6.1.1 Frekuensi Menonton Televisi
Berdasarkan hasil pengolahan data, responden yang memiliki frekuensi menonton televisi kurang dari 1 jam per hari berjumlah 5 orang atau 16.7 dari
total responden. Responden memiliki waktu yang sedikit untuk menonton televisi karena kesibukan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyebabkan
mereka jarang menonton televisi. Responden yang memiliki frekuensi menonton televisi lebih dari 3 jam per hari berjumlah 9 orang atau 30 dari total reponden.
Responden ini memiliki waktu menonton televisi yang banyak karena jadwal kuliah yang tidak padat serta tidak mengikuti banyak kegiatan baik di kampus
maupun luar kampus. Sebagian besar responden memiliki frekuensi menonton televisi per hari
antara 1 sampai dengan 3 jam berjumlah 16 orang atau 53.3 dari total responden. Responden ini memiliki waktu yang seimbang antara menonton
televisi dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
6.1.1.1 Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Kognitif Berdasarkan hasil uji antara frekuensi menonton televisi dengan sikap
kognitif didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.308 tabel 4. Nilai Koefisien korelasi ini menunjukkan hubungan yang tidak erat atau rendah. Hal tersebut juga
ditunjukkan pada tabel 3 dimana responden yang memiliki frekuensi menonton televisi paling rendah memiliki kognitif yang tinggi, sama dengan responden yang
memiliki frekuensi menonton televisi lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang erat antara frekuensi menonton televisi dengan kognitif.
Frekuensi menonton televisi tidak memiliki pengaruh yang kuat atau langsung terhadap sikap kognitif atau pengetahuan konsumen terhadap produk.
Semakin tinggi frekuensi menonton televisi konsumen tidak membuat pengetahuan konsumen akan produk Indomie semakin tinggi. Hal tersebut
disebabkan oleh pengetahuan mengenai produk Indomie tidak hanya didapat dengan seringnya menonton televisi. Beberapa responden yang memiliki
frekuensi menonton televisi tinggi akan tetapi jarang melihat iklan tersebut karena menonton televisi ketika waktu yang bukan jam penayangan iklan tersebut. Selain
itu terdapat pula beberapa responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai produk dengan hanya sekali melihat iklan tersebut. Responden tersebut
memiliki frekuensi menonton televisi yang rendah.
ket : Correlation Coefficient : nilai keeratan hubungan Sig 2-tailed : signifikansi 0.01, selang kepercayaan 90.28
N : jumlah responden
6.1.1.2 Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Afektif Berdasarkan hasil uji antara frekuensi menonton televisi dengan sikap
afektif didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.338 tabel 5. Nilai koefisien korelasi ini menunjukkan hubungan yang tidak erat atau rendah. Hal tersebut juga
ditunjukkan pada tabel 3 dimana responden yang memiliki frekuensi menonton televisi paling rendah memiliki afektif yang tinggi, sama dengan responden yang
memiliki frekuensi menonton televisi lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang erat antara frekuensi menonton televisi dengan afektif.
Frekuensi menonton televisi tidak memiliki pengaruh yang kuat atau langsung terhadap sikap afektif atau perasaan konsumen terhadap produk..
Semakin tinggi frekuensi menonton televisi konsumen tidak membuat konsumen semakin menyukai produk Indomie. Beberapa responden yang memiliki frekuensi
menonton televisi tinggi akan tetapi jarang melihat iklan tersebut karena mereka menonton televisi ketika waktu yang bukan jam penayangan iklan tersebut. Selain
Tabel 4. Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Kognitif
frektv Kognitif
Spearmans rho frektv
Correlation Coefficient 1.000
.308 Sig. 2-tailed
. .097
N 30
30 Kognitif
Correlation Coefficient .308
1.000 Sig. 2-tailed
.097 .
N 30
30
itu terdapat pula beberapa responden yang menyukai produk dengan hanya sekali melihat iklan tersebut. Responden tersebut memiliki frekuensi menonton televisi
yang rendah. Tabel 5. Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Afektif
frektv Afektif
Spearmans rho frektv
Correlation Coefficient 1.000
.338 Sig. 2-tailed
. .068
N 30
30 Afektif
Correlation Coefficient .338
1.000 Sig. 2-tailed
.068 .
N 30
30
ket : Correlation Coefficient : nilai keeratan hubungan Sig 2-tailed : signifikansi 0.01, selang kepercayaan 93.18
N : jumlah responden
6.1.1.3 Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Konatif Berdasarkan hasil uji antara frekuensi menonton televisi dengan sikap
konatif didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.470 yang berarti menunjukkan hubungan yang tidak erat atau rendah tabel 6
.
Hal tersebut juga ditunjukkan pada tabel 3 dimana responden yang memiliki frekuensi menonton televisi paling
rendah memiliki konatif yang tinggi, sama dengan responden yang memiliki frekuensi menonton televisi lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang erat antara frekuensi menonton televisi dengan konatif.
Frekuensi menonton televisi tidak memiliki pengaruh yang kuat atau langsung terhadap sikap konatif atau keinginan konsumen untuk membeli produk.
Semakin tinggi frekuensi menonton televisi konsumen tidak membuat konsumen semakin ingin membeli produk Indomie. Beberapa responden yang memiliki
frekuensi menonton televisi tinggi akan tetapi jarang melihat iklan tersebut karena menonton televisi ketika waktu yang bukan jam penayangan iklan tersebut. Selain
itu terdapat pula beberapa responden yang ingin membeli produk dengan hanya
sekali melihat iklan tersebut. Responden tersebut memiliki frekuensi menonton televisi yang rendah.
Tabel 6. Hubungan Frekuensi Menonton Televisi dengan Konatif
frektv Konatif
Spearmans rho frektv
Correlation Coefficient 1.000
.470 Sig. 2-tailed
. .009
N 30
30 Konatif
Correlation Coefficient .470
1.000 Sig. 2-tailed
.009 .
N 30
30
ket : Correlation Coefficient : nilai keeratan hubungan Sig 2-tailed : signifikansi 0.01, selang
kepercayaan 99.08 N
: jumlah responden
6.1.2 Tingkat Pengalaman