecil (SKC). Proses transfer data ke cabang untuk aplikasi kredit yang telah disetujui dan permintaan data dari cabang untuk monitoring data nasabah yang setiap saat diperlukan adalah

MASUKAN PEMROSESAN LUARAN


(30)

4

proses real time. Oleh karena itu, pengembangan SI SKC berbasis Website

merupakan keunggulan strategis bagi Bank BNI dan merupakan langkah maju bagi Bank BNI, dikarenakan nasabah-nasabah ritel lebih menuntut pelayanan yang lebih khusus dibandingkan nasabah- nasabah korporat. Dengan adanya modul Small Business Center (SBC) dan Small Business Sales (SBS) tersebut, diharapkan

service level untuk pelayanan pinjaman akan bertambah baik, seiring dengan adanya pengembangan sistem yang telah ada. Pada dasarnya, modul SBS adalah

Modul Relation Officer (MRO) yang dipisahkan dari modul kredit analis sesuai dengan pemisahan organisasi bisnis.

Pengembangan modul SBC lebih diupayakan pada pembentukan pusat-pusat pelayanan pada beberapa cabang-cabang pelayanan, yang secara makro merupakan perbaikan modul aplikasi bisnis dalam pola konfigurasi Teknologi Bank BNI yang terbaru, yaitu konfigurasi new delivery channel strategy yang berbasis pada sistem sentralisasi back office. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan User Interface berbasis grafik, dengan client yang menjalankan aplikasi ini melalui sistem operasi berbasis WEB (PT. Bank BNI, 2003).

Hal ini didasarkan pada kondisi berikut :

1. Letak lokasi Unit SKC dengan cabang-cabang cukup jauh dan menyebar, telah menghambat kelancaran melakukan input data permohonan kredit nasabah secara cepat dan akurat, yang berdampak pada lambatnya memutus kredit. 2. Otomatisasi Sistem Informasi SKC, seperti disajikan dalam Gambar 2, saat ini

belum optimal didayagunakan, sehingga permohonan pinjaman di cabang masih sering dilakukan secara manual.


(31)

5

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada kajian ini sebagai berikut :

1. Langkah- langkah apakah yang diperlukan untuk mengotomasikan sistem yang ada dari awal proses skoring sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kredit dan Perjanjian kredit atau Surat Penolakan Kredit pada Bank BNI ? 2. Apakah dasar pembentukan dari sistem pengajuan kredit berbasis website untuk

pengajuan kredit UKM ?

3. Bagaimana model pengembangan SI pengajuan kredit produktif untuk UKM dapat meningkatkan pelayanan pada PT. Bank BNI ?


(32)

6

Otomatisasi

Transparansi

Konsistensi

Informasi

Manajemen

Meningkatkan

Mutu

Portofolio

Kontrol

Manajemen

Proses keputusan kredit tidak lagi menjadi keputusan tertutup

Keputusan exception haruslah dengan alasan yang tepat (didukung bukti kuat) dan sedapat mungkin dihindari

Ketentuan keputusan telah standar untuk seluruh proses.

Penilaian tidak bergantung pada opini individu analis.

Dapat dilakukan pembuatan database dari aplikasi yang lengkap

Laporan rutin dapat dengan mudah digeneralisasi dari database.

Pimpinan dapat membuat kebijakan penting dan perubahan kepegawaian berdasarkan informasi dari Laporan- laporan

Gambar 2. Keuntungan otomatisasi proses kredit produktif UKM Ketersediaaan database

memungkink an adanya data statistik yang dapat digunakan untuk

membuat ketentuan baru di masa yang akan datang

Seleksi dan proses kontrol yang lebih baik, menghasilkan pemilihan kredit bermutu


(33)

7

B. Tujuan Kajian

1. Mengevaluasi pengembangan sistem pengajuan kredit berbasis Website yang mampu meningkatkan pelayanan terhadap nasabah bank BNI, khususnya UKM. 2. Mengidentifikasi masalah dalam pengembangan sistem informasi pengajuan

kredit yang ada dan yang akan dikembangkan. 3. Mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada kredit produktif meliputi : 1. Permohonan Pinjaman

2. Sistem Verifikasi

3. Sistem Kalkulasi (Credit Scoring)


(34)

II. ANALISIS MASALAH

A. PRINSIP ANALISIS 1. Kredit Produktif

Pengertian kredit menurut undang- undang (UU) no. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi seluruh hutangnya dalam/setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Sedangkan menurut undang-undang (UU) perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank denga n pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2000).

Kredit produktif adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil (UK) untuk membiayai usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam


(35)

9

menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi (KI) maupun Kredit Modal Kerja (KMK).

KI merupakan kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi proyek, atau pendirian proyek baru. KMK merupakan kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha atau proyek (Teguh,1996).

Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif yang diproses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998) meliputi : a. Pengumpulan data, merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh petugas

Analis Kredit Produktif SKC untuk memperoleh informasi mengenai kinerja calon nasabah yang mengajukan kredit produktif. Dalam hal ini ada dua cara untuk memperoleh informasi, yaitu mengisi formulir permohonan dan wawancara. Selanjutnya dari hasil pengisian formulir dan wawancara petugas analis memasukan data tersebut ke dalam formulir aplikasi yang ada di dalam sistem.

b. Verifikasi dan atau Site Visit, Verifikasi dilakukan dalam rangka untuk mengecek kebenaran data, informasi dari dokumen yang disampaikan calon nasabah yang dilakukan petugas berwenang dengan memeriksa kebenaran isian data dari hasil printout, dan selain itu verfikasi langsung melalui telepon dan atau kunjungan langsung ke nasabah atau pihak ketiga.

c. Credit Scoring merupakan hasil verfikasi dan kunjungan diinput ke dalam sistem credit scoring, sistem ini akan melakukan kalkulasi dan


(36)

10

persetujuan(approval) dalam bentuk angka tertentu (kuantitatif) dan hasil akhir sistem menghitung total skor (nilai tertentu) yang menggambarkan tentang kelayakan calon nasabah. Hasil total skor ini digunakan untuk memutus apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau ditolak.

d. Dokumentasi kredit. Bila permohonan kredit disetujui, maka sistem akan menyiapkan secara otomatis dokumentasi kredit seperti Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit, Skedul angsuran, Surat Pengantar Penutupan Asuransi Jiwa dan Surat Pengantar Pengikatan ke Notaris.

e. Pemantauan Kredit. Bila kredit telah direalisir, maka pemantauan kredit dan nasabah kredit dilakukan sepenuhnya oleh unit-unit SKC.

f. Penyelamat Kredit . Fungsi ini mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah.

