Latar Belakang Potensi Ubi Jalar Putih dan Merah (Ipomoea batatas L.) Untuk Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Dan Menekan Pertumbuhan Patogen

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi sangat besar di bidang pertanian. Berbagai jenis tanaman yang sangat bervariasi merupakan sumber daya alam yang potensial yang harus dihargai dan dimanfaatkan sebaik- baiknya. Hal ini menjadi salah satu dasar pemerintah untuk mengupayakan dan mensosialisasikan diversifikasi bahan pangan. Bahan pangan yang diangkat adalah pangan berkarbohidrat selain beras yang merupakan bahan pangan pokok penduduk Indonesia. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras, mempromosikan bahan pangan tersebut agar pengetahuan masyarakat menjadi lebih luas dan menggali potensinya yang menguntungkan terutama pengaruhnya terhadap kesehatan. Salah satu jenis tanaman pangan alternatif berkabohidrat yang cukup populer saat ini adalah ubi jalar Ipomoea batatas L.. Ubi jalar mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan ubi jalar dapat tumbuh sepanjang tahun di dataran rendah maupun di pegunungan sampai pada ketinggian 1000 meter. Tidak seperti tanaman palawija lainnya, ubi jalar tidak memerlukan tanah yang subur karena pada tanah yang subur yang tumbuh lebat hanya daun dan batangnya Soemartono, 1984. Selain itu, ubi jalar merupakan salah satu tanaman tropis yang paling penting peranannya dalam produksi tanaman pangan sedunia karena lebih dari 90 produksi dunia terdapat di Asia Bradburry, 1989. Saluran pencernaan manusia termasuk organ yang memiliki peranan sangat penting dalam metabolisme tubuh. Hal ini dikarenakan peranannya sebagai tempat pencernaan makanan yang disantap dan penyerapan zat-zat gizi. Saluran pencernaan manusia, khususnya usus halus dan besar, dihuni oleh mikroflora-mikroflora alami. Mikroflora alami usus ada yang bersifat menguntungkan, contohnya bakteri asam laktat BAL dan ada yang bersifat merugikan, contohnya patogen. Beberapa genus BAL dapat dikategorikan sebagai probiotik yang dapat memberikan pengaruh positif bagi kesehatan saluran pencernaan. Keseimbangan ekologi mikroflora usus tersebut sangat perlu dijaga untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan infeksi maupun gangguan pencernaan dengan cara mengontrol pertumbuhan bakteri patogen yang potensial Forestier et al., 2001. Pertumbuhan BAL di usus manusia dapat distimulasi dengan cara memberikan substrat-substrat yang dapat dicerna oleh bakteri tersebut sehingga populasinya meningkat dan dapat melawan bakteri patogen. Substrat-substrat yang dapat digunakan oleh BAL untuk menstimulasi pertumbuhannya dikenal dengan nama prebiotik. Beberapa contoh prebiotik adalah oligosakarida rafinosa, fruktooligosakarida, verbaskosa dan serat pangan dietary fiber. Ubi jalar merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang banyak dikenal dan cukup sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ubi ini mengandung oligosakarida yang berpotensi sebagai prebiotik, salah satunya adalah rafinosa Palmer, 1982. Namun demikian, penelitian mengenai efektivitas rafinosa sebagai prebiotik dan sinbiotik secara in vitro dan in vivo belum dilakukan.

B. Tujuan