akibat obat antibiotik, konstipasi dan kanker usus Salminen et al., 1998. Kemampuan BAL untuk menempel di permukaan mukosa usus, bersaing
dengan mikroflora lainnya dan produksi senyawa antibakteri menyebabkannya dapat bersaing dengan patogen lain yang merugikan dan
tahan terhadap asam dan cairan empedu Lambert dan Hull, 1996. Berdasarkan hasil pengujian secara in vitro menggunakan Caco-2 cells
terhadap beberapa jenis BAL, kemampuan invasif dari BAL terhadap perangkat pengujian tidak ditemukan Donohue dan Salminen, 1996. Hal ini
menunjukkan bahwa kolonisasi BAL di mukosa usus bersifat aman, tidak merusak dinding glikoprotein yang merupakan pelindung mukosa usus
sehingga tidak berpenetrasi ke dalam sel sehingga dapat dikateogrikan sebagai probiotik.
3. Lactobacillus sp.
Lactobacillus adalah genus BAL dengan jumlah anggota terbesar
yang sangat beragam karakteristik fenotip, biokimia dan fisiologisnya. Karakteristik umum bakteri ini adalah berbentuk bulat, dapat memproduksi
CO
2
dari glukosa dapat bersifat homofermentatif dan heterofermentatif, dapat tumbuh pada suhu 10
o
C, 6.5 NaCl dan pH 4.4 namun tidak dapat tumbuh pada 18 NaCl dan pH 9.6 Axelsson, 1998. BAL anggota genus ini
juga dapat dibedakan berdasarkan karakteristik fisiologisnya, yaitu produk
akhir metabolisme gula, yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Lactobacillus banyak menghuni saluran gastrointestinal bagian atas
dan dapat mengkolonisasi permukaan mukosa usus. Jumlah Lactobacillus tergolong sangat sedikit, yaitu jarang mencapai 10
3
mlg, namun jumlahnya di usus dan kolon dilaporkan mengandung 10
2
-10
5
dan 10
4
-10
9
per ml atau per gram secara berurutan Gorbach et al. 1967; Drasar dan Hill, 1974.
Lactobacillus dapat tahan terhadap asam lambung dan dapat melewatinya
sehingga dapat mencapai usus halus dan kolon. Bakteri jenis ini dapat bertahan pada kondisi dengan pH 4 selama beberapa minggu in vitro Lambert
dan Hull, 1996. Bakteri genus ini dikategorikan sebagai GRAS Generally
Recognized as Safe sehingga dapat digunakan dalam produk pembuatan
produk fermentasi dan aman dikonsumsi.
Tabel 2.4. Pembagian Lactobacillus berdasarkan karakteristik fisiologis
Karakteristik Grup 1
Homofermentatif obligat
Grup 2 Heterofermentatif
fakultatif Grup 3
Heterofermentatif obligat
Fermentasi pentosa CO
2
dari glukosa CO
2
dari glukonat Kehadiran FDP
adolase Kehadiran
fosfoketolase -
- -
+ -
L. acidophilus L. delbrüeckii
L. helveticus L. salivarus
+ -
+
a
+ +
b
L. casei L. curvatus
L. plantarum L. sake
+ +
+
a
- +
L. brevis L. buchneri
L. fermentum L. reuteri
Keterangan:
a
: saat terfermentasi
b
: diinduksi oleh pentosa Sumber : Axelsson 1998
Selamat 1992 menyatakan bahwa L. casei Rhamnosus bersifat homofermentatif, Gram positif, katalase negatif dan tidak membentuk spora
serta memiliki kemampuan untuk mengfermentasi gula-gula antara lain glukosa, laktosa, manosa, selobiosa dan rahmnosa.
L. casei Shirota adalah bakteri yang digunakan secara komersial untuk
produk Yakult. Bakteri ini diisolasi pertama kali oleh Minoru Shirota dari saluran pencernaan manusia Anonim, 1990. L. casei Shirota juga dapat
diisolasi dari susu dan produk susu Robinson, 1981. Selamat 1992 menyatakan morfologi bakteri ini adalah berbentuk
batang, koloni tunggal maupun berantai, panjang 1.5-5.0 µm dan lebar 0.6-0.7 µm, bersifat Gram positif, katalase negatif, homofermentatif dan tidak
endospora maupun kapsul serta tidak mempunya flagela. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada kondisi anerobik fakultatif, suhu 15-41
o
C dan pH 3.5 atau lebih. Kondisi pertumbuhan optimum bakteri ini adalah pada suhu
37
o
C dan pH 6.8. Studi in vitro dan in vivo pada manusia dan tikus terhadap
L. casei Shirota telah dilakukan dan menunjukkan hasil bahwa bakteri ini
dapat menyeimbangkan mikroflora usus, mencegah gangguan pencernaan dan membantu penyembuhan kanker sel permukaan kantong empedu Donohue
dan Salminen, 1996.
4. Bakteri F1