2. Komponen Sistem Informasi

Komponen S I (O’Brien, 1999) yang digunakan terdiri dari sumber daya perangkat keras (hardware resources), sumber daya data (data resources), sumber daya manusia (people resource), sumber daya perangkat lunak (software resource) dan sumber daya jaringan (network resource).

Komponen utama S I secara rinci adalah sebagai berikut: a. Sumber daya Manusia :

Sumber daya manusia (SDM) sebagai pengguna dan pengelola. Yang dimaksud pengelolaan dalam sistem informasi (O’Brien, 1999) meliputi (O’Brien, 1999):


(37)

11

1) System analyst 2) Programmer

3) Operator Komputer 4) Pengguna (end user) b. Perangkat Keras

Perangkat keras terdiri dari atas mesin komputer yang digunakan untuk melakukan aktivitas sistem informasi, antara lain Central Processing Unit

(CPU), unit masukan/keluaran dan unit penyimpan file, printer dan sebagai contoh Personal Computer, Komputer mini, Mainframe, media penyimpanan data (diskette, pita dan data cartridge) dan kertas (O’Brien, 1999).

c. Perangkat Lunak

Perangkat lunak dapat dibagi atas tiga jenis (O’Brien 1999) antara lain: 1) Perangkat lunak sistem sebagai contoh sistem operasi, sistem

komunikasi dan sistem utilities

2) Perangkat lunak bahasa programmer, antara lain bahasa C++, Visual Basic, Oracles, PHP, bahasa mesin dan bahasa assembler.

3) Perangkat lunak yang bersifat umum, antara lain pengolah angka (spreadsheet), pengolah kata (word procesing) dan sebagainya .

4. Sumber daya Data

Sumber daya data (Data Resources) yang dapat diolah/diproses menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Data memiliki hirarki,


(38)

12

yaitu yaitu dari level terendah, data elemen dan level tertinggi (file) dan

database. (O’Brien 1999). 5. Sumber daya Jaringan

Sumber daya jaringan meliputi media komunikasi, antara lain

twisted-pair wire, coaxial cable, fiber optic cable, microwave system dan komunikasi sistem satelit, sedangkan dukungan jaringan meliputi modem,

internetwork processors dan communications control software (O’Brien 1999).

3. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, ma najemen dari fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan komputer (hardware maupun software), prosedur, tata kerja, manajemen, model dan data base. Terminologi sistem di dalam sistem informasi (SI) digunakan untuk menjelaskan keterkaitan sekumpulan komponen yang terdiri dari :

a. Input (masukan) terdiri dari unsur - unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut.

b. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output.

c. Output (luaran) terdiri unsur-unsur hasil proses pengolahan sistem yang dikehendaki.


(39)

13

Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama yaitu : 1. Mendukung kegiatan bisnis opersional (Support of business operations). 2. Mendukung manajemen dalam mengambil keputusan (Support of

management decision making).

3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage) B. Metode kerja

Metode kerja yang digunakan dalam penyelesaian tugas di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah :

1. Pengumpulan data : a. Observasi di lapangan

b. Pengumpulan data primer melalui wawancara (Lampiran 4) dan tanya jawab dengan seluruh karyawan kantor layanan kredit PT. Bank BNI yang terlibat dalam pemrosesan aplikasi kredit dengan menggunakan perangkat SI pengambilan keputusan kredit. Data dikumpulkan dengan cara pemilihan secara acak terhadap responden karyawan kantor layanan kredit sejumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner. Di dalam kuesioner yang diberikan disajikan beberapa pertanyaan untuk mengukur keandalan SI .

c. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka dan dokumen. Data internal dari PT. Bank BNI adalah Buku Pedoman Perusahaan Perkreditan Retail Market dan Laporan statistik bulanan perkembangan kredit produktif. Data eksternal bersumber dari Studi Pustaka yang berkaitan dengan SIM.


(40)

14

2. Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah : a. Identifikasi Sistem

1) Penelitian dari aspek teknis yang berhubungan dengan software dan

hardware.

2) Penelitian dari aspek sistem manajemen kredit produktif b. Evaluasi Sistem

Dalam kajian pengembangan SI kredit produktif, dilakukan analisis deskriptif dengan tahapan investigasi yang me nghasilkan suatu laporan kelayakan sistem yang dapat menguraikan secara rinci apa, mengapa dan bagaimana sistem informasi kredit produktif dibangun, sehingga proses kredit lebih cepat, akurat dan terkendali, agar dapat memberikan pelayanan terhadap nasabah lebih baik.

c. Pengembangan Model Sistem

Pendekatan pengembangan SI yang diperlukan adalah

1) System Development Life Cycle (SDLC), pendekatan tahapan kerjanya yang berurutan secara teratur dan dilakukan secara top-down meliputi lima tahapan berikut :

a. Tahap Perencanaan 1) Menyadari masalah 2) Mendefinisikan masalah 3) Menentukan tujuan sistem


(41)

15

4) Mengidentifikasi kendala-kendala sistem 5) Membuat studi kelayakan

6) Mempersiapkan usulan penelitian sistem 7) Menyetujui atau menolak penelitian 8) Menetapkan mekanisme pengendalian b. Tahap Analisis

Tujuan analisis adalah penelitian atas sistem yang telah ada. Di dalam menganalisa dilakukan pengumpulan informasi dan menelaah dokumentasi. Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram arus data dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.

c. Tahap rancangan (Desain)

Dalam tahap ini ditentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem, dengan tahapan sebagai berikut:

1) Menyiapakan rancangan sistem dalam bentuk diagram arus data. 2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi, yaitu meneliti

konfigurasi peralatan komputer yang cocok bagi aplikasi system, agar dalam pemrosesan dapat lebih baik.

3) Memilih konfigurasi terbaik. d. Tahap Penerapan

Dalam penerapan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan menginformasikan mengenai model sistem ke segenap unit/organisasi, menyiapkan hardware dan software sesuai


(42)

16

konfigurasi, menyiapkan aplikasi dan database serta sosialiasi kepada pengguna

e. Tahap Pengguna

Kegiatan dalam tahap ini adalah memantau jalannya sistem selama beberapa waktu yang telah ditetapkan dan mengevaluasi hasil penelitian sistem memenuhi kriteria kinerja (business requirement)

f. Pemeliharaan sistem

Tahapan yang melakukan pemeliharaan sistem dilakukan dengan alasan memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran dan meningkatkan sistem

2) Disain Sistem

Disain sistem dibagi menjadi dua , yaitu :

a. Disain SI secara umum (global) yang menggambarkan garis besar dari seluruh disain, yang digunakan dengan melalui modelling atau pembuatan model dengan menggambarkan struktur file-file dan

database, prosedur proses dan struktur jaringan.

b. Disain rinci yang merupakan rincian spesifikasi komponen-komponen yang telah dijabarkan dalam rancangan global, yang meliputi spesifikasi terdiri dari input, output, software, database dan hardware.


