Manajemen Kredit Produktif UKM

III. PROSES BISNIS SIKPT

A. Manajemen Kredit Produktif UKM

Penyelenggaraan perkreditan akan berjalan dengan baik, bila memiliki landasan kebijakan yang dapat dijadikan pegangan sebagai panduan bagi pelakunya. Kebijakan kredit memiliki beberapa faktor yang menentukan untuk dijadikan bahan pertimbangan pembuatan kebijakan tersebut. Bila dipandang dari luar, kebijakan kredit ini sangat menentukan terciptanya mutu bisnis perkreditan yang berjalan, maka dari itu dibutuhkan kesinambungan informasi yang akan dio lah, baik yang datangnya dari dalam maupun luar. Mutu kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut Bank Indonesia, 2005: 1. Prospek usaha, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Potensi pertumbuhan usaha. b. Kondisi pasar dan posisi debiutr dalam persaingan. c. Kualitas manajemen dan permasalah tenaga kerja. d. Dukungan dari grup atau afiliasi. e. Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. 2. Kinerja debitur, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Perolehan laba b. Struktur permodalan c. Arus kas d. Sensitivitas terhadap risiko pasar 3. Kemampuan bayar, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Ketepatan pembayaran pokok dan bunga b. Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur c. Kelengkapan dokumentasi kredit d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit e. Kesesuaian penggunaan dana f. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban. Pelaksanaan proses bisnis kredit itu sendiri memiliki beberapa fase-fase yang merupakan hasil penurunan dari kebijakan yang yang telah disebutkan. Untuk melakukan setiap fase yang ada, dibutuhkan kecermatan dan ketajaman untuk dapat mengolah informasi- informasi yang didapat, sehingga hasil yang dicapai dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan sebelum terjadi penyimpangan. Dari fase- fase yang ada Lampiran 1 terbagi menjadi tiga bagian, antara lain : 1. Analisa Analisa merupakan fase tahap awal yang merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian dan akhirnya memberikan kesimpulan atau keputusan. Disini terjadi beberapa kegiatan analisa yang informasi- informasinya didapat dari debiturnya dan disekitarnya yang didapat dari debitur itu sendiri ataupun lingkungan- lingkungan disekitarnya. Jika terjadi kesalahan untuk menentukan keputusan pada fase ini, maka seterusnya akan terjadi kesalahan pada fase- fase selanjutnya. 2. Pemantauan Fase ini merupakan kegiatan untuk melakukan peninjauan terhadap debitur yang telah mendapatkan fasilitas kredit yang diinginkan. Disini dibutuhk an peran aktif bagi analis kreditnya, karena pada masa ini debitur harus selalu dipantau seluruh kondisinya yang berkaitan dengan debitur dan bisnisnya. 3. Penyelamatan Kegiatan yang tidak selalu berjalan dengan mulus merupakan suatu kendala yang harus dihadapi oleh kreditur. Pada kondisi ini, kreditur harus dapat dengan cepat untuk mengambil keputusan agar kerugian yang dialami tidak terlalu banyak.

B. SIKPT