(43)

17

Dari pengolahan dan analisa data saat ini, diharapkan dapat dikembangan SI kredit produktif UKM berbasis web site merupakan penyempurnaan sistem otomatisasi yang telah ada.

Dalam hal ini cabang sebagai unit operasional lebih fokus pada pemasaran yang langsung berhadapan dengan nasabah (pemohon kredit), sedangkan unit SKC sebagai back office dapat segera melaksanakan analisa data pengajuan kredit yang dikirim secara online dari cabang. Dengan demikian, dapat dihasilkan mutu kredit yang baik dan terkendali dalam waktu yang tidak terlalu lama.


(44)

III. PROSES BISNIS SIKPT

A. Manajemen Kredit Produktif UKM

Penyelenggaraan perkreditan akan berjalan dengan baik, bila memiliki landasan kebijakan yang dapat dijadikan pegangan sebagai panduan bagi pelakunya. Kebijakan kredit memiliki beberapa faktor yang menentukan untuk dijadikan bahan pertimbangan pembuatan kebijakan tersebut. Bila dipandang dari luar, kebijakan kredit ini sangat menentukan terciptanya mutu bisnis perkreditan yang berjalan, maka dari itu dibutuhkan kesinambungan informasi yang akan dio lah, baik yang datangnya dari dalam maupun luar.

Mutu kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut (Bank Indonesia, 2005):

1. Prospek usaha, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. Potensi pertumbuhan usaha.

b. Kondisi pasar dan posisi debiutr dalam persaingan. c. Kualitas manajemen dan permasalah tenaga kerja. d. Dukungan dari grup atau afiliasi.

e. Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup.

2. Kinerja debitur, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


(45)

19

a. Perolehan laba b. Struktur permodalan c. Arus kas

d. Sensitivitas terhadap risiko pasar

3. Kemampuan bayar, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. Ketepatan pembayaran pokok dan bunga

b. Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur c. Kelengkapan dokumentasi kredit

d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit e. Kesesuaian penggunaan dana

f. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Pelaksanaan proses bisnis kredit itu sendiri memiliki beberapa fase-fase yang merupakan hasil penurunan dari kebijakan yang yang telah disebutkan. Untuk melakukan setiap fase yang ada, dibutuhkan kecermatan dan ketajaman untuk dapat mengolah informasi- informasi yang didapat, sehingga hasil yang dicapai dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan sebelum terjadi penyimpangan. Dari fase- fase yang ada (Lampiran 1) terbagi menjadi tiga bagian, antara lain :

1. Analisa

Analisa merupakan fase tahap awal yang merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian dan akhirnya memberikan kesimpulan atau keputusan. Disini


(46)

20

terjadi beberapa kegiatan analisa yang informasi- informasinya didapat dari debiturnya dan disekitarnya yang didapat dari debitur itu sendiri ataupun lingkungan- lingkungan disekitarnya. Jika terjadi kesalahan untuk menentukan keputusan pada fase ini, maka seterusnya akan terjadi kesalahan pada fase- fase selanjutnya.

2. Pemantauan

Fase ini merupakan kegiatan untuk melakukan peninjauan terhadap debitur yang telah mendapatkan fasilitas kredit yang diinginkan. Disini dibutuhk an peran aktif bagi analis kreditnya, karena pada masa ini debitur harus selalu dipantau seluruh kondisinya yang berkaitan dengan debitur dan bisnisnya.

3. Penyelamatan

Kegiatan yang tidak selalu berjalan dengan mulus merupakan suatu kendala yang harus dihadapi oleh kreditur. Pada kondisi ini, kreditur harus dapat dengan cepat untuk mengambil keputusan agar kerugian yang dialami tidak terlalu banyak.

B. SIKPT

SIKPT merupakan sistem otomasi yang memproses keputusan kredit poduktif. Sistem ini melibatkan beberapa unit, antara lain SKC, Cabang, Wilayah dan Divisi Usaha Kecil. Secara keseluruhan, proses keputusan kredit pada SI Sistem Kredit Produktif Terpusat, terdapat tiga bagian proses kewenangan yang terpisah antara Unit Kredit Produktif Terpusat, Cabang dan Wilayah (Lampiran 2 - 3). Cabang sebagai front end marketing yang langsung bertugas menerima formulir permohonan pinjaman, yang


(47)

21

selanjutnya di verifikasi untuk memenuhi kebenaran data dan tugas lain cabang melakukan pembukaan rekening pinjaman bagi permohonan kredit yang telah disetujui (direalisasi kreditnya) proses ini dilakukan masih manual.

Unit Kredit Produktif Terpusat (UKPT) memproses kredit melalui subsistem input

permohonan pinjaman, sub sistem verfikasi, sub sistem kalkulasi (credit scoring) dan sub sistem persetujuan kredit (approval).

Bila permohonan pinjaman uang akan diputus oleh unit kredit produktif terpusat melampaui kewenangannya atau kurang memenuhi syarat akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk ditindak lanjuti, maka kewenangannya dapat diteruskan ke wilayah untuk diotorisasi melalui formulir persetujuan khusus (exception).

C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman

Aplikasi permohonan pinjaman yang telah diisi oleh nasabah diperiksa oleh petugas pemasaran Cabang untuk diverifikasi kebenaran data, selanjutnya petugas pemasaran mengisi check list ketentuan persyaratan, serta check list kelengkapan kelayakan dan isian ini dilampirkan pada dokumen permohonan pinjaman untuk diteruskan ke UKPT (Lampiran 6 – 16). Di bawah ini disajikan alur permohonan pinjaman (Gambar 3).


(48)

22

D. Sub sistem Verifikasi

Sub sistem ini merupakan kegiatan di UKPT, dengan proses sebagai berikut: 1. Formulir permohonan pinjaman yang telah dianggap lengkap selanjutnya di input

oleh RO ke dalam sistem kredit produktif.

2. Untuk kelnegkapan petugas RO melakukan kunjungan ke lokasi permohonan kredit (site visit), hasil kunjungan di input ke dalam sistem untuk kelengkapan data.

Formulir Permohonan Pinjaman

Cek List Permohonan Pinjaman Dokumen kolektif permohonan pinjaman Verifikasi Permohonan Pinjaman Permohonan Pinjaman siap untuk diinput ke dalam SI Kredit Produktif

Petugas Pemasaran Cabang/Hub

Petugas Unit Kredit Produktif Terpusat

Gambar 3. Permohonan kredit produktif

Permohonan Pinjaman

Data Hasil

Site Visit

Input Data Permohonan Pinjaman dan data Site Visit

Selesai


(49)

23

E. Sub Sistem Kalkulasi

Dalam sub sistem ini, input dari verifikasi data permoho nan pinjaman maupun hasil site visit dilanjutkan ke proses kalkulasi untuk menghasilkan suatu angka atau skor tertentu yang dapat mencerminkan layak atau tidak layak permohonan pinjaman untuk disetujui atau ditolak oleh manajemen, hasil dari kalkulasi meliputi:

1. Permohonan pinjaman disetujui, sistem mengirim data Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit ke Cabang/Hub dan besarnya pinjaman yang disetujui oleh unit kredit produktif terpusat.

2. Apabila tidak memenuhi kelayakan akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk ditindaklanjut, maka sistem menyediakan fasilitas persetujuan khusus untuk diotorisasi oleh kewenangan yang lebih tinggi, misalnya oleh pemimpin unit kredit produktif atau pemimpin wilayah apakah disetujui atau ditolak.

3. Di dalam pesetujuan khusus, kepada pemimpin unit kredit produktif terpusat atau pemimpin wilayah diwajibkan untuk mengisi form (input teks) usulan pendapat setuju atau tidak setuju.

4. Apabila tidak memenuhi syarat, sistem mengirim data ke cabang untuk menerbitkan surat tolakan kepada calo n debitur (pemohon).

5. Menerbitkan laporan- laporan meliputi laporan permohonan pinjaman yang diterima, laporan permohonan pinjaman yang ditolak, laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus.

6. Laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus yang ditolak 7. Laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus yang diterima.


(50)

24

Input Data PP

dan Site Visit Usulan

menyokong Kalkulasi

Input Pendapat

Option Exeption Krim Surat

Tolakan Ke Cabang

Decision/ approval

Kirim data SKK, PK Ke Cabang Selesai

Selesai


(51)

IV. RANCANGAN SIKPT

A. Analisis sistem

Kredit produktif untuk UKM merupakan salah satu komponen usaha yang cukup potensial, dalam rangka peningkatan aktivitas bisnis ritel banking Bank BNI. Salah satu kebijakan strategi perusahaan untuk meningkatkan mutu produk yang dipasarkan dengan sistem otomasi pemberian kredit produktif melalui suatu SBC dalam suatu daerah pemasaran. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemasaran, meningkatkan mutu pemberian kredit dan pemantauannya, menyelaraskan antara kewenangan dan tanggungjawab setiap fungsi, mengurangi biaya operasional, mempercepat proses dan pemberian kredit, serta monitoring.

Dalam manajemen perkreditan untuk nasabah, ada aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pemberian layanan yang baik dan aktif dalam mencari pasar, dan pengelolaan nasabah yang meliputi proses analisa kredit, persetujuan kredit, pemantauan nasabah, penyelamatan kredit, pengendalian kredit dan pengelolaan kebijakan, serta prosedur kredit.

SIKPT diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna, yaitu :

1. Informasi aspek operasional yang meliputi informasi tentang mudah mengoperasikan sistem (user friendly), kecepatan (responstime) dan


(52)

26

proses pemberian kredit dari pelayan depan (front end services) sampai dengan proses penyelesaian (back office).

2. Informasi aspek teknologi, meliputi software, hardware dan jaringan (network) yang digunakan, pengembangan arah teknologi ke depan (global arsitektur teknologi informasi) yang dapat menunjang bisnis perbankan. Sejalan dengan perkembangannya, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas.

3. Informasi aspek pelaporan (report), meliputi informasi kebutuhan pengguna (end-user) dan customer tentang laporan manajemen perkreditan.

Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif UKM yang diperoses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998), yaitu: 1. Pengumpulan data

2. Verifikasi dan atau Site Visit

3. Analisa kredit (termasuk di dalamnya credit scoring dan menggunakan rating internal)

4. Keputusan kredit

5. Pembukuan rekening dan pencairan

Secara rinci, Gambar 7 memberikan penjelasan tentang waktu rataan yang diperlukan untuk proses kredit produktif UKM saat ini di Bank BNI, yaitu 3 – 17 hari.


(53)

27

Dalam menangani proses kredit produktif UKM, Bank BNI memiliki struktur organisasi SBC yang mengelola aktivitas proses kredit proses kredit produktif UKM (Gambar 6).

Gambar 6. Struktur organisasi SBC

Kontrol Intern

Penyelia Kredit Khusus Penyelia

Adm. Kredit Penyelia

Field Officer Penyelia

Kredit

Pemimpin

Wakil Pemimpin


(54)

28


(55)

29


(56)

30

Sebagai gambaran model sistem dengan menggunakan diagram alur data dari SIKPT dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Diagram konteks sistem SBC

Unit Layanan Bisnis Ritel

0

SISTEM INFORMASI

LAYANAN BISNIS RITEL

CABANG WILAYAH

USK

Data Pemohon Data

terverifikasi pinjaman, Data Kalkulasi, disetujui Data Pinjaman baru,

dan perubahan

Data Exception

Data permohonan pinjaman

Data

approval/Decision

Data pinjaman


(57)

31

Secara rinci dari konteks diagram tersebut, baik alur proses dari pemasukkan data, proses kalkulasi, penyimpanan data dan keluaran pada SIKPT, dapat dilihat dalam Gambar 10 - 13.

Gambar 10. Diagram 0 tingkat 1 SIKPT

1 VERIFIKASI 2 KALKULASI 3 REALISASI dan PENGELOLAAN Unit Kredit Produktif Terpusat WILAYAH CABANG Data Pinjaman, Angsuran, Tunggakan, Pemohon Data Pinjaman, Angsuran, Tunggakan, Pemohon Data Pemohon Kalkulasi Data Disetujui Data Pinjaman Data Perubahan Pinjaman, dan Pinjaman Baru Data Perubahan Pinjaman Data Pinjaman Data Persetujuan khusus Data Approval Data Terverifikasi Data Persetujuan


(58)

32

Gambar 11. Diagram 1 tingkat 2 SIKPT

1.2 VERIFIKASI DATA Pinjaman Angsuran Tunggakan Pemohon Nasabah Data Verifikasi PENERIMAAN DATA Data Pemohon Baru CABANG Unit Kredit Produktif Terpusat 1.3 CHECK LIST DATA (Kunjungan Kerja) Check List Data Pinjaman Berjalan Data Ansuran Berjalan Data Tunggakan Berjalan

Data Pemohon Terverifikasi Data Nasabah Data Pemohon Terkunjungi Data Pemohon Data Pemohon Data Terverifi kasi

Data Di Lapangan Data Tidak memenuhi Telah konfirmasi Data Nasabah, pemohon


(59)

33

Gambar 12. Diagram 2 tingkat 2 SIKPT

Data Pemohon Data Pemohon Hasil Kalkulasi Data Pemohon Disetujui Data Persetujuan 2.1

KALKULASI Kalkulasi

2.2 APPROVAL Pemohon 2.3 PERSETUJUAN KHUSUS Persetujuan Khusus WILAYAH Unit Kredit Produktif Terpusat Data Pemohon Data Pemohon Data Pemohon Terkalkulasi Persetujuan Khusus Data Persetujuan Khusus Data Persetujuan Khusus


(60)

34

Gambar 13. Diagram 3 tingkat 2 SIKPT

Data Nasabah Data Pemohon Data Pinjaman Baru Data Pinjaman Data Perjanjian 3.1 PEMBUKAAN REKENING Pinjaman baru Perjanjian 3.2 REALISASI 3.3 PENGELOLAAN CABANG PMR Data Pinjaman Unit Kredit Produktif Terpusat Data Pinjaman Data Pinjaman Data Perubahan Pinjaman Data Perubahan Pinjaman Data Pinjaman


(61)

35

C. Entity Relationship Diagram

Pengembangan sistem ini dirancang dengan memanfaatkan basis data yang dapat mendukung aplikasi kredit konsumtif dengan data secara terpusat dan berhubungan dengan database cabang-cabang secara online atau batch.

Basis data yang terdiri dari file, record data dan elemen data disusun dalam diagram data relasional (Entity Relationship Diagram atau ERD) yaitu dari satu ke satu atau banyak dan sebaliknya dari banyak ke satu, serta selain itu berfungsi menerima (input), mengolah, menyimpan dan luaran (output). ERD berikut mengikuti standar Whitten (2000).

1. Sub sistem verifikasi data

Dalam sub sistem ini ada beberapa entitas yang saling berhubungan, antara lain Cabang melakukan input data calon debitur atas dasar form aplikasi permohonan pinjaman, sedangkan Kredit Produktif terpusat melakukan verifikasi data pemohon, chek list data dan pembukaan rekening pinjaman di cabang-cabang, dapat dilihat pada Gambar 14.


(62)

36

2. Sub sistem kalkulasi

Sub sistem kalkulasi (Credit Scoring menggunakan Internal Rating) memiliki beberapa entries yang saling berhubungan di dalam Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang dan data nasabah yang telah diverifikasi selanjutnya diproses untuk kalkulasi dan jika memenuhi syarat sistem akan menerima, apabila tidak memenuhi syarat dapat dilakukan persetujuan khusus (exception), ke semua entitas yang mempunyai relasi dan setiap entitas dikontrol oleh unit-unit terkait yang berwenang tercermin dalam Gambar 15.

PEMOHON

CHWSK-LIST

NASABAH

ANGSURAN PINJAMAN

Mempunyai Mempunyai

Mempunyai Dilakukan

Menjadi

Gambar 14. Verifikasi ERD

VERIFIKASI TUNGGAKAN


(63)

37

Beberapa kelebihan metode rating internal dibanding pendekatan standar, antara lain :

a. Lebih risk sensitive terhadap hal- hal yang memacu adanya risiko kredit dan economic loss pada portfolio bank. Dengan pendekatan standar bobot-bobot risiko hanya dikelompokkan atas lima besaran (0%, 20%, 50%, 100% dan 150%). Pendekatan standar bobot-bobot risiko sudah ditentukan oleh lembaga eksternal.

KALKULASI

EXCEPTION PEMOHON

PARAMETER


(64)

38

b. Memberikan kerangka yang mendorong bank untuk terus meningkatkan pelaksanaan manajemen risiko internalnya. Dengan menggunakan pendekatan internal capital charge dalam penghitungan risiko (Basel II), relatif lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan standar, sehingga ada upaya bank untuk meningkatkan terus mutu aktivanya.

c. Bagian integral dari informasi manajemen tentang struktur mutu portfolio pinjaman

d. Sebagai dasar dari kebijakan bank dalam membentuk loss reserve dan

provisions

e. Informasi untuk risk based pricing decision dan profitability analysis

f. Sebagai basis untuk alokasi economic capital.

Selain beberapa kelebihan di atas sebenarnya ada kelebihan lain yang tidak mungkin diperoleh, bila mengadopsi pendekatan standar, yaitu rating tersebut dapat digunakan sebagai sarana (tool) dalam proses persetujuan kredit.

Kelemahan dari metode internal ini adalah membutuhkan infrastruktur yang lumayan tinggi, mulai dari sistem dan teknologi, SDM,

database, dan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan metode standar, sehingga hanya beberapa bank yang mampu mengadopsi sistem rating ini.

Internal rating system yang baku, terstandar dan terintegrasi secara komprehensif, paling tidak bertujuan agar :


(65)

39

b. Dapat digunakan sebagai monitoring risiko pada level portfolio sehingga menjadi lebih efektif.

c. Dapat mengembangkan strategi pricing atas dasar tingkat risiko yang dihadapi debitur.

d. Sebagai basis untuk perhitungan alokasi economic capital

Internal rating system yang dikembangkan terdiri atas 2 besaran rating, yaitu Customer Risk Rating (CRR) dan Customer Credit Rating

(CCR), dimana CCR dinyatakan sebagai rating akhir atau Final Rating. a. CRR

CRR merupakan suatu alat untuk mengukur seberapa besar tingkat kemungkinan (likelihood) suatu nasabah akan gagal (default) dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan kewajiban first-way out nya. Implikasi adanya CRR tersebut adalah adanya pengelolaan risiko yang lebih efektif di tingkat portfolio dengan melakukan monitoring atas dasar distribusi risiko setiap golongan rating. CRR ini disusun atas dasar penilaian atas 4 (empat) komponen (peubah) utama (Lampiran 5), yaitu:

1) Industry rating ( rating industri secara tersendiri ) 2) Kondisi bisnis

3) Manajemen


(66)

40

Empat komponen utama tersebut dihitung berdasarkan kinerja debitur/ calon debitur, peubah pengukur, pembobotan, dan nilai standard score

yang menghasilkan 10 tingkatan risiko dari minimum risk (rating 1) sampai dengan expected loss (rating 10), dimana untuk kriteria

investment grade adalah rating 1 sampai dengan 5, rating 6 dan 7 adalah hati-hati, dan 8,9,10 adalah kriteria non performing loan (Gambar 16)

Rating Tingkat Risiko

Gambar 16. 10 Tingkatan risiko

1 2 3 4 5 10 9 6 8 7 Minimium risk Acceptable risk Average risk Allowable risk Marginal risk Early warning Precautionary Substandard Doubtful Expected Loss Investment Grade Watch


(67)

41

Berdasarkan empat komponen utama penilaian di atas terhadap debitur/calon debitur, maka diperoleh rating awal sebelum penyesuaian. Rating ini masih harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus yang mempengaruhi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank. Kondisi-kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi yang secara khusus diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan membayar debitur, baik kondisi di luar kriteria yang telah dinilai maupun kewajiban pada off balance sheet, misalnya pemogokan, permasalahan permasalahan hukum, force major, dan sebagainya. Setelah disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus maka dihasilkan

rating awal. Untuk existing customer, rating awal ini masih harus disesuaikan dengan riwayat pembayarannya, sehingga diperoleh rating

akhir. Rating akhir ini yang kemudian disebut CRR. Jika dikaitkan dengan credit risk management, maka CRR berguna dalam pengukuran tingkat kemungkinan suatu debitur akan default. Semakin besar rating CRR berarti tingkat kemungkinan nasabah tersebut akan default semakin besar.


(68)

42

Tabel 1. Detail criteria CRR

Kategori Subkategori Kriteria

Rating Industri 10%

Tingkat Permintaan Kualitas Produk/Jasa Pemasaran Konsentrasi Pelanggan

Kondisi Bisnis 35% Tingkat Persaingan

Kondisi Lokasi Usaha Teknik/Produksi Kondisi Mesin & Peralatan

Penilaian Supply Pengalaman Tingkat Pendidikan Manajemen Integritas/Reputasi

Manajemen 35% Struktur/sistem

Succesion Planning

Kualitas Informasi Keuangan Umum Hubungan dengan Bank Likuiditas Current Ratio

Leverage DER

Keuangan 20 % EBITDA/total Debt

Cash Flow EBITDA/Interest Profitability EAT/Sales

Growth Sales Growth

Tabel 1. Detail Kriteria CRR b. CCR

CCR merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat risiko kerugian

(probability of loss) yang akan dihadapi oleh Bank dalam hal nasabah gagal memenuhi kewajibannya (in the event of default). Tingkat risiko kerugian dimaksud telah memperhitungkan jaminan sebagai unsur pembayaran kembali (recovery rate). Nilai CRR yang telah disesuaikan dengan kondisi jaminan akan menentukan nilai CCR, dengan prinsip-prinsip berikut :


(69)

43

2) Kondisi jaminan tetap dinilai berdasarkan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan, baik terhadap fasilitas Cash Loan (CL) maupun Non Cash Loan (NCL).

3) Masing- masing nasabah akan mempunyai persyaratan minimal jaminan sendiri (tidak selalu CEV control 50% dan Total CEV 100%), sesuai dengan jenis fasilitasnya.

4) Kondisi jaminan diperingkat berdasarkan seberapa besar penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan untuk masing- masing debitur. Nilai Rating Jaminan (RJ) antara 1-10. Nilai RJ ditentukan dengan melihat seberapa besar penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan untuk masing- masing debitur.

CCR ini mengukur tingkat risiko kerugian Bank terhadap kemampuan nasabah dalam membayar atau memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan kemampuan first-way out dan second-way out. Penilaian atas first-way out dan second-way out tersebut tetap menghasilkan 10 tingkatan risiko dalam CCR yang kriterianya sama dengan CRR, yaitu


(70)

(71)

45

3. Sub sistem realisasi pinjaman

Dalam sub sistem realisasi pinjaman ada beberapa entitas yang saling berhubungan antara Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang dan nasabah yang telah disetujui permohonan kredit, analis menyiapkan SKK/PK dan pembukaan rekening pinjaman yang selanjutnya proses tanda tangan dan realisasi pinjaman.

PEMOHON NASABAH PINJAMAN

PERJANJIAN

PINJAMAN BARU


(72)

46

4. Subsistem Kewenangan

Dalam sub sistem kewenangan, ada beberapa entitas yang saling berhubungan antara Petugas dengan group, dimana setiap petugas dapat akses kemenu yang telah diatur (setup) sesuai dengan kelompok kewena ngannya dengan terminal yang telah ditetapkan.

PETUGAS TERMINAL

GROUP

MENU

PRINTER Penunjukkan

Kewenangan

Mempunyai Bagian

Penampilan


(73)

47

D. Kamus Elemen data

Untuk memudahkan analisa digunakan data dictionary (kamus elemen data) yang berisi jenis dan format dalam database.

1. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur

Tabel 2. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur

Column Name Data Type Length

nDebiturId Int 10

cNamaDebitur varchar 50

cNPWP varchar 20

cPekerjaan varchar 40

nUmur Int 3

cJenisKelamin char 1

cAgama Char 1

cAlamatRumah Varchar 200

cTempatLahir varchar 20

dTglLahir date 0000-00-00

cNamaPasangan Varchar 40

cNamaPrsh varchar 40

cAlamat Kantor varchar 200

cTelpKantor varchar 15

cSektorUsaha char 3

cSubsektor varchar 60

nOmzet decimal 14,2

dBerdiri date 0000-00-00

nJumlahSDM int 4

nStatus int 1

cPendidikanFormal char 1

cJnsUsaha char 1

cTelpRumah varchar 15

cUserId varchar 15

dLastUpdate datetime 0000-00-00

00:00:00

cHobby varchar 30

cKeterangan varchar 60

cTempatUsaha varchar 100

cUserIdSCA varchar 15

cJnsPAK char 1

dTglInput date 0000-00-00

cUser NPP varchar 5

cJnsKredit varchar 4

nMaksKredit decimal 12,2

cResponsible varchar 6


(74)

48

Lanjutan Tabel 2.

Column Name Data Type Length

cNote Text

cCetakTolakan char 3

cLastTracking varchar 20

cHitKU char 3

cHitKP char 3

cHitBP char 3

nFinPeriode tinyint 2

nFinYYYY1 int 4

nFinMM1 tinyint 2

nFinYYYY2 int 4

nFinMM2 tinyint 2

nFinYYYY3 int 4

nFinMM3 tinyint 2

cFinType1 char 1

cFinType2 char 1

cFinType3 char 1

cSejakGir varchar 4

cSejakDep varchar 4

cSejakTab varchar 4

cSejakPin varchar 4

cRepGir varchar 20

cRepTab varchar 20

cRepDep varchar 20

cRepPin varchar 20

nProyeksiTahun tinyint 2

nProyeksiYYYY1 int 4

cNorekGiro varchar 15

cNorekPinjaman varchar 15

nCashProsPenj decimal 5,2

nPeriodeKreditPenj int 2

nScoreKU int 4

nScoreBU int 4

nScoreBP int 4

cUserIdRO varchar 20

cFlagExcp char 1

nMaksKreditPrev decimal 14,2

nRating1 Int 1

nRating2 int 10

nRating3 int 10

cUserIdSAP Varchar 15

cUserIdAP varchar 15

nPertPenjBersihCA decimal 6,2

nMaksKI decimal 14,2

nMaksKMK decimal 14,2

nMaksGB decimal 14,2


(75)

49

Lanjutan Tabel 2

Column Name Data Type Length

cResponsibleAP varchar 10

cFlagAnalisa varchar 10

cNoteExcCA Text

cNoteExsSCA Text

cOKPemSBC int 1

cUserIdCA Varchar 15

cKdSbc varchar 10

cUserIdSRO varchar 15

cOKWklSBC varchar 6

nCountRev int 10

nCashProsPenjtmp decimal 5,2 nPeriodeKreditPenjTmp int 2 nCashProsPembTmp decimal 5,2 nPeriodeKreditPembTmp int 2

cUseridPem varchar 15

cUserIdROP varchar 7

cUserIdCAP varchar 7

cUserIdAPP varchar 7

cSubSektorIRS varchar 4

cSubSektorIRS48 varchar 4

cUserIdSROP varchar 7

cUserIdSAPP varchar 7

nStatusJam int 2

nFlagAddJam int 1

nFlagBackRO int 2

cUserIdWKL1 varchar 7

cUserIdWKL2 varchar 7

cUserIdWKL1P varchar 7

cUserIdWKL2P varchar 7

cUserIdPemP varchar 7

cNamaAlias varchar 20

CNamaGadis varchar 30

cNoKTP varchar 30

cNoPaspor varchar 10

cStatusGelar varchar 4

cKetStatusGelar varchar 50

cKodeDati2 varchar 4

cKodeDati2Usaha varchar 4

cKecamatan varchar 20

cKelurahan varchar 20

cKodePos varchar 5

cNegaraDomDebitur varchar 20

cTempatAkte varchar 30

cNoAkteAwal varchar 15

cTglAkteAwal date 0000-00-00

cNoAkteAkhir varchar 15


(76)

50

2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem

Tabel 2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem

Column Name Data Type Length

nDebiturId int 10

cKode char 2

nNoPertanyaan int 3

nJawaban int 3

cKeterangan Text

nJawabanRO int 3

cKeteranganRO Text

nSequence bigint 4

dLastUpdateRO date 0000-00-00

dLastUpdateCA date 0000-00-00

3. Kamus elemen data Scoring

Tabel 3. Kamus elemen Data Scoring

Column Name Data Type Length

nDebiturId int 10

cKdSektor char 3

cJnsScoring Char 2

nItem Scoring Char 3

cPertanyaanId tinyint 2

nSeqJwb tinyint 1

nBobot int 3

cItemOrder tinyint 3

nWeight int 3

dLastUpdateCA date 0000-00-00

4. Kamus elemen data CRR

Tabel 4. Kamus elemen data CRR

Column Name Data Type Length

nGranTot decimal 5,2

nUnRating Int 3

nFixRating int 3

nInRating Int 3


(77)

51

Lanjutan Tabel 4

Column Name Data Type Length

cKdRest Char 3

cRest text

nTbunga int 5

nTPokok int 5

nCRR int 3

nTotCevCtr decimal 12,2

nTotCev decimal 12,2

nTotCevJamCtrl decimal 12,2

nTotCevJam decimal 12,2

nRjAkhir int 3

nCCR int 3

cHasilRating varchar 20

cPenyesuaianRja text

nSequence int 4

dLastUpdate date 0000-00-00

nCR decimal 5,2

nDER decimal 5,2

nEBITDAT decimal 5,2

nEBITDAI decimal 5,2

nEAT decimal 5,2

nGrowth decimal 5,2

cTraffic varchar 20

nSpace decimal 12,2

cKdAssPinj char 3

cTujuanAnalisa Text

cEvaFasilitas text

cHal Text

CFlagCov char

5. Kamus Elemen data Appraisal Plotting

Tabel 5. Kamus elemen data appraisal plotting

Column Name Data Type Length

nSeqJam int 5

nSequence int 5

cNoSuratPlot varchar 50

dTglSurat date 0000-00-00

dTglPlot date 0000-00-00

cObyekPlot Text

cHariPlot varchar 12

cSaksiPlot varchar 40


(78)

52

Lanjutan Tabel 5

Column Name Data Type Length

nLuasTanah decimal 12,2

nLuasBgn decimal 12,2

cAlamat varchar 50

cDesa varchar 40

cKecamatan varchar 50

cKabupaten varchar 50

cPropinsi varchar 50

cSaran Text

cPetugasPlot varchar 40

6. Kamus Elemen data Appraisal BATJ

Tabel 6. Kamus elemen data appraisal BATJ

Column Name Data Type Length

nSeqJam int 10

nSequence int 3

cNoBATJ varchar 30

cHariTaksasi varchar 15

dTglTaksasi date 0000-00-00

cTempatTaksasi varchar 40

cPetugas1 varchar 40

cJbtPetugas1 varchar 40

cPetugas2 varchar 40

cJbtPetugas2 varchar 40

cKondisi Text

nNilaiTaksasi1 decimal 12,2

nNilaiTaksasi2 decimal 12,2

nNilaiTaksasi3 decimal 12,2

nNilaiTaksasiBNI decimal 12,2

cSumber1 varchar 30

cSumber2 varchar 30

cSumber3 varchar 30


(79)

53

E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan

Untuk mendukung jalannya operasional suatu sistem informasi, perlu didukung oleh perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan jaringan (network) yang handal, kesesuaian relasi antara perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan haruslah sesuai, sehingga jalannya sistem dapat dilakukan secara optimal dan efisien, pengembangan SIKPT terdiri dari:

1. Operating System : Linux Suse version 7.2

2. Web Server Application : Apache version 1.3

3. Application Tool : PHP version 4.06

4. Database : MySQL version 3.23.39

Sedangkan perangkat yang digunakan adalah PC (intel base) server dengan spesifikasi sebagai berikut,

1. HP Proliant ML 530

2. Processor Intel  XEON  1.0 GHz (133 MHz) 3. RAM 512 MB

4. Backup device (DAT)

5. 8 hard disk @ 18 Gb (Raid 1) 6. 10/100 Mbps ethernet card 7. CD ROM Drive


(1)

88

Dengan memperhatikan prinsip -prinsip tersebut diatas akan dapat mengoptimalkan profitabilitas, dengan mempertahankan portepel perkreditan yang sehat dan operasi perkreditan yang efisien dan efektip serta dapat mengusahakan/mewujudkan Bank BNI sebagai Bank yang terkemuka di Indonesia dengan menjaga dan meningkatkan kualitas perkreditan serta pemberian pelayanan yang baik dalam pemberian kredit.


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

SI Kredit Produktif Terpusat yang dirancang dengan berbasis Web Site, merupakan penyempurnaan sistem otomasi yang lama, dimana sistem yang lama belum terintegrasi dengan optimal antara cabang, unit kredit produktif dan wilayah, sehingga dampaknya pada proses layanan kredit produktif menjadi lambat. Sedangkan dalam pengembangan sistem baru sudah terintegrasi antara cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah, sehingga sistem ini saling mendukung untuk menghasilkan layanan proses kredit yang lebih cepat.

SI Kredit produktif terpusat, terdapat 3 kelompok proses yang saling terkait seperti verifikasi, kalkulasi dan realisasi, dimana masing- masing mempunyai sub sistem. Dari beberapa sub sistem yang ada di cabang, unit kredit produktif maupun di wilayah perlu disempurnakan database terhadap sistem yang baru, sehingga sistem ini menjadi satu kesatuan yang terhubung satu sama lainnya. Untuk lebih dimengerti oleh pengguna, maka dibuat SI kredit produktif terpusat dengan menggunakan sistem operasi Linux dan program PHP serta Java.

Sistem informasi kredit Produktif Terpusat dirancang untuk mengotomasikan semua aktivitas di masing- masing unit dengan memanfaatkan relation database management system, logic programming lebih diefisienkan sehingga dapat mempercepat proses dengan didukung oleh jaringan komunikasi VSAT-broadband.

Dilihat dari kebutuhan perangkat keras maupun jaringan masih memadai untuk menunjang operasinya SI kredit produktif terpusat, sedangkan dari sisi organisasi dengan


(3)

90

diterapkannya sistem yang baru, kegiatan administrasi kredit tidak perlu dilakukan di cabang karena sudah terakomodasi di unit kredit produktif terpusat, sehingga pegawai cabang yang menangani administrasi kredit produktif dapat dialih tugaskan di lingkungan cabang yang bersangkutan atau dipindahkan ke unit kredit produktif terpusat.

Dengan diimplementasikan sistem yang baru, maka pengaruhnya terhadap efisien waktu, biaya dan organisasi sangat nyata. Efisiensi waktu dan biaya bila proses pemberian kredit produktif lebih lama maka peluang untuk mendapatkan bunga pinjaman berkurang, dilain pihak sumber dana pihak ketiga (deposito dan tabungan) merupakan dana mahal, sehingga semakin lama beban biaya bunga yang ditanggung semakin besar. Dari sisi organisasi cabang dengan dialihkannya tugas mengelola administrasi kredit produktif terpusat fungsi cabang sebagai unit operasional lebih fokus pada pemasaran (channel delivery), sedangkan kelemahan dari sistem baru ini adalah sangat tergantung dari pihak ketiga masalah komunikasi yaitu, bila komunikasi mati maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SI kredit produktif terpusat.

2. Saran

1. Sistem yang dikembangkan agar disosialisasikan dan dievaluasi secara berulang oleh pengguna sebelum diimplementasikan dalam rangka menjaring umpan balik sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan sistem ini agar dapat diterima dan diyakini oleh pengguna bahwa sistem ini dapat diimplementasikan.


(4)

91

2. Untuk mengurangi kegagalan dalam implementasi, perlu dibentuk tim yang handal dan perencanaan, serta koordinasi yang baik dengan unit terkait, implemetasi sebaiknya dilakukan secara bertahap.

3. Sejalan dengan perkembangannya, pertumbuhan pengguna yang menimbulkan permasalahan maka akan lebih baik untuk segera melakukan peningkatan kapasitas server dan web server fine tuning, karena kedua hal tersebut memerlukan effort yang lebih sedikit dibandingkan alternatif lain.

4. Untuk menghindari kegagalan sistem operasi dan layanan pada sistem informasi kredit produktif, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency ) antara lain cadangan (backup) server yang siap pakai agar dapat menggantikan secara cepat bila server mengalami kerusakan fatal dan saluran komunikasi bila terjadi gangguan, sehingga cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah dapat akses ke SI kredit produktif terpusat yang berada di Kantor Besar. Disamping itu yang lebih penting adalah perlunya disiapkan Business Continuity Plan untuk mengatasi kegagalan sistem yang diakibatkan oleh bencana yang tidak dapat dihindari.

5. Agar tercipta sistem baru yang handal, kajian lebih lanjut sangat diperlukan, terutama sistem jaringan komunikasi dan sistem perangkat keras,.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BNI, 1998, Buku Pedoman Untuk Retail Market (Otomasi Kredit Ritel), PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta

BNI, 2003, Annual Report PT. Bank Negara Indoensia (Persero) Tbk 2003, Jakarta BNI, 2005, Annual Report PT. Bank Negara Indoensia (Persero) Tbk 2005, Jakarta BNI, 2005, Penyempurnaan Kebijakan Perkreditan BNI, Jakarta

Bank Indonesia, 2005, Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Jakarta

Curtis, Graham 1995, Business Informatian System Analysis, Design an Practise, Second Edition, Addison – Wesley Publishing company Inc.

Davis, G.B., 1999, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Terjemahan), Penerbit PT. Ikrar Mandiri

Kroenke, D.M 1992, Management Information system, Second Edition, McGraw-Hill, New York

Lyu, M.R.,1996, Handbook of Software Reliability Engineering, McGraw-Hill, New York

Musa, J.D, 1998, Software Reliability Engineering, McGraw-Hill, New York

O’Brien, J.A 1999, Management Information System, Managing Information Technologi in the internetworked Enterprise, McGraw-Hill, New York

Olsen, D. 1998, Developing User Interfaces, Morgan Kaufmann

Pressman, R.S, 1997, Software Engineering: A Practitioner’s Approach, McGraw-Hill New York

Sommerville, I, 2003, Software Enginering, (Edisi 6), Erlangga, Jakarta

Tanenbauw, A. S, 1998, Computer Networks, 2nd edition, Penerbit Prentice-Hall. Inc USA


(6)

93

Whitten, J.L, L.D.Bentley, and K.C Dittman 2000, System analysis and Design Methods, Fifth Edition, McGraw-Hill, New York

Susilo., Y.S., Triandaru,S., dan Santoso,A.T.B.. 2000, Bank & Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta

httpd.apache.org/docs-20/misc/perf.tunig.htlm.Apache Perfomance Tuning. Downloaded 14 Januari 2005

www.sitepoint.com. Optimizing your MySQL Application. Downloaded : 14 Januari

2005

www.linuxjournal.com. Optimization and Fine Tuning | Linux Journal. Downloaded: 14

Januari 2005

http:phplens.com/lens/php-book/optimizing-debuging-php.php. A How to on optimizing PHP with tips and methodologies. Downloaded: 14 Januari 2005

www.networkcomputing.com/1213/121313.html . Networking Computing | Feature |

Network and Systems Infrastructure. Downloaded 14 Januari 2005

webmonkey wired.com/webmonkey. Tuning Apache Web Servers for speeds. Downloaded 14 Januari 